Selasa, 27 Januari 2009

Prasangka


"Jika tidak bisa berbuat baik kepada seseorang, berprasangka baiklah kepadanya"

Tadi pagi saat sedang bersiap-siap untuk berangkat kerja, dengan tidak sengaja ikut menonton film kartun yang sedang ditonton keponakan. Semula hanya sekilas-sekilas menontonnya, sambil melakukan aktivitas lain. Tapi karena hujan tak kunjung reda, dan segala sesuatunya sudah beres, sambil menunggu akhirnya saya seriuskan menontonnya. Dalam arti hanya menonton film itu aktivitas saya.

Ceritanya sederhana saja, tapi menurut saya sarat makna. Ada seorang tukang pos yang merasa bangga akan profesinya. Selama ini dia selalu berhasil mengantarkan surat-surat yang dititipkan kepadanya. Karena keberhasilannya itu dia selalu bangga dengan apa yang dia lakukan.

Suatu kali dia mendapatkan tugas untuk mengirimkan surat ke suatu tempat. Dengan bergembira dia menjalankan tugasnya. Selama perjalanan dia selalu bernyanyi. Ditengah perjalanan dia mendapati tiga orang pengendara motor. Dia berpikir bahwa tiga orang pengendara motor tersebut bisa jadi penghalang dirinya, dalam menjalankan tugasnya. Takut benar-benar itu terjadi, tukang pos tersebut memutuskan untuk menyalip ketiga pengendara motor di depannya. Tanpa dia sadari dokumen yang akan dia kirimkan jatuh saat menyalip tiga pengendara motor tersebut. Tukang pos melaju dengan cepat meninggalkan ketiga pengendara motor itu.

Ketiga pengendara motor kaget saat disalip oleh mobil tukang pos. Lebih kaget lagi saat ada dokumen yang jatuh. Tanpa pikir panjang ketiga pengendara motor itu berhenti dan mengambil dokumen yang jatuh tersebut. Ketiga pengendara motor itu bersepakat untuk mengenbalikan dokumen itu. "Ini kesempatan kita berbuat baik" kata salah satu dari mereka.

Mereka bertiga mengejar mobil pos itu. Jarak semakin dekat. Si tukang pos melihatnya dari kaca spion. Merasa dikejar oleh ketiga pengendara tersebut dia semakin mengencangkan laju kendaraannya. Dalam hatinya dia berprasangka bahwa ketiga pengendara motor itu akan berbuat jahat kepadanya.

Kejar mengejarpun terjadi. Yang terjadi kemudian ketiga pengendara motor itu kehabisan bensin. Mereka bertiga menuntunnya sampai mendapati tempat pengisian bensin. Selama mereka menuntun motornya, dalam percakapan mereka terungkap kesungguhan untuk mengembalikan dokumen itu. "Pokoknya ini harus kita kembalikan".

Setelah mengisi bensin, mereka kembali meengejar mobil pos itu, sampai akhirnya mereka menemukannya.

Tukang pos menyadari kalau dia sedang dikejar oleh tiga pengendara motor tersebut. Diapun kembali mengencangkan laju kendaraannya. Kejar-kejaranpun kembali terjadi sampai mereka terpisahkan oleh jurang.

Saat melintasi jalan yang rawan tersebut dokumen yang dipegang pengendara motor lepas, dan kemudian si tukang pos mengambilnya. Dalam benak tukang pos, dia tetap berprasangka bahwa ketiga pengendara itu adalah orang-orang yang akan berbuat jahat kepadanya. Setelah mendapatkan dokumennya tersebut secepatnya meninggalkan ketika pengendara motor itu.

Sementara ketiga pengendara itu, setelah mengetahui barang tersebut kembali ditangan tukang pos, mereka bergembira, mereka merasa senang bisa mengembalikan dokumen, yang berarti mereka telah berbuat kebaikan.

Mereka kembali menaiki motornya. Saat mereka sedang bersantai di rumahnya, tiba-tiba pintunya diketok orang. Saat mereka mengetahui si tukang pos yang datang mereka menyambutnya. Berbeda dengan si tukang pos, dia merasa kaget dan merasa terjebak bertemu lagi dengan tiga pengendara motor itu. Dia akan bergegas kembali, tapi kemudian ditahan oleh ketiga pengendara itu. Tukang pos diyakinkan bahwa dia tidak salah datang ke situ, alamat yang dia tuju benar.

Setelah diyakinkan alamat dan orang yang dia tuju benar, tukang pos kembali. Ketiga pengendara itu membuka surat yang dia terima, ternyata surat yang mereka dapat adalah ucapan selamat valentine. Mereka bertiga bergembira, tapi kemudian salah satu dari mereka bertanya kepada tukang pos, apakah dia mendapatkan juga kartu ucapan selamat velentine. Tukang pos menjawab tidak. Katiga pengendara motor itu berkumpul memisahkan diri dari tukang pos. Saat kembali mereka menyerahkan kartu buat tukang pos. "Ini kartu ucapan valentine dari kami".

Merekapun akhirnya bersahabat. Ketiga pengendara motor itu, tidak pernah mereka merasa bahwa si tukang pos sebelumnya menyangka mereka sebagai orang jahat. Yang mereka rasakan, merasa berbahagia bertemu dengan orang yang pernah mereka tolong.

Salam,

wtarsono
27 Januari 2009
wtarsono@gmail.com

Baca selengkapnya......

Sabtu, 24 Januari 2009

Semula Untuk Blogg


Beberapa hari lalu saya menulis tantang pengalaman saya membantu orang di jalan. Judul tulisan tersebut "pertolongan sederhana di jalan raya". Tidak bermaksud ria dengan apa yang saya lakukan, tapi sekedar bercerita.

Selain bercerita tentang peristiwa kemarin, saya juga menuturkan beberapa peristiwa lain selama saya menggunakan motor di jalan -jalan Jakarta. Ada beberapa peristiwa yang selalu saya ingat sampai sekarang. Kadang berkaitan dengan orang lain, juga berkaitan dengan saya sendiri. Terutama pengalaman-pengalaman dibantu atau membantu orang.

Tulisan itu saya maksudkan untuk dimuat di blog saya. Dan memang setelah selesai, langsung saya kirimkan. Beberapa saat setelah dikirim, saya meilhat tampilannya. Saya membacanya kembali. Setelah membaca, saya berkata dalam hati, "Kok jadi panjang ya tulisannya". Kemudian saya cek jumlah karakter dalam tulisan itu. Ternyata mencapai 6500 karakter. Terpikir oleh saya untuk dikirmkan ke majalah atau media lainnya.

Setelah beberapa saat, berkata dalam hati saya, "Kenapa tidak dikirim ke Majalah Madina, seingat saya ada rubrik yang cocok buat tulisan itu". Majalah Madina adalah majalah dimana saya bekerja freelance sebagai wartawan. Selama ini, ada rubrik yang penulisnya hampir selalu bukan dari redaksi Madina sendiri.

Tak berpikir panjang, akhirnya saya kirim tulisan tersebut ke Pak Ade Armando, sebagai pemimpin redaksi majalah tersebut. Sehari kemudian saya bertemu dan langsung mengkonfirmasi tulisan tersebut, karena kalau tidak mau dimuat akan saya kirim ke media lainnya. Tak disangka Pak Ade memutuskan untuk memuat tulisan saya. Saya pun berucap syukur kepada Tuhan dan berterima kasih kepada Pak Ade. "Alhamdulillah, terima kasih bang", ucap saya.

Beberapa waktu lalu, saya pernah membaca ada orang-orang yang bisa menerbitkan buku yang isinya adalah tulisan-tulisan dia di bloggnya. Saya terisnpirasi, dan mudah-mudahan bisa juga seperti orang itu.

Saya jadi berpikir, kenapa tidak dari dulu memanfaatkan blog?! tanya saya kepada diri sendiri. Ternyata dengan blog kita secara tidak sadar belajar menulis atau mematangkan kemampuan menulis kita. Lebih dari itu, berpeluang ada orang yang bersedia membiayai penerbitan tulisan-tulisan kita.

Ingin membacanya? Silahkan beli majalah Madina edisi Anniversary Januari - Februari 2009.

Wassalam,
wtarsono@gmail.com
98946165

Baca selengkapnya......

Kamis, 22 Januari 2009

HEE AH LEE KEAJAIBAN CINTA SEORANG IBU


Hujan deras yang mengguyur Jakarta sekitar pukul enam malam, tidak menghalangi warga Jakarta untuk menyaksilan kepiawaian Hee Ah Lee memainkan piano. Semua tempat duduk terisi penuh bahkan banyak yang rela berdiri. Semua penonton terlihat antusias menyaksikan pertunjukan tersebut. Disetiap jeda permainan, selalu diikuti gemuruh sorak sorai penonton yang kagum atas kemahiran Hee Ah Lee.

Hee Ah Lee seorang pianis asal Korea Selatan yang hanya mempunyai empat jari tangan dan kaki sebatas lutut. Tetapi dengan keterbatasan fisik yang dia miliki, tidak menghalangi Hee Ah Lee untuk mahir memainkan piano. Kedatangannya ke Indonesia saat ini dalam rangka peluncuran buku yang diterbitkan oleh Penerbit Hikmah, kelompok penerbit Mizan. Buku tersebut ditulis oleh Kurnia Effendi.

Dalam acata tersebut tampil juga Sherina yang membawakan lagu My Heart Will Go On yang diiringi permainan piano Hee Ah Lee. Selain itu hadir juga Dwiki Dharmawan yang diminta untuk memberikan komentar atas buku dan permainan piano Hee Ah Lee.

Selama ini Hee Ah Lee telah memainkan komposisi bukan saja lagu-lagu populer, tetapi juga karya-karya klasik dari komposer terkenal. Tentu hal itu telah menghadirkan rasa kagum masyarakat, bukan saja masyarakat biasa tetapi bahkan para pemusik terkenal.

Menurut Dwiki Dharmawan musik klasik adalah musik yang tidak bisa dimainkan dengan asal-asalan. Musik klasik mempunyai kompleksitas yang rumit untuk dimainkan bahkan oleh orang yang mempunyai sepuluh jari. Kerena itu Dwiki sangat kagum terhadap Hee Ah Lee yang bisa memainkan musik klasik dengan hanya empat jari tangan yang dia miliki. ”Hee Ah Lee tidak lagi bermusik dengan fisik tetapi dengan spirit, dengan hati, dengan cinta”. Ungkapnya memberikan komentar.

Perjalanan hidup Hee Ah Lee memang sebuah kisah yang mengharukan dan menggugah spirit yang membacanya. Lahir dengan keterbatasan dan penolakan keluarga atas kelahirannya, tetapi berhasil mengatasi tantangan itu.

Hee Ah Lee sudah diketahui akan terlahir cacat ketika masih dalam kandungan. Karena kondisi tersebut dokter dan keluarga menyarankan kepada Woo Kap Sun, ibu Hee Ah untuk tidak melanjutkan kelahiran putrinya. Tetapi Woo Kap Sun tetap bersikukuh. ”Bagaimanapun juga, janin ini anak saya. Darah daging saya sendiri. Tak mungkin saya gugurkan.” Ungkapan cinta seorang ibu kepada anaknya.

Kehadiran seorang anak sesuatu yang Woo Kap Sun dambakan selama tujuh tahun pernikahannya. Karena itu dia bertekad melahirkan dan membesarkan anaknnya. Sebuah hadiah dari Tuhan, anggapnya.

Tantangan Woo Kap Sun berikutnya kembali datang dari keluarga besarnya. Mereka menganggap ketidak sempurnaan bayi yang dilahirkan Woo Kap Sun merupakan aib. Mereka meminta Hee Ah diserahkan ke panti asuhan. Mereka berpikir bahwa mungkin hidup sang bayi akan lebih baik jika diadopsi keluarga lain. Woo Kap Sun tidak bergeming, dia bersikukuh mempertahankan bayinya.

Ketika usia Hee Ah menginjak tujuh tahun, Woo Kap Sun berinisiatif melatih otot motorik jari Hee Ah. Dia gunakan piano kecil di rumahnya. Kesulitan lain muncul, kakinya yang hanya sebatas lutut tidak bisa menjangkau pedal piano. Sang ibu mencari akal, akhirnya dia mendapat informasi bahwa di Jepang ada yang membuat dan menjual pedal khusus. Diapun berangkat ke Jepang dan membeli pedal tersebut.

Ketekunan, kegigihan dan kesabaran Woo Kap Sun membuahkan hasil. Hee Ah Lee, anak berhasil dan mahir memainkan piano. Bukan hanya itu, Hee Ah Lee bahkan telah manggung dan tampil dalam banyak pertunjukan. Hee Ah Lee sudah menjadi pianis terkenal. Walaupun semula, tidak terpikir oleh Woo Kap Sun ingin menjadikan Hee Ah sebagai pianis terkenal.

Perjalanan kehidupan belum usai. Tantangan berat kembali dihadapi oleh Woo Kap Sun dan Hee Ah Lee. Semua bermula dari rasa bosan Hee Ah. Bosan untuk kembali berlatih. Bosan untuk kembali memenuhi undangan-undangan pertunjukan. Bosan untuk kembali memainkan piano yang selama ini menjadi harapan keduanya. Sebagai lambang prestasi dan kemandirian mereka. Saat itu Hee Ah Lee menginjak usia 13 tahun.

Bujukan Woo Kap Sun tidak bisa menggugah Hee Ah Lee. Piano yang semula menjadi nafas kehidupannya menjadi barang yang menakutkan. Bahkan hanya sekedar untuk melihatnya. Setiap kali guru lesnya datang, Hee Ah langsung menjerit-jerit memilukan, berteriak, tak mau berlatih lagi.

Woo Kap Sun merenung. ”Apakah cita-citaku untuk membentuk Hee Ah sebagai seorang pianis salah?” Apakah yang dilakukannya selama ini sebuah pemaksaan dirinya atau demi kebahagiaan Hee Ah? Pertanyaan-pertanyaan itu sering hadir dalam dirinya dan menciptakan kegelisahan yang tiada ujung.

Sampai akhirnya sebuah mukjizat Tuhan hadir dalam keluarga itu. Sebuah pertanyaan dari seorang wartawan yang tiada lagi mendengar dentingan piano dalam rumahnya. ”Tidak Ada Lagu Seindah Ini Lagi.” Headline sebuah koran.

Sorot mata Hee Ah berbinar lagi. Senyum Hee Ah ceria lagi. Hee Ah terkenang dengan sorot lampu yang menyirami penampilannya di atas panggung. Dengan tepuk tangan riuh yang mengelu-elukan dirinya.

Gairah Hee Ah bangkit. Semangat Woo Kap Sun menggelora kembali. Kedua ibu dan anak itu kembali menjemput harapannya, kembali meraih kebahagiaanya.

Baca selengkapnya......

Belajar Visi dari Cinta Laura


Menyebut Cinta Laura rasanya semua orang tahu, artis yang melejit lawat sinetron cinderela. Tahun pertama ketrlibatannya di sinetron telah dihargai sebagai artis pavorit oleh para permirsa SCTV. Diluar kemampuan actingnya Cinta Laura dikenal melalui cara bicaranya yang khas. Hampir saat dia bicara mencampurkan bahasa Indonesia dan Inggris. Tentu yang paling menarik dari bicara Cinta adalah penyebutan kata-kata tertentu yang khas. Udah ujan, becek, gak ada ojek adalah kata-kata yang sering ditirukan oleh masyarakat dengan pengucapan yang khas. Pernah juga saya mendapati email yang berisi berbagai pengucapan versi Cinta Laura. Kebon Jeruk menjadi kebon jeryuk dan lain-lainnya.

Suatu kali sebuah infotainment mendatangi rumahnya untuk wawancara. Saat diwawancarai Cinta baru bangun tidur. Tentu Cinta bicara dengan ciri khas cara bicaranya yang banyak menggunakan bahasa Inggris. Si reporter kemudian berkomentar: "Cinta Laura bangun tidur saja sudah bisa bahasa inggirs", tuturnya. Entah sebagai pujian atau lelucon.

Saya sendiri sebenarnya tidak terlalu mengikuti sinetron, berita atau informasi mengenai Cinta Laura, kalau tidak dikatakan, tidak perrduli. Sampai suatu ketika saya ditugaskan untuk mewawancarai Cinta.

Setelah mewawancarai dia, saya menemukan sesuatu yang lain dari dia, sesuatu yang menurutku beda dengan artis-artis lainnya. Satu hal yang sangat membedakan, Cinta Laura mempunyai visi yang besar, dengan kata lain visioner. Dia mempunyai cita-cita menjadi pakar atau ahli dengan level internasional.

"Kalau buat aku di sekolah aku harus menjadi nomor satu tidak mau menjadi nomor dua, nilainya harus paling bagus. Di SMA aku ingin nilainya tinggi-tinggi semua, karena obsesiku ingin kuliah di Harvard University di Amerika. Universitas nomor satu di dunia. Aku ingin menjadi orang paling sukses di dunia. Aku ingin menjadi psychologies atau economic advisor. Atau bisa juga ahli di technology seperti Bill Gates, bahkan kalau bisa lebih", tuturnya dengan bersemangat.

