Rabu, 26 November 2008

Anugerah dan Tiga Misi Hidup


Saya menamakan blog saya dengan ANUGERAH. Penggunaan kata itu merupakan ungkapan syukur saya kepada Allah, yang menciptakan dan menjadikan saya seperti saat ini.

Selanjutnya sayapun menuliskan tentang diri saya dalam hidup saya. Itulah misi hidup saya. Ada tiga misi.

Satu persatu ketiga misi tersebut ingin saya uraikan. Walaupun detailnya bukan pada tulisan ini. Menyusul akan saya buatkan. Di sini saya hanya akan menggambarkan secara umum saja.

Misi pertama adalah membuat orang untuk selalu tersenyum bahagia. Artinya saya ingin punya peran membuat orang atau siapapun yang berinteraksi dengan saya akan merasa nyaman, akan merasa senang dan akan merasa bahagia. Bukan pada saat bertemu saja, tetapi akan merasakan semua itu saat dan setelah bertemu dengan saya. Atau kalau ada orang yang merasa bosan dengan hidupnya maka dia akan berpikir ingin bertemu dengan saya. Bukan persoalan mudah, pasti akan sulit. Mengutif kata-kata Ismail Yusanto (Jubir HTI) "Sulit bukan berarti utopis".

Misi selanjutnya adalah mengisnpirasi kebajikan. Dalam misi tersebut saya ingin menempatkan diri saya sebagai orang yang menginspirasi orang lain terdorong melakukan kebaikan. Bukan untuk saya, tetapi buat orang lain, walaupun tidak menutup kemungkinannya. Ini juga sulit. Yang pasti sebelum saya mengisnpirasi, saya harus terlebih dahulu melakukannya. Melakukan kebajikan, kebaikan apapun itu.

Misi terakhir adalah mendorong dunia untuk bergerak dinamis. Pertanyaannya siapa yang didorong? Jawabnya adalah manusianya. Kenapa? Karena manusia adalah subjek, pelaku. Dengan apa? Dengan membuat orang mempunyai impian. Ya impian yang menggarakkan! Seperti syair lagu Laskar Pelangi dari Nidji. Mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukkan dunia!

Saat setiap orang bergerak, saat itulah dunia akan bergerak dinamis.

Inipun pasti sulit. Hanya akan menjadi mimpi saja sebelum kita sendiri bergerak atau berubah. Memulai dari diri sendiri, itu kuncinya!

Kehendak Untuk Berubah

Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal,
aku bermimpi ingin mengubah dunia.
Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku,
kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah.

Maka cita-cita itu pun agak kupersempit,
lalu kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku.
Namun tampaknya, hasrat itu pun tiada hasilnya.

Berikut saya kutipkan kisah pembelajaran yang terukir di sebuah makam di westminster abbey, inggris, 1100 M

Ketika usiaku semakin senja,
dengan semangatku yang masih tersiisa,
kuputuskan untuk mengubah keluargaku,
orang-orang yang paling dekat denganku.
Tetapi celakanya,
merekapun tidak mau diubah!

Dan kini,
sementara aku berbaring saat ajal menjelang,
tiba-tiba kusadari :
“andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku,
Maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan
mungkin aku bisa mengubah keluargaku.

Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka,
bisa jadi aku pun mampu memperbaiki negeriku;
Kemudian siapa tahu aku bahkan bisa mengubah
dunia!”


Wassalam,

wtarsono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar