Rabu, 23 November 2011

MENCARI MAL RAMAH ISLAM

Euis Sarifah keluar dari musala di Plaza Atrium. Dia, pengunjung mal di bilangan Pasar Senen, Jakarta, itu terlihat membawa mukena, padahal dia tahu di musala tersebut menyediakan mukena. ”Mukena di sini bau,” jawabnya singkat ketika ditanya kenapa dia melakukan itu.

Kondisi musala yang lembab dan bau apek juga sering dijumpai oleh Ferlita Sari, seorang konsultan SDM dari Daya Dimensi Indonesia (DDI). ”Saya tidak mengerti dengan pengelola mal, mereka menyediakan fasilitas yang serba wah untuk banyak fasilitas lainnya, tapi seadanya untuk musala. Di tempatkan di dekat areal parkir, kadang di basement, lokasi yang susah dijangkau, kondisinyapun lembab dan bau apek. Aku jadi gemes,” ujar Ferli sedikit emosi, saat dimintai pendapatnya tentang musala-musala di mal.

Seiring dangan pertumbuhan kelas menengah, mal di Jakarta mengalami pertumbuhan pesat. Pada 2004, jumlah mal di Jakarta sebanyak 52, pada pada 2009 meningkat menjadi sekitar 80-90, menurut data Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI). Pertanyaannya, apakah mal-mal itu memberikan keramahan buat umat Islam. Penghuni mayoritas kota Jakarta ini?

Kalau menilik pendapat dua orang orang di atas, kita ragu mal-mal yang ada memberikan keramahan buat umat Islam. Keramahan dalam arti: mal menyediakan musala yang memadai dan nyaman buat umat Islam menunaikan salat. Kenapa ini menjadi ukuran? Karena buat umat Islam, salat adalah kewajiban beragama yang penting, bahkan esensial.

Untuk lebih jauh mendalami persoalan itu, Madina melakukan liputan mendalam dengan mengunjungi 25 mal yang kami anggap memadai sebagai sampling (cukup mewakili). Kami mengelompokkan empat kategori. Kategori pertama adalah Istimewa. Kategori istimewa adalah mal-mal yang memberikan fasilitas memadai dan sangat nyaman.

Termasuk dalam kategori ini adalah musala berada di tempat khusus, tidak di ruang parkir atau basement, atau di sudut yang susah dijangkau oleh pengunjung. Kebersihan dan perlengkapannya dirawat dengan maksimal. Ruang tempat salat mencukupi untuk minimal 30 orang jamaah. Mukena di cuci minimal 2 kali seminggu, ruang salat dibersihkan setiap hari, toilet terdekat dan tempat wudu dibersihkan setiap saat. Juga, menyediakan penitipan sepatu dan ada petugas yang melayani.

Kategori kedua adalah Baik. Masuk dalam kategori ini adalah musala berada di tempat yang relatif mudah dijangkau. Walaupun di tempat parkir atau basement tak jauh dari pintu keluar. Kapasitas musala cukup untuk 20-30 orang. Kebersihan terjaga dan ada petugas khusus yang menangani. Ruangan salat dibersihkan setiap hari. Mukena dicuci minimal seminggu sekali. Menyediakan penitipan sepatu. Toilet terdekat dan tempat wudhu selalu terjaga kebersihannya.

Kategori ketiga adalah Sedang. Masuk dalam kategori ini adalah musala berada di tempat parkir atau basement yang tak nyaman atau sumpek. Tapi, ruangan salat dan tempat wudu tidak terlihat kotor. Ruangan tidak lembab dan bau apek. Mukena dicuci seminggu sekali.

Kategori keempat adalah Buruk. Masuk dalam kategori ini adalah tempat musala berada di tempat parkir atau basement. Ruangan salat lembab dan kadang bau apek. Mukena dan alat salat lain terlihat lusuh dan bau apek.

Berdasarkan kategori tersebut, kami melakukan penilaian. Yang masuk kategori Istimewa: Pacifik Place, Plaza Indonesia, Mal Kelapa Gading, Senayan City, Pasaraya Blok M.

Kategori Baik: Pondok Indah Mal II, Taman Anggrek Mal, Blok M Plaza, Mal of Indonesia, Grand Indonesia, Blok M Square, ITC Cempaka Mas, Pusat Grosir Cililitan,

Kategori Sedang: Cibubur Junction, Plaza Semanggi, EX Plaza, Tamini Square, Mal Artha Gading.

Kategori Buruk: Mal Puri Indah, ITC Permata Hijau, ITC Ambassador, Pondok Indah I, Mal Ciputra, Plaza Atrium, Plaza Sarinah.

Mulai halaman berikut, kami paparkan gambaran beberapa musala dalam mal-mal yang kami kunjungi, dan yang kami anggap mewakili gambaran umum musala di mal-mal Jakarta.

Pasific Place (Istimewa)
Musala di mal ini agak unik. Yakni, ada penerima tamu yang selalu mengucapkan salam kepada setiap pengunjung. Sang penerima tamu juga merangkap penjaga barang-barang yang kita titipkan. Seperti sepatu/sandal atau barang bawaan lainnya.

Toilet dan tempat wudunya dipisah antara pria dan wanita serta sangat terjaga kebersihannya. Ruangan salatnya sejuk dan bersih serta mampu menampung 20-25 orang untuk jemaah pria saja.

Selain kegiatan yang sifatnya pengajian, musala ini juga mempunyai kegiatan yang lain. Sebagai contoh, kala musibah jebolnya tanggul Situ Gintung bulan lalu, pengurus musala ini datang dengan membawa bantuan yang mereka dapatkan dari sumbangan jemaah. Satu lagi, musala ini juga menyediakan air minuman kemasan botol yang bisa diambil gratis untuk para pengunjung. Lokasinya berada di lantai 2.

Plaza Indonesia (Istimewa)
Musala di Plaza Indonesia kondisinya cukup mewah. Ukurannya sedang. Lelaki dan perempuan dipisahkan. Kelengkapan sekolah dari mulai mukena, karpet, pentitpan sepatu dirawat dengan baik. Selain itu, ada petugas yang selalu siap berjaga. Baik untuk penitipan sepatu atau sandal dan menjaga kebersihan ruangan salat. Di tempat wudu disediakan dua buah tempat duduk yang terbuat dari besi stainless. Tempat duduk tersebut sering digunakan oleh orang tua saat mereka berwudu.

Setiap Rabu, di musala perempuan diadakan pengajian. Setiap Jumat diadakan salat Jumat dengan menggunakan ruang serbaguna. Pelayanan maupun sarana yang tersedia di musala Plaza Indonesia sangat baik.

Mal Kelapa Gading (Istimewa)
Musala di Mal Kelapa Gading berada di lantai dasar dan lantai dua. Musala di lantai dasar khusus buat pengunjung. Kondisi musala baik dan bersih. Saat memasuki musala tersebut tercium bau wangi. Disediakan mukena. Setiap pengunjung yang akan menggunakan mukena diminta tanda pengenalnya, yang kemudian ditukar dengan kartu peminjaman.

Mukena di laundry dua kali setiap minggu, sehingga tidak ada mukena yang bau. Saat ditemukan mukena yang kotor, segera dipisahkan. Toilet berada dekat dengan musala, bahkan disediakan tempat berhias atau merapikan diri, tempat meletakkan sepatu dan tempat duduk orang-orang yang memakai sepatu.

Ruangan musala cukup besar, hal itu menambah kenyamanan musala. Terlihat bahwa pengelola mal tersebut serius memberikan sarana ibadah buat orang-orang muslim.
Sementara musala di lantai dua buat karyawan, walaupun tidak menutup kemungkinan pengunjung bisa menggunakan musala tersebut. Tapi memang kondisinya tidak sebaik dan senyaman musala di lantai dasar.

Pasaraya Blok M (Istimewa)
Gedung ini memiliki masjid sendiri, bernama Masjid ALatief berada di lantai lima gedung A dengan desain dan arsitektur yang indah. Kemewahan juga terpancar dari masjid tersebut. Semua fasilitas di masjid terawat dengan baik. Tempat wudu bersih dan mukena dikontrol setiap hari.

Ada pengurus masjid dan karyawan yang khusus menangani masjid ini. Baik untuk perawatan secara fisik maupun pelaksanaan program. Masjid ini bisa menampung 1200 orang.

Senayan City (Baik)
Musala di mal ini tidak jauh beda dengan musala yang ada di Pasific Place. Bahkan musala di mal ini disebut mal eksekutif. Tapi di musala ini minus penerima tamu dan air minus kemasan botol gratis.

