Minggu, 30 November 2008

Toyota Dream Art Contest


"Saya seneng acaranya seru", demikian disampaikan oleh Fajrin siswa kelas IV SD Percontohan 01 Pancoran, saat diminta komentar tentang acara Toyota Dream Art Contest, Kamis 27 November 2008 di Pancoran.

Toyota Dream Art Contest adalah program lomba menggambar buat anak-anak se Asia yang diadakan oleh Toyota Jepang bekerjasama dengan Reader Digest Indonesia (RDI). Acara ini bertujuan untuk mencari ide-ide kreatif mobil masa depan. Pemenang lomba ini akan diajak jalan-jalan ke Jepang, mengunjungi pabrik Toyota di Nagayo dan beberapa tempat wisata di Jepang. Di Indonesia acara ini sekaligus dipergunakan untuk mengenalkan mobil terbaru Toyota yang ramah lingkungan.

Agar kegiatan ini lebih berkesan, setelah selesai menggambar anak-anak diajak untuk bermain edukatif games(Edugames)yang dipandu oleh tim dari Sahabat Cahaya (www.sahabatcahaya.net). Selain Ice breaking anak-anak diajak bermain games sains. Games sains adalah games yang memadukan permainan, kompetisi dan pengetahuan dan eksperimen sains. Pada kesempatan ini games yang diberikan antara lain: membuat mobil tenaga angin, roket air dengan memanfaatkan pencampuran zat kimia dan Cara sederhana membuat film kartun. Dalam sesi ini tim dari Toyota Astra memberikan kuis, dan setiap pemenang mendapat bingkisan dari Toyota Astra.

Setelah sesi edugames, pemenang dari setiap games diberikan kesempatan untuk berkeliling naik mobil Prius, mobil Toyota terbaru yang ramah lingkungan.

Acara selesai dan terlihat muka ceria anak-anak menikmati program tersebut.

Wassalam,

wtarsono

Baca selengkapnya......

Sabtu, 29 November 2008

Suami yang Teguh, Istri yang Setia


Tulisan ini saya buat Rabu, 8 Desember 2004. Saat itu Anwar Ibrahim baru keluar dari penjara. Beberapa tokoh, diantaranya Adi Sasono, mengundang Anwar Ibrahim datang ke Indonesia.

Suami yang Teguh, Istri yang Setia

"Semoga tidak sedang terjangkit batuk dan flu"

Semalam saya bersama Hendra, Mas Tatang menghadiri pidato kebudayaan Dato Seri Anwar Ibrahim, mantan wakil perdana menteri Malaysia. Terlihat juga teman-teman YISC yang lainnya antara Surya, Max dan Sugeng. Saya sangat beruntung bisa menghadiri forum tersebut, ada banyak inspirasi dan pelajaran yang bisa kita petik dari pidatonya. Saya juga merasa malu kepadanya, betapa tidak, dia yang bukan warga Indonesia lebih paham akan budaya dan karya-karya besar dari para seniman dan sastrawan Indonesia. Begitu juga dia sangat bangga dengan Indonesia, yang menurut dia telah melahirkan tokoh-tokoh intelektual, seniman dan politikus yang perlu diteladani. Sujatmoko, Hamka,Natsir, Sukarno dan beberapa lainnya dia sebut. Tokoh itu menurut dia tentu lahir dari wacana dan pergolakan yang sengit dan penuh makna di Indonesia. Itu patut dibanggakan! Ungkapnya.

Sementara saat ini kita sendiri seolah sudah mengikis kebanggaan kepada bangsa kita sendiri, sehingga lumrah ketika sebuah produk oli beriklan bukan menyebutkan keunggulan produknya tetapi menyebut asal negara yang memproduksinya.

Satu kutipan yang membuka pikiran saya adalah saat dia menafsirkan ayat/hadits sbb: Janganlah engkau mengatakan sesuatu yang tidak engkau lakukan". bagi dia firman/hadits itu adalah prinsip yang harus dipegang teguh oleh setiap orang, apalagi pemimpin. Karena dampak yang akan ditimbulkan oleh kebiasaan itu akan menghancurkan dirinya dan masyarakat, bahkan bangsanya. Rentetan dampak negatif dari
kebiasaan berperilaku seperti itu akan menumbuhkan masyarakat yang rapuh.