Baginya hidup yang asyik saat remaja adalah saat dia bisa ke sekolah tiap hari, mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah) dan bermain dengan teman-teman diwaktu senggangnya. ”Aku belum pernah bolos sekolah sampai saat ini”, lanjutnya bangga.

Demi sekolahnya, Cinta memutuskan untuk break dulu dari sinetron.

Buatku visi Cinta sesuatu yang tidak pernah terpikir saat aku seusia dia. Seingatku visi terjauhku saat remaja adalah menjadi masinis atau bekerja di PLN, jadi malu mengingat dan membandingkannya.

Wassalam,

wtarsono, Jakarta, 22 Januari 2009

Baca selengkapnya......

Selasa, 20 Januari 2009

Pantang Pulang Sebelum Padam


Sebuah ledakan keras yang terjadi sekitar pukul sembilan malam telah menyulut terjadinya kebakaran hebat di Depo Pertamina Plumpang. Kobaran api membesar dengan cepat menjilat-jilat ke udara mencapai ketinggian 100 meter. Sebuah stasiun televisi bisa menangkap gambar api tersebut dari gedung di jalan Kebon Sirih. Itu menandakan demikian besarnya kobaran api itu.

Tentu besarnya api menjadi lumrah karena yang terbakar adalah bahan bakar yang gampang terbakar dan dalam jumlah yang besar, sekitar 3000 kilo liter. Jumlah yang sangat banyak, apabila diuangkan nilainya kurang lebih 15 milyar.

Kebakaran tersebut mengakibatkan kepanikan masyarakat sekitarnya, banyak dari mereka kemudian mengungsi ke tempat-tempat lainnya yang lebih jauh, takut apinya menjalar ke rumah-rumah mereka. Apalagi setelah mereka tahu semakin malam api bukannya padam malah semakin membesar. Puluhan mobil kebakaran belum mampu menjinakkan kobaran api tersebut. Akhirnya sebagian petugas pemadam kebakaran dikonsentrasikan untuk menjaga api agar tidak menjalar ke rumah penduduk dan tangki lain yang memuat bahan bahar. Sebagian yang lain tetap berusaha memadamkan api tersebut.

Para petugas pemadam kebakaran menjadi satu-satunya harapan, karena tidak mungkin masyarakat bisa berpartisipasi, resikonya terlalu besar.

Raungan sirene mobil pemadam kebakaran tak pernah berhenti sepanjang malam itu. Artinya para petugas masih bekerja, berusaha memadamkan api. Mungkin disinilah slogan mereka sedang diuji. "Pantang Pulang Sebelum Padam", demikian bunyi slogan itu.

Pagi menjelang, kobaran api mulai mengecil, sekitar pukul tujuh pagi api benar-benar bisa dijinakkan. Lelah, kantuk pasti menghinggapi para petugas itu. Rasa puaspun menjadi dahaga yang membasuh semua keringat mereka.

Dibanyak kebakaran, para petugas memang menjadi harapan masyarakat. Karenanya kita patut berterima kasih kepada mereka. Kepada pengabdian mereka, kepada pengorbanan mereka, kepada keberanian mereka.

"Pantang Pulang Sebelum Padam" menjadi slogan yang bukan sekedar slogan.

Terima Kasih dari kami.

Wassalam,

wtarsono

Baca selengkapnya......

Sabtu, 17 Januari 2009

Menolong Orang di Jalan Raya


"Hekekat kehidupan bukanlah pada peristiwa-peristiwa besar, tetapi dalam peristiwa keseharian"

Kamis, 15 Januari lalu, dalam perjalanan menuju tempat kerja, di underpass Pasar Senen, saya mendapati seorang Bapak-bapak sedang memberhentikan motornya. Sekilas saya melihat dia sedang membetulkan sesuatu dimotornya. Mungkin ada masalah dengan motornya. Aaya sampaikan underpass Pasar Senen panjangnya lumayan jauh, sehingga kalau kita berhenti ditengah-tengahnya, terasa kesendiriannya, walaupun lalu lalang kendaraan demikian ramainya.