Kebersihan dan kenyamanaan di musala ini cukup terjaga. Namun pengurus musala ini cukup diskriminitif: musala ini hanya khusus digunakan untuk pengunjung saja, dan para karyawan diminta salat di tempat lain yang cukup jauh juga. Pengurus takut ada kasus kehilangan di musala ini.

Luas musala ini cukup menampung sekitar 25-30 orang untuk jemaah pria. Letak musala ini di lower ground.

Cilandak Town Square (Baik)
Musala berada di basement atau tidak jauh dari pusat informasi. Musala tersebut selalu tertutup oleh pintu kaca agar mengurangi kebisingan dari luar dan tetap menjaga kesejukan yang dihasilkan dari AC besar untuk sebuah musala. Tidak tampak petugas atau penjaga.

Musala terasa bersih dan nyaman. Tidak ada bekas kaki basah yang menapak di lantai musala dan dinding musala yang bening. Ada al-Quran di sana. Tempat wudu terpisah antara pria dan wanita begitu juga ruangan salatnya. Ukuran ruangan salat cukup untuk menampung sekitar 20-25 jemaah pria.

Karpet untuk salat terlihat bersih dan tidak tercium bau busuk. Menurut keterangan pengunjung wanita, mukena yang disediakan juga bersih (tidak terdapat bekas noda make up) dan tidak berbau busuk. Ada juga tempat menaruh sepatu dan sendal serta bangku panjang yang bisa digunakan untuk melepas atau mengenakan sepatu/sandal. Tapi, musala tersebut tidak menyediakan toilet. Tidak ada cermin untuk berias bagi pengunjung wanita.

Mal of Indonesia (Baik)
Musala di Mal of Indonesia (MOI) berada di lantai satu dan Lower Ground (LG). Musala untuk pengunjung menggunakan musala yang ada di lantai satu, untuk karyawan ada di LG. Di musala ini disediakan mukena yang dicuci seminggu sekali. Musala lelaki dan perempuan dipisah. Dipisahkan oleh tempat menunggu atau memakai sepatu.

Di tempat itu terdapat tempat penitipan sepatu, tapi petugas yang ada tidak memberikan pelayanan meletakkan sepatu atau sandal di tempat penitipan itu. Petugas hanya mengawasi, kalau ada pengunjung yang tidak meletakkan di tempat yang sudah disediakan, petugas akan memindahkannya. Di tempat itu disediakan sepasang tempat duduk setengah lingkaran yang saling berhadapan, terbuat dari kayu dan dialasi oleh alas berbusa.

Ada dua petugas, yang satu bertugas membersihkan atau mengeringkan lantai yang basah. Petugas lainnya mengawasi tempat menunggu. Petugas tidak standby, tapi waktu salat mereka datang mengawasi.

Grand Indonesia (Baik)
Ada dua musala di Grand Indonesia. Pertama, di lower ground (LG) dan lantai enam. Musala di LG cukup luas. Tempat salat lelaki dan perempuan dipisahkan oleh pembatas. Begitu juga dengan pintu untuk memasuki musala tersebut. Di tempat wudu lelaki dan perempuan disediakan toilet dengan kondisi cukup bersih. Juga tersedia tempat penitipan sepatu atau sandal dan dijaga oleh petugas Ada mukena sebanyak 20 buah. Ruang salat dan karpet setiap hari dibersihkan.

Didukung karena gedung baru dan perlengkapan baru, musala ini cukup nyaman, walaupun tidak tercium bau wangi. Kondisi musala di lantai enam hampir sama, tapi luas musala lebih kecil.

Blok M Square (Baik)
Masjid Nurul Iman terletak di parkiran paling atas, lantai 7. Posisinya persis di depan pintu lift. Menurut keterangan pengurus masjid, luas masjid tersebut sekitar 1656 m. Sangat luas untuk masjid di pusat perbelanjaan. Selain lebih mewah dibanding masjid di Blok M Plaza, karpet dan mukenadi masjid ini juga bersih.
Sirkulasi udara di masjid ini sangat baik. Selain dibantu kipas angin yang dipasang di beberapa titik, udara yang cukup deras di lantai tersebut bebas keluar masuk dari ventilasi yang cukup lebar.