Anwar Ibrahim bagi kalangan aktivis Indonesia tahun 60-70 adalah sosok yang familiar, mereka sering berinteraksi dan bertukar gagasan. Bahkan ketika banyak seniman di Indonesia dicekal dia memintanya untuk tampil di Malaysia. Sehingga ketika dia dimasukan ke dalam penjara oleh rezim Mahatir Muhammad, Anwar Ibrahim mendapat simpati dari banyak tokoh di Indonesia.

Saat ini dia baru dibebaskan dari penjara setelah adanya pergantian kekuasaan di Malaysia. Saat dia memberikan pidato, memang terlihat dia sosok yang bersahaja, lugas dalam bicara. Sehingga setiap kata yang dilontarkan seolah selalu punya makna. Sebagai seorang negarawan dia mempunyai visi yang bagus yang patut ditiru oleh para pemimpin di Indonesia. Dalam perjalanan hidupnya berulang kali dia masuk penjara, karena keteguhannya memegang prinsip.

Anwar Ibrahim didampingi oleh seorang istri yang setia dan bersahaja, terlihat sekali kesantunannya. Ada banyak pemikiran dan gagasan yang patut ditiru oleh kita dan para pemimpin kita, gagasan-gagasan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera.

Semoga bermanfaat.

wassalam,

wtarsono

Baca selengkapnya......

Jumat, 28 November 2008

Aku Rindu Payung


Mudah-mudahan semua sudah menyiapkan payung menghadapi musim hujan tahun ini. Saya sendiri biasanya menjelang musim hujan selalu membeli payung baru. Tetapi saat ini saya belum sempat membelinya.

Payung mungkin hal kecil, keberadaannya seringkali kita abaikan. Kita tiba-tiba merasa memerlukannya saat akan turun hujan. Kita menjadi gelisah saat kita sadar kita tidak bawa payung.

Bagi saya Hujan sering membuat saya marah. Dalam persepsi saya hujan akan menghambat segala aktivitas yang direncanakan. Saya malu dan tidak nyaman saat bertemu orang dengan tubuh yangbasah kuyup. Tanpa saya sadari kata-kata keluhan, marah dan ekspresi kekecewaam lainnya terlontar. Padahal Allah menyebut hujan sebagai rahmat bagi manusia. Mungkin iya? Tapi.......(selalu ada alasan).

Saya percaya bagi banyak orang hujan akan semakin mendekatkan dirinya kepada Allah. Maka yang terlontar justru kalimat-kalimat syukur atas rahmatnya.

Mungkin karena iman saya yang masih lemah dan belum bisa memaknai setiap kejadian sebagai hal yang positif, maka marah, kesal dan sejenisnyalah yang muncul.

Belakangan, dalam dua tahun ini saya setiap musim hujan tiba selalu membili payung dan membawanya kemanapun saya pergi (kalau tidak lupa). Alhamdulillah sedikit mengurangi umpatan dan rasa kesal saat hujan tiba. Walaupun tidak seluruhnya. Saya yakini ada hal yang harus diperbaiki mengenai persepsi dan rasa syukur atas apa yang diberikan Allah kepada saya. Mudah-mudahan saya bisa melakukannya. Semoga Sahabat semua sudi berdoa untuk saya atas hal tersebut.

Semoga Allah selalu memberikan kemudahan untuk semua cita-cita kita.

Catatan: Tulisan ini saya buat dan dikirim ke millis Selasa, 30 Nov 2004. Sama seperti saat ini, Waktu itu mau memasuki musim hujun. Bahagianya saya, setelah tulisan ini dikirim ke millis ada teman yang kemudian membelikan saya payung.

Terima Kasih

Wassalam,

mwt

Baca selengkapnya......