Terbersit ada keinginan untuk menolong bapak itu, tetapi entah kenapa saya tidak memberhentikan motor. Saya tetap melaju dengan kecepatan tinggi. Ada perasaaan menyesal setelah saya berlalu. "Ini kesempatan kamu berbuat baik, kenapa kamu lewatkan", batin saya meronta. "Mana keperduliannmu? mana komitmenmu untuk membantu orang? Apa buah dari kamu beragama? Bagaimana kalau Bapakmu yang sudah menua mengalami seperti itu? dan berbagai pertanyaan lain mencabik-cabik nurani saya.

Saya menyesal, ingin kembali ke Bapak tersebut, tetapi sudah tidak mungkin jaraknya semakin jauh, tidak bisa berputar karena satu arah. Meninggalkan motor, sesuatu yang tidak terpikir oleh saya saat itu. Ada rasa sedih dalam batin saya.

Beberapa saat saya melaju, di depan saya, dari kejauhan saya melihat kembali seseorang yang sedang membetulkan bawaan dalam motornya. Terlihat kesulitan dia membetulkan bawaaannya, karena besar dan beratnya barang yang dia bawa. Kalau dia tidak hati-hati motornya bisa jatuh dan bisa membahayakan kendaraan yang lewat dengan kecepatan tinggi. Dan memang hampir semua kendaraan yang lewat melaju dengan kecepatan tinggi.

Saya tidak ingin melewati kesempatan tersebut, semakin mendekat saya memelankan laju kendaraan saya, dan kemudian berhenti di depannya. Saya hampiri orang tersebut. "Perlu bantuan Pak?" Tanya saya. "Oh iya, tolong pegangin motornya". jawab dia. Terlihat ada kegembiraan dalam raut wajahnya saat saya menghampiri dia dan menawarkan bantuan.

Tidak lebih dari lima menit saya membantu membetulkan bawaan orang tersebut sampai kemudian dia siap melaju kembali. Ucapan terima kasih yang tulus terdengar dari orang tersebut. "Terima kasih banyak Pak" ucapnya. Sayapun melaju kembali, melanjutkan perjalanan menuju kantor.

Ada rasa bahagia dalam hati saya. Saya merasa hari itu menjadi hari yang indah, walaupun mendung tetap menggayut.

Beberapa saat setelah saya melaju, saya terkenang kejadian beberapa waktu yang lalu. Sekitar setahun yang lalu. Dalam suatu perjalalan pulang dari kunjungan teman, rante motor saya copot dan terselip diantara gir dan shock breker di daerah sunter tidak jauh dari jalan Yos Sudarso. Hal itu membuat motor saya tidak bisa jalan. Bahkan hanya untuk dipindahkan ke pinggir jalan, akhirnya saya angkat dengan perlahan.

Waktu menunjukkan pukul 1.30 dini hari. Saya lihat kondisi motor, satu-satunya cara agar motor itu jalan adalah dengan membuka asnya. Sialnya peralatan untuk membuka baut as tidak saya bawa. Beberapa saat saya termangu sendiri. Terpikir oleh saya untuk meminta tolong orang-orang yang lewat, orang-orang yang pakai motor tentunya. Karena saya pikir mereka pasti membawa peralatan motornya.

Karena waktunya dini hari, tentunya tidak banyak yang lewat, saya sampai harus menunggu beberapa waktu. Ada dua orang yang menggunakan yang saya berhentikan, dan dua-duanya sama-sama tidak membawa peralatan motornya. Mereka berhenti sejenak, mencoba memecahkan masalah motor saya. Saat mereka berkesimpulan tidak bisa membantu, mereka meminta maaf dan melanjutkan perjalanannya. Saya tetap berterima kasih.

Waktu berlalu, saya masih mengotak-ngatik motor saya, tiba-tiba dari arah berlawanan ada motor mendekat, mereka berboncengan. Mereka turun dari motor dan menghampiri saya dan langsung bertanya. "Kenapa motornya Mas? "Rantenya terselit" jawab saya. "Oh...saya tidak bawa juga, tapi sebentar akan coba cari di teman saya". Dia berlalu.

Tak lama kemudian dia kembali, dengan membawa peralatan, tetapi bukan kunci yang biasanya dipakai untuk membuka baut yang dia bawa, tetapi sebuah kunci tang. "Kita coba" ucap saya. Kami bertiga kemudian mencoba mambuka baut as sengan tang tersebut. Dengan agak susuh akhirnya terbuka juga, rante terlepas. Tetapi kondisi rantenya sudah tidak mungkin bisa digunakan untuk melajukan motor. Jarak tempat kejadian sampai rumah saya mungkin sekitar 4 Km lagi. Akhirnya dia berinisiatip mencarikan saya ojek untuk menarik motor saya. Dia kembali bersama tukang ojek. Sayapun akhirnya bisa pulang dengan cara motor ditarik oleh motor tukang ojek. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada dua orang yang membantu saya.

Dalam perjalanan pulang, saya merenung dan bertanya sendiri, bagaimana kalau tidak ada dua orang tersebut?

Selain kajadian itu saya mengalami beberapa kali kempes ban. Saat saya menuntun motor ada orang-orang yang cuek, ada orang yang berinisiatif menunjukkan tempat tambal ban dan ada juga orang yang sekedar bertanya kenapa dengan motor saya. Tentu saya merasa respek terhadap orang yang berinisiatif menunjukkan lokasi tempat tambal ban. Saya berterima kasih sekali.

Tetapi ternyata saya juga merasa senang kepada orang-orang yang hanya sekedar bertanya. Saya merasa ada suatu perhatian dari orang-orang tersebut, dan itu cukup menghibur saya. Walaupun mereka tidak membantu lebih jauh, mereka hanya bertanya "Kenapa dengan motornya mas? dan kalau mereka tahu tempat tambal ban biasanya menunjukkan. Kalau tidak tahu mereka menyarankan saya untuk bertanya kepada orang yang saya temui. Tapi itu cukup membuat hati saya senang.

Sejak kejadian-kejadian itu, saya berjanji kepada diri saya sendiri untuk membantu orang-orang yang punya masalah di jalan raya. Pada implementasinya, saya akui tidak semua saya bantu dengan berbagai alasan. Tapi sekian kali saya melakukannya.

Saya pernah membantu mendorong mikrolet yang mogok, sementara para penumpangnya tidak ada yang mau turun membantu, menunjukkan tempat tambal ban, menarik motor yang mogok kerena rantenya putus, membantu memuat kembali bawaan yang jatuh dari motor atau sekedar membantu membetulkan kembali, bahkan hanya sekedar bertanya kenapa dengan kondisi motornya?

Semua bentuk pertolongan sederhana tersebut ternyata telah membuat saya berbahagia dalam kelanjutan perjalanan saya. Saya merasa ternyata saya berarti buat orang lain. Mungkin kecil, mungkin sederhana, tetapi itulah yang saya bisa lakukan.

Wassalam,

wtarsono
wtarsono@gmail.com
98946165

Baca selengkapnya......

Jumat, 02 Januari 2009

Tarif Murah Telepon Seluler


Tidak sengaja tadi pagi saya menyaksikan diskusi tentang fenomena tarif murah telepon seluler di televisi. Diujung diskusi ada telepon dari anggota masyarakat yang mengeluhkan beberapa hal tentang layanan selulernya, diantaranya sering susahnya menelepon karena jalurnya padat.

Selain itu dia juga sering mengalami telatnya SMS yang dia kirim kepada orang yang ditujunya. "SMS lebih lambat dari kereta" selorohnya.

Dia juga mengeluhkan perilaku pembantu rumah tangganya yang sering menelepon ditengah malam sampai sampai menjelang pagi memanfaatkan tarif murah pada malam hari.

Keluhan terakhir hampir sama saya rasakan, tetapi bukan dengan pembantu tetapi dengan adik dan keponakan-keponakan saya. Adik dan keponakan saya saat ini masih remaja. Tentu usia remaja sedang senang-senangnya mereka berhubungan dengan teman-temannya, bahkan mungkin dengan cowok atau ceweknya. Itu sebenarnya bukan masalah, tetapi bertelepon ria pada saat anggota keluarga yang lain terlelap tidur itu menjadi masalah. Sering anggota keluarga yang lain terbangun karena suara-suara yang ditimbulkannya. Selain itu mereka menjadi susah untuk dibangunkan.

Ketika mereka ditegur dengan enteng dia berkata: "Kalau begitu sini minta uang buat beli pulsa, agar saya bisa nelepon siang atau sore".

Tak jarang hal itu menjadi biang konflik antara orang tua dan anak, ketika diingatkan mereka berontak dan kemudian orang tuanya menjadi marah-marah. Kakak saya sendiri (orang tua dari keponakan saya) akhirnya memberikan solusi, kalau hari sekolah saat mereka tidur HP jangan dibawa ke kamarnya, dan kalau libur mereka di diberikan kelonggaran. Walaupun mungkin bukan jalan terbaik, tetapi mungkin solusi yang realistis dari pada sering konflik karena masalah sepele.