Tidak hanya untuk salat, di masjid ini juga ada kajian tentang tafsir, fikih, hadis, dan akidah. Kegiatan tersebut dilaksanakan tiap hari kecuali hari jumat setelah salat Asar. Bahkan saat kami mengunjungi masjid tersebut, sorenya diadakan acara bedah buku (13/5).

Pusat Grosir Cililitan
(Baik)
Masjid As-Sinah berada di lahan parkir paling atas. Ukurannya lebih besar dari masjid di Tamini Square tapi lebih kecil dari masjid di Blok M Square. 40-60 orang jemaah pria tertampung di ruangan dalam masjid ini. Kebersihan selalu dijaga petugas di masjid ini. Mulai dari lantainya, karpetnya, dan juga mukenanya yang selalu dicuci seminggu dua kali meskipun mnerut pengakuan teman kami, Atti, cukup kotor.
Masjid ini tidak menyediakan toilet. Angin yang berhembus deras ke dalam masjid ini kadang melenakan jemaah yang selesai salat untuk merebakan tubuhnya di serambi masjid.

Iis, pengunjung dari Kemayoran, rela jauh-jauh datang ke masjid ini setelah dia meyelesaikan ujian di kampusnya di Rawamangun. Kunjungannya kali itu bukanlah yang pertama dan dia seperti ketagihan untuk datang lagi. Sayangnya, tidak kegiatan yang berarti seperti pengajian reguler di masjid ini selain sebagai tempat salat saja.

ITC Cempaka Mas (Baik)
Musala di ITC Cempaka Mas berada di samping bangunan pusat perbelanjaan tersebut. Ada sejarah yang melatar belakangi keberadaan musala tersebut. Setelah selesai dibangun, pengelola ITC meminta kepada pedagang di Pasar Tanah Abang untuk pindah atau membuka cabang ITC Cempaka Mas.

Saat itulah para pedagang di Tanah Abang bersedia pindah atau membuka cabang dengan syarat dibuatkan masjid atau musala. Karena permintaan itu, pengelola ITC Cempaka Mas membangun musala di pinggir timur bangunan ITC, yang disatukan dengan tempat pedagang makanan. Ruangan yang disediakan cukup besar, sehingga pada perkembangannya musala tersebut berubah nama menjadi masjid.

Pengelola ITC hanya menyediakan bangunan, serta fasilitas air dan listrik. Operasional keseharian diserahkan kepada para pedagang muslim yang membuka toko di pusat perbelanjaan tersebut. Akhirnya para pedagang di ITC Cempaka Mas membentuk kepengurusan musala dan merekrut beberapa orang untuk mengurus masjid. Dana operasional untuk menggaji dan merawat masjid berasal dari infak jamaah yang salat di musala tersebut.

Fasilitas di musala cukup lengkap dan terawat dengan baik. Mukena disediakan sekitar 150 buah, yang secara bergantian dicuci setiap hari. Tempat salat, tempat wudu, dan toilet terjaga dengan baik. Tidak tercium bau tak sedap. Terdapat penitipan sepatu yang tidak memungut biaya, walaupun areal untuk penitipan sepatu atau sandal harus menyewa dari pengelola ITC sebesar 300 ribu setiap bulan.

Selain salat, sering diadakan beberapa program. Yang rutin adalah kultum (”kuliah tujuh menit”, atau ceramah singkat) setiap hari sabtu setelah azan. Juga ada santunan dan pengajian untuk anak-anak yatim, pengajian untuk para pemulung, peringatan hari besar Islam dan bagi-bagi daging hewan kurban setiap lebaran haji.

Selain masjid yang ada di samping bangunan ITC, di dalam bangunan pusat perbelanjaan terdapat juga musala, yang terletak di basement. Musala itu tidak terawat dengan baik. Keadaannya sumpek dan lembab. Pengurus masjid sebenarnya meminta kepada pengelola untuk sekalian menangani musala tersebut, tapi pengelola menolaknya.

Baru empat bulan yang lalu pengurus masjid memaksa untuk mengelolanya. Keadaannya agak lebih baik, walaupun sumpek dan lembabnya tidak bisa dihindari, karena posisinya yang ada di basement dan di samping tempat parkir.

Pondok Indah Mal II (Baik)
Musala di mal ini tersedia di semua lantai (1, 2, dan 3) namun yang saya kunjungi hanya di lantai 1. Di musala itu ada petugas dan juga tempat penitipan sepatu/sandal. Tempat wudu bersih dan terpisah antara pria dan wanita. Ruang salat di musala ini mampu menampung sekitar 25-30 jemaah, dan dipisah antara pria dan wanita.