Kamis, 27 November 2008

Lama Tak Berarti Usang


Lama tak berarti Usang, bukan berarti tidak bermakna. Hal itu saya rasakan setelah membaca kembali tulisan-tulisan yang saya buat dan dikirim ke millis-millis dimana saya tergabung. Ada rasa bahagia saat saya kembali menemukan makna, menemukan kembali inspirasi, menemukan kembali hikmah.

Ada juga rasa malu, saat menemukan kembali beberapa idealisme yang saya ingin wujudkan, atau saya ingin lakukan tidak juga terlaksana. Karena kelalaian saya.

Terutama untuk kepentingan saya, untuk mengingatkan diri saya, saya akan kembali menampilkan tulisan-tulisan tersebut dalam blog ini.

Salam,

wtarsono

Baca selengkapnya......

Rabu, 26 November 2008

Anugerah dan Tiga Misi Hidup


Saya menamakan blog saya dengan ANUGERAH. Penggunaan kata itu merupakan ungkapan syukur saya kepada Allah, yang menciptakan dan menjadikan saya seperti saat ini.

Selanjutnya sayapun menuliskan tentang diri saya dalam hidup saya. Itulah misi hidup saya. Ada tiga misi.

Satu persatu ketiga misi tersebut ingin saya uraikan. Walaupun detailnya bukan pada tulisan ini. Menyusul akan saya buatkan. Di sini saya hanya akan menggambarkan secara umum saja.

Misi pertama adalah membuat orang untuk selalu tersenyum bahagia. Artinya saya ingin punya peran membuat orang atau siapapun yang berinteraksi dengan saya akan merasa nyaman, akan merasa senang dan akan merasa bahagia. Bukan pada saat bertemu saja, tetapi akan merasakan semua itu saat dan setelah bertemu dengan saya. Atau kalau ada orang yang merasa bosan dengan hidupnya maka dia akan berpikir ingin bertemu dengan saya. Bukan persoalan mudah, pasti akan sulit. Mengutif kata-kata Ismail Yusanto (Jubir HTI) "Sulit bukan berarti utopis".

Misi selanjutnya adalah mengisnpirasi kebajikan. Dalam misi tersebut saya ingin menempatkan diri saya sebagai orang yang menginspirasi orang lain terdorong melakukan kebaikan. Bukan untuk saya, tetapi buat orang lain, walaupun tidak menutup kemungkinannya. Ini juga sulit. Yang pasti sebelum saya mengisnpirasi, saya harus terlebih dahulu melakukannya. Melakukan kebajikan, kebaikan apapun itu.

Misi terakhir adalah mendorong dunia untuk bergerak dinamis. Pertanyaannya siapa yang didorong? Jawabnya adalah manusianya. Kenapa? Karena manusia adalah subjek, pelaku. Dengan apa? Dengan membuat orang mempunyai impian. Ya impian yang menggarakkan! Seperti syair lagu Laskar Pelangi dari Nidji. Mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukkan dunia!

Saat setiap orang bergerak, saat itulah dunia akan bergerak dinamis.

Inipun pasti sulit. Hanya akan menjadi mimpi saja sebelum kita sendiri bergerak atau berubah. Memulai dari diri sendiri, itu kuncinya!

Kehendak Untuk Berubah

Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal,
aku bermimpi ingin mengubah dunia.
Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku,
kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah.

Maka cita-cita itu pun agak kupersempit,
lalu kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku.
Namun tampaknya, hasrat itu pun tiada hasilnya.

Berikut saya kutipkan kisah pembelajaran yang terukir di sebuah makam di westminster abbey, inggris, 1100 M

Ketika usiaku semakin senja,
dengan semangatku yang masih tersiisa,
kuputuskan untuk mengubah keluargaku,
orang-orang yang paling dekat denganku.
Tetapi celakanya,
merekapun tidak mau diubah!

Dan kini,
sementara aku berbaring saat ajal menjelang,
tiba-tiba kusadari :
“andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku,
Maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan
mungkin aku bisa mengubah keluargaku.

Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka,
bisa jadi aku pun mampu memperbaiki negeriku;
Kemudian siapa tahu aku bahkan bisa mengubah
dunia!”


Wassalam,

wtarsono

Baca selengkapnya......

Selasa, 25 November 2008

Jalan-jalan ke Jepang Karena Menggambar


Jalan-jalan ke Jepang? Siapa yang tidak mau? Gratis lagi!

Nah kesempatan itu sekarang dibuka buat anak-anak Indonesia yang masih berusia 6 - 15 tahun. Adalah Toyota Jepang yang yang memberikan peluang itu. Caranya dengan mengikuti Toyota Dream Art Contest, yaitu lomba menggambar mobil impian masa depan. Peserta lomba ini anak-anak dari seluruh Asia, termasuk Indonesia. Penyelenggaraan sebelumnya peserta dari Indonesia berhasil menjadi pemenang lomba, terpilih dari 16 ribu gambar yang masuk ke panitia. Namanya Jovita Jonathan. Jovita menuturkan kegembiraannya.

"April tahun 2006, saya amat beruntung gambar saya gambar saya terpilih, dari 16 ribu gambar, menjadi juara pertama dalam perlombaan menggambar "Mobil Masa Depan Impianmu" untuk anak-anak yang diadakan Toyota, Sebaga hadiahnya, saya dan keluarga diundang mengunjungi pabrik Toyota di Nagaya Jepang. Rasanya senang sekali. Di sana kami mengelilingi kawasan Toyota yang dimulai dari Welding Shop hingga Assembling Shop. Kami jadi mengerti proses pembuatan mobil dari awal hingga selesai. Dari Nagoya kami menuju Tokyo dengan kereta super cepat Shinkansen 700. Bayangkan, jarak sejauh 350 km ditempuh hanya dalam waktu 1 jam 40 menit. Di Tokyo kami mengunjungi istana kaisar, dan tentu saja Disneyland. Sungguh ini adalah pengalaman yang tak mungkin terlupakan. Terima kasih Reader's Digest Indonesia (RDI) dan Toyota karena telah membuat saya mengikuti Toyota Dream Car Contest 2006".

Di kalimat terakhirnya Jovita menyanmpaikan terima kasih kepada Reader's Digest, karena penyelenggara acara di Indonesia adalah kerjasama Toyota Jepang dan Reader's Digest Indonesia. Pada tahun inipun masih sama. Informasi lengkap klik www.rdasia.com

Untuk lebih memeriahkan acara tersebut, Reader's Digest membuat konsep baru. Selain tetap menyelenggarakan lomba menggambar dan selanjutnya mengumpulkannya untuk di kirim ke Jepang, Reader's Digest membuat event di lima sekolah dasar di Jakarta. Edugames, demikian mereka menyebutnya.

Untuk keperluan itu, Reader's Digest menggandeng Sahabat Cahaya untuk mengisi games-games yang menghibur tanpa menghilangkan unsur-unsur pendidikan. Reader's Digest bermitra dengan Sahabat Cahaya, karena mereka melihat program Sahabat Cahaya menarik dan mendidik. Lihat program lengkap Sahabat Cahaya di:
www.sahabatcahaya.net.


Wassalam,

wtarsono

Baca selengkapnya......

Si Jago Merah



Film Si Jago Merah saat ini sedang diputar di bioskop-bioskop. Beberapa teman yang sudah menonton mengatakan cukup menghibur. Saya sebenarnya terpikir juga untuk menontonnya, walaupun belum terbayang kapan waktunya. Tetapi bukan kerena film tersebut saya membuat tulisan ini. Secara kebetulan Play Group Sahabat Kecil yang kami kelola hari Jum'at kemarin (21/11) mengadakan kunjungan ke markas pemadam kebakaran Jakarta Selatan di daerah Lebak Bulus. Tidak jauh dari terminal bus Lebak Bulus.

Saat para pengajar di sahabat kecil menyampaikan kepada saya bahwa anak-anak akan diajak melakukan kunjungan ke pemadam kebakaran, dalam hati ada rasa takjub terhadap gagasan mereka. Sebelumnya saya tak terbayang ada program seperti itu. Para guru berinisiatf mengenalkan pemadam kebakaran kepada anak-anak usia dini, dengan harapan anak-anak akan care terhadap profesi tersebut. Profesi yang tidak semua orang mau berada di posisi itu, termasuk juga kita, saya. Bahkan bisa jadi bukan hanya tidak mau berprofesi diposisi itu, lebih dari itu kita tidak care terhadap keberadaannya. Tidak mau tahu alamat pemadam kebakaran terdekat dari rumah atau kantor kita, tidak mau tahu nomor yang bisa kita hubungi kalau tetangga atau rumah kita terbakar.

Yang terjadi kita akan panik, kita akan menyalahkan orang-orang sekitar kita. Mengapa tidak ada yang tahu? Kita akan menyalahkan ketua RT/RW, kita akan menyalahkan orang kelurahan. Ironisnya kita tidak akan menyalahkan diri kita sendiri, mengapa kita tidak tahu? Tapi sudahlah, tidak dalam kontek itu saya menulis ini. Saya hanya ingin bercerita.

Saat saya sampai di lokasi, anak-anak sudah duduk di kursi dan menghadap ke petugas yang sedang menjelaskan apa dan bagaimana pemadam kebakaran bekerja. Mereka memutarkan film kartun tantang pemadam kebakaran. Sambil menonton petugas memberikan penjelasan lebih detail film yang diperlihatkan. Dalam tayangan tersebut dijelaskan bagaimana anak-anak untuk hati-hati terhadap api, untuk tidak main korek api atau lilin. Juga anjuran kepada orang tua untuk selalu tidak lupa mematikan kompor. Saat terlihat dalam tayangan seorang bapak membuang puntung rokok ke sampah, petugas berkata. "Itu untuk bapak-bapak, adik-adik bilang sama bapak agar jangan buang puntung rokok sembangarangan, karena hal itu bisa mengakibatkan kebakaran". Ungkapnya dengan semangat.

"Nah kalau sudah terjadi kebakaran adik-adik secepanya telepon ke nomor 113, nomor berapa adik-adik? Tanya petugas. "Satu-satu tiga" Jawab anak-anak serempak. "Nomor berapa"? Petugas mengulang pertanyaan. "Satu satu tiga". Jawab anak-anak serentak sambil mengacungkan tangan.

Seteleh tayangan selesai petugas mulai menyampaikan berbagai jenis mobil yang dioperasikan oleh pemadam kebakaran. Disini anak-anak mulai tidak konsen, bukan karena petugas kurang menarik tetapi karena istilah-istilah mobil tersebut banyak yang menggunakan bahasa inggris, sehingga mereka merasa asing.

Setelah memperkanalkan jenis-jenis mobil, petugas mulai memperkenalkan alat-alat yang digunakan petugas pemadam kebakaran. Bukan hanya memperlihatkan mereka juga mempraktekkan. Mulai dari memakai baju sampai memperagakan penggunaan alat alat tersebut. Saat petugas memakai baju lapangan, beberapa anak ketakutan bahkan sampai ada yang menangis. Walaupun ada juga anak yang berani memegang-megang baju petugas. "Kalau baju yang warna merah ini tahan panas tapi bukan api. Nah baju yang warna perak ini tahan api, tetapi kalau dibaka dalam waktu yang lama, bisa kebakar juga". Jelasnya. Beberapa anak yang berani meminta foto bersama dengan para petugas yang memakai baju pemadam.

"Nah sekarang adik-adik ingin naik mobil pemadam? Tanya petugas. "Mau" jawab anak-anak. "Tetapi om mau tanya dulu, kalau bisa jawab pertanyaan om, nanti adik-adik boleh naik mobil. Pertanyaannya berapa nomor telepon pemadam? Tanyanya. "Satu satu tiga". "Kurang keras". "Satu-satu tiga". Jawab mereka kembali. "Om gak denger ya". Celetuk salah satu anak. Petugas hanya mesem.

Setelah itu anak-anak diajak naik mobil, didampingi para pengajar. Saat anak-anak sudah di dalam mobil, sirine mobil dibunyikan, saat inilah kemudian beberapa anak ketakutan lagi, bahkan ada yang menangis. Tapi kemudian para pengajar meyakinkan anak-anak bahwa bunyi itu tidak masalah. Beberapa anak masih menangis, mobil tetap jalan. Setelah mobil memasuki jalan raya anak-anak sudah tidak ada yang menangis. Bahkan mereka mulai berteriak menunjuk-nunjuk mobil disekitarnya. Beberapa saat kemudian guru dan petugas pemadam kebakaran mengajak anak-anak menyanyi. Mobilpun menjadi meriah. Masyarakat di sekitar jalan yang dilewati mobil pemadam kebakaran terlihat heran kok ada anak-anak kecil berada di mobil pemadam kebakaran.

Kurang lebih sepuluh menit kemudian mobil pemadam kembali ke tempat semula. Terlihat wajah-wajah ceria anak-anak saat mereka keluar dari mobil. Tidak lama kemudian petugas kembali mengajak anak-anak, kali ini anak-anak diajak untuk menggunakan air penyemprot api.

Tanpa komando anak-anak sudah berlarian menuju selang penyemprot api. Mareka berebut untuk menggunakan. Petugas sigap dan kemudian mengatur anak-anak. Secara bergilir anak-anak mulai menggunakan selang penyemprot api. Bak seorang pemadam kebakaran.

Saya merasa bangga bukan saja kepada gagasan para pengajar di sahabat kecil. Saya juga apriciet terhadap para petugas pemadam kebakaran. Saat mereka menemani anak-anak, terlihat kesungguhan mereka, bahkan saat anak-anak mulai terlihat tidak konsentrasi, mereka tetap menerangkan dengan semangat. Tidak terlihat muka risih dari wajah mereka. Malah mereka terlihat bangga di kunjungi oleh anak-anak.

Bercerita tantang petugas pemadam kebakaran, saya jadi teringat salah satu kisah dalam buku Chicken Soup for the Soul. Cerita tentang sebuah keluarga yang bapaknya berprofesi sebagai petugas pemadam kebakaran. Suatu kali ibu dari keluarga itu menemani anaknya bermain dengan teman-temannya. Saya agak lupa mulai ceritanya dari mana, tetapi suatu kesempatan anak tersebut mendapatkan pertanyaan tentang profesi bapaknya. Saat mendapatkan pertanyaan seperti itu, anak tersebut enggan menyebutkan profesi bapaknya. Kejadian itu diketahui oleh ibunya. Ibunya tertegun melihat kejadian itu, dan ada marah saat anaknya malu mengatakan profesi bapaknya. Walaupun demikian tidak lantas dia memarahi anaknya. Baru setelah mereka berdua pulang ke rumah, ibunya mengajak anaknya untuk bicara.

"Nak kenapa kamu tidak menyebutkan pekerjaan bapakmu". Tanya ibunya. "Saya malu". Jawabya. "Kenapa malu"? Tanyanya kembali. "Pekerjaan Bapak kan bukan pekerjaan penting, bukan pekerjaan yang bisa dibanggakan". Jawabnya. "Nak semua profesi itu penting, dan semua bisa dibanggakan. Ibu bangga terhadap profesi ayahmu, dia berani mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan banyak orang. Dia berani mengambil resiko. Dan itu berarti Bapakmu berani mati untuk membiayai hidup kita, memberi makan kita dan membiayai sekolah kamu. Jadi profesi bapakmu penting, dan kamu harus bengga terhadap itu".

Anak itu tertegun menatap ibunya, air matanya berlinang, dan sesaat kemudian anak tersebut menghampiri ibunya dan memeluknya sambil berkata. "Maafkan saya Bu, sekarang saya tahu bapak adalah orang penting, dan saya bangga". Beberapa saat mereka perpelukan. Tak dapat ditahan ibunyapun meneteskan air matanya. (Ceritanya tidak persis sama, garis bersarnya seperti itu seingatku)

Wassalam

wtarsono

Baca selengkapnya......