Karpet salat bersih dan tidak bau apek. Begitu juga dengan mukena. Kesejukan dari AC tidak terlalu terasa karena pintu musala selalu terbuka. Ada Al-Quran yang disediakan di ruangan salat. Tidak ada dinding rias di sana karena toilet tidak jauh dari musala. Di mal ini, musala untuk karyawan dan pengunjung dipisah (utara dan selatan).

Mal EX Plaza (Sedang)
Di EX Plaza musala berada di basement, tapi tidak jauh dari pintu keluar menuju areal parkir tersebut. Walaupun musala tersebut di basement kondisinya terawat dengan baik. Mukena, tempat wudu dan penitipain sepatu atau sandal selalu terjaga kebersihannya. Selalu ada petugas yang siap berjaga. Musalanya kecil, walaupun tidak sempit.

Untuk salat Jumat bergabung ke Plaza Indonesia. EX Plaza dan Plaza Indonesia berada dalam satu manajemen. Semua fasilitas dan sarana di musala disediakan oleh manajemen dari Plaza Indonesia.

Plaza Atrium Senen (Sedang)
Di Plaza Atrium Senen, musala berada di parkir tiga dan basement. Ruang salat perempuan dan lelaki terpisah. Karena berada di tempat parkir, musala terasa panas. Untuk itu dipasang kipas angin. Di dekat musala tidak tersedia toilet. Tempat wudu di tempatkan khusus, tapi agak jauh dari musala. Disediakan tempat penitipan sepatu atau sandal, dengan seorang petugas yang menjaga musala tersebut.

Kebersihan ruangan salat lumayan baik, karpetnya tidak bau, setiap hari dibersihkan. Sementara mukena dibersihkan seminggu sekali. Di musala tersebut tersedia Al Quran. Setiap Jumat diadakan shalat Jumat di areal parkir dekat musala.

Penempatannya di areal parkir mengesankan pengadaan musala bukan prioritas pengelola.

Mal Artha Gading (Sedang)
Di Mal Artha Gading, musala ada di lantai satu, lima, dan basement. Saat memasuki lorong menuju musala, sedikit tercium bau apek. Mungkin ini karena ruangan musala yang agak lembab dan dari sepatu-sepatu pengunjung yang diletakkan di penitipan sepatu

Di musala ini disediakan mukena berjumlah lima buah. Kondisi mukena tidak terawat. Di dekat musala tidak tersedia toilet, tapi tempat wudu berada di dekat ruangan musala. Selain itu tidak ada petugas yang khusus merawat musala.

Blok M Plaza (Sedang)
Nama masjidnya Nurul Anwar, terletak di lantai 4 A. Ada petugas yang siap membantu pengunjung untuk menitipkan sendal/sepatu. Toiletnya cukup bersih dan tidak jauh dari masjid. Setidaknya, ada tiga tempat terpisah yang bisa digunakan untuk mengambil air wudu.

Luas ruangan salat dalam hanya menampung sekitar 10-15 untuk jemaah pria. Namun halaman parkir yang sengaja dikosongkan bisa digunakan bila jemaah lebih banyak saat salat Magrib dan salat Jumat. Karpet salat dan mukena bersih dan tidak bau apek. Al-Quran juga disediakan oleh pengurus.

Sirkulasi udara di masjid ini baik karena tidak disekat tembok dan udara selalu masuk dari beberapa jendela yang cukup besar yang ada di tempat parkir tersebut. Di masjid itu, tidak ada kegiatan yang reguler.

Mal Taman Anggrek (Sedang)
Ada beberapa musala yang ada di mal ini, semuanya di tempat parkir. Di P2, P4, P7, dan P10. Dari keempat tempat tersebut, Madina hanya mampir di P4 saja. Musala di lantai ini berdampingan dengan toilet. Dekat pintu masuk musala, kita akan melihat rak penitipan sepatu/sandal.

Di dalam musala terasa bersih dan sejuk. Al-Quran juga disediakan untuk para pengunjung. Karpetnya tidak apek dan ada pengharum ruangan yang dipasang pada pendingin ruangan. Musala ini cukup menampung sekitar 15-20 orang untuk jemaah pria saja. Pengumuman di dalam musala tertera atas nama pengurus.

Mal Ciputra (Sedang)
Musala berada di parkiran lantai 4 A. Musala ini kira-kira menampung 15-20 orang untuk jemaah pria saja. Toilet jauh dari musala dan tempat wudu antara pria dan wanita dicampur. Tidak ada rak penitipan sepatu/sandal di musala ini.

Untuk kesejukan, musala ini mengandalkan kipas angin dan asupan udara yang masuk di tempat parkir tersebut. Al-Quran juga disediakan untuk dibaca pengunjung. Kebersihan di dalam musala cukup terjaga, mulai dari lantainya dan karpet untuk salatnya.

Plaza Semanggi (Sedang)
Mesjid di mal ini berada di parkir lantai 7. Akses menuju masjid sangat merepotkan. Tidak ada lift yang langsung menuju lantai 7. Dari lantai bawah kita harus berhenti lantai 3. Lalu dari lift ini kita mencari lift lain yang posisinya agak berjauhan dan menyempil di salah satu stan. Dari lift ini baru kita bisa ke lantai yang dituju.
Masjid di mal ini seperti Blok M Plaza dari segi ukuran. Bedanya, mesjid ini ditutupi kaca termasuk pintunya. Untuk kesejukan masjid ini mengandalkan dari pendingin ruangan yang diberi pengharum ruangan.

Karpet salat dan mukena dijamin kebersihannya. Mukena dicuci seminggu dua kali. Tempat wudu antara pria dan wanita dipisah. Namun untuk toilet, pria lebih beruntung karena lebih dekat. Sedangkan untuk wanita lebih jauh.

Tamini Square (Sedang)
Masjid At-Taqwa berada di lantai 7 atau di lahan parkir paling atas. Bila dibandingkan, ukuran masjid ini jauh lebih kecil dari masjid di Blok M Square. Untuk selain salat Magrib dan Jumat, ruang dalam masjid mampu menampung 30-40 orang jemaah pria.

Untuk menuju masjid ini perlu‘ kerja’ ekstra. Sebab posisinya agak menjorong ke dalam dari gedung yang ada di sampingnya. Sehingga ketika keluar dari lift, kita tidak bisa langsung melihat masjid tersebut.

Karpet salat cukup bersih dan tidak bau demikian juga mukenanya yang dicuci seminggu dua kali. Al-Quran bisa kita lihat di salah satu pojok masjid. Petugas juga siap membantu pengunjung yang ingin menitipkan sepatu/sandal. Sirkulasi udara lebih mengandalkan beberapa kipas angin dan angin yang cukup deras di lantai tersebut. Toilet dan tempat wudu juga bersih.

Mal Puri Indah (Buruk)
Di Mal Puri Indah, musala ada di lantai satu, dua, dan tiga. Lokasi mereka tak jauh dari toilet di lantai tersebut. Tempat wudu berada di dekat musala tersebut. Tidak disediakan tempat menaruh sepatu atau sendal. Setiap orang yang akan salat meletakkan sepatu atau sandal di pinggir tembok lorong menuju musala tersebut. Tidak ada petugas khusus yang menunggui dan membersihkan tersebut. Petugas yang membersihkan musala adalah petugas toilet. Petugas yang ditanya tidak mengetahui berapa kali Mukena dibersihkan dalam seminggu.

Lorong menuju musala agak berliku-liku. Saat berada di lorong tersebut tercium bau yang agak kurang sedap. Mungkin karena lorong tersebut tidak ada ventilasi dan kondisi ruangan yang agak lembab. Kondisi musala tidak terlihat kotor, walaupun tidak terlalu nyaman.

Cibubur Junction (Buruk)
Letaknya di basement. Ukuran masjid An-Nur ini hanya mampu menampung sekitar 15-20 orang jemaah untuk pria. Tapi untuk salat Magrib dan salat Jumat, biasanya lahan parkir di sekitarnya dipergunakan untuk salat.

Kebisingan kipas angin pemasok udara ke dalam mal yang berada dekat dengan masjid begitu mengganggu. Belum lagi deru mesin mobil dan suara klakson. Di lantai masjid juga sangat tampak bekas kaki basah yang mengering. Karpet untuk salatpun banyak terdapat noda.

Tidak ada petugas di masjid ini namun kita disediakan rak penitipan sandal/sepatu. Toilet cukup dekat dari masjid. Masalahnya, tidak ada sinyal hp di tempat ini.

ITC Permata Hijau (Buruk)
Musala di ITC Permata Hijau berada dilantai dua. Ruang salat lelaki dan perempuan dipisahkan dengan pembatas, begitupun dengan tempat wudunya. Jarak tempat wudu dan ruangan salat cukup dekat. Tidak tersedia keset, sehingga orang yang akan salat akan memasuki musala dengan kaki yang masih basah. Ini membuat karpet agak bau apek. Selain itu, kondisi musala juga lembab.

Di ruangan salat perempuan disediakan mukena sebanyak sepuluh. Kondisi mukena tersebut tidak terawat dan tertata dengan baik, hanya ditumpuk. Mukena-mukena itu juga terkesan lusuh dan tidak ada perawatan intensif, petugas di sana tidak mengetahui berapa kali mukena itu dicuci dalam seminggu. Beberapa mukena tercium bau. Selain itu, juga tidak disediakan tempat meletakkan sepatu atau sandal. Sepatu atau sandal diletakkan di pinggir-pinggir tembok lorong. Lokasi toilet berada terpisah dengan lokasi musala.

Selain salat tidak adak aktivitas atau program yang diadakan di musala tersebut. Bahkan di ITC Permata Hijau tidak diadakan salat Jumat. Walaupun musala tersebut masih layak digunakan, tetapi kondisinya tidak nyaman.

Mal Ambasador
(Buruk)
Musala terletak di lantai 3. Tiolet dan tempat wudu jauh dari musala. Karpet salat dan dinding musala terlihat sangat kumal. Musala ini sepertinya toko yang berada di ujung yang diubah menjadi tempat ibadah. Tepat di depan musala ada tangga jalan.
Kondisi sekitar musala cukup bising. Musala ini mampu menampung 10-15 orang untuk jemaah pria saja.

Pondok Indah Mal I (Buruk)
Di mal ini, ada musala di lantai 1, 2, dan 3. Untuk menuju musala di mal ini, setidaknya di lantai I yang saya kunjungi, tidak terlalu sulit. Ada tanda berupa kubah dan menara yang menjadi simbol dari rumah ibadah umat islam tersebut.
Sayangnya ukuran musala di mal ini lebih kecil dibanding mal sebelahnya. Hanya menampung sekitar 20-25 jemaah baik pria dan wanita. Tempat wudunyapun digabung antara pria dan wanita, dengan tiga kran.

Karpet di musala ini agak dekil tapi tidak bau apek. Mukena yang disediakan tampak kumal, entah berapa kali dicuci. Tidak ada petugas khusus di musala ini dan untuk sirkulasi udara di musala ini hanya mengandalkan kipas angin. Musala di mal ini agak jauh dari toilet dan situasi sekitarnya cukup bising karena ada pembangunan lift dan suara kayawan bersenda gurau.

Sarinah (Buruk)
Musala di Sarinah berada di lantai empat. Ukurannya sedang. Tempat wudu dan toilet berada tidak jauh dari musala. Kondisi karpet terlihat sudah lama. Walaupun sudah ada karpet disediakan juga sajadah. Tapi sayangnnya kondisi sajadahnya terlihat sudah lama dan lusuh. Beberapa perlengkapanpun terlihat tidak tertata dengan rapi. Untuk perempuan disediakan juga mukena sebanyak sepuluh buah.

Di Sarinah tidak diadakan salat Jumat. Mereka bergabung dengan masjid yang berada di gedung sebelah. Walaupun musala ini dirawat, tapi dengan perawatan yang minimal.
Liputan ini dilakukan pada Mei 2009 dan pernah dimuat di Majalah Madina Edisi N0. 17, Juni 2009. Saat ini mungkin kondisinya berubah, bisa lebih baik atau lebih buruk.

Laporan oleh: Warsa Tarsono, Irwan Amrizal, Atti Kurnia

4 komentar:

  1. mampir ke blog saya ya http://kisahkisahislamiah.blogspot.com

    BalasHapus
  2. Terima kasih kunjungannya, saya pasti ke sana

    BalasHapus
  3. Deskripsi yang sangat detail. Berharap suatu saat www.mukenaindonesia.org bisa kontribusi penyediaan dan perawatan mukena di tempat-tempat di atas.

    BalasHapus