Telepon seluler saat ini memang menjadi lahan bisnis yang menggiurkan, dari segi pertumbuhan penggunannya jauh melampaui pertumbuhan telepon rumah (telkom). Untuk menggaet pelanggaan mereka kemudian kor-joran membuat iklan dan menawarkan tarif murah. Masalahnya pertumbuhan pengguna (karena tertarik karena iklan murahnya) tidak diimbangi oleh pertumbuhan infrastruktur. Sehingga keluhan sering susah menelepon, SMS datangnya telat dan lainnya sering dialami oleh para pelanggannya.

Maslah lainnya adalah ketika sebuah seluler menawarkan tarik murah biasanya diikuti oleh persyaratan tertenu. Menjadi persoalan ketika ketentuan dan syaratanya terkesan disembunyikan, diletakkan dipojok dengan tulisan yang sangat kecil. Atau kalau iklannya di televisi, ketentuan dan syaratnya hanya tampil sekilas, sehingga sangat kecil kemungkinan ketentuan dan syaratnya diketahui oleh masyarakat.

Kita masyarakat memang menjadi sasaran para pelaku usaha untuk mencari keuntungan usahanya. Dan itu tidak bisa terhindarkan. Pemerintah telah memberikan rambu-rambu, tetapi mungkin itu saja tidak cukup. Masyarakat sendiri saat ini harus mulai aktif dan kritis ketika melihat iklan atau tawaran-tawaran lain dari produser, untuk semua produk dan jasa.

Wassalam,

wtarsono

Baca selengkapnya......

Kamis, 01 Januari 2009

Keluar dari Zona Nyaman


"Semua yang kamu inginkan bisa diraih, kamu hanya perlu keluar dari zona nyamanmu" Robert Allen (Penulis Buku One Minute Millionaire)

Tanpa disadari, setiap orang mempunyai Zona nyaman. Zona dimana seseorang merasa nyaman dan merasa tidak mampu lagi untuk merubah keadaan. Kondisi tersebut biasanya datang secara otomatis karena dia datang dari bawah sadar kita. Dia akan bereaksi begitu kuat ketika kita menginginkan sesuatu, dan kalau kita tidak mempunyai keinginan kuat untuk memperolah sesuatu tersebut, dia akan menarik kita dengan mudah, kemudian kitapun menjadi orang-orang kalah.

Sebagai gambaran sebagaimana yang terjadi dengan seekor gajah sirkus. Gajah sirkus sejak kecil kakinya selalu diikat dengan rante besi. Semula dia berontak dengan ikatan itu dan selalu berusaha untuk memutuskannya, tetapi selalu tidak bisa. Sampai dia berkesimpulan memang dia tidak mampu untuk memutuskan talinya. Ketika dia besar dan punya kekuatan untuk memutuskannya dia sudah tidak mau melakukannya. Bahkan saat ikatannya hanya seutas tali yang mudah diputuskan.

Ada empat dinding yang membatasi kotak zona nyaman kita. Dinding pertama adalah rasa serba tidak bisa. Pada dinding ini akan melahirkan berbagai alasan kenapa kita tidak bisa, kenapa kita tidak mampu dan kenapa kita tidak layak. Dinding kedua adalah rasa takut. Dinding ini akan menciptakan berbagai ketakutan kita kalau kita gagal, dari mulai takut ditertawakan, takut dianggap bodoh, takut dianggap mau menang sendiri dan berbagai kondisi takut lainnya.

Dinding ketiga adalah rasa malu. Hampir sama dengan dinding kedua, pada dinding ini menciptakan kondisi yang membuat kita akan merasa dipermalukan. Malu dianggap alim, malu dianggap so sosial, dan berbagai kondisi yang menciptakan rasa malu.

Dinding keempat adalah menunda waktu. Dinding ini akan menciptakan alasan-alasan mengapa kita tidak mesti melakukannya sekarang. Beberapa alasan misalnya: saat ini bukan waktu yang tepat karena kita belum cukup modal nanti saja kalau sudah ada, hari ini masih hujan besok aja, anakmu masih kecil nanti saja kalau sudah besar dan seterusnya.

Situasi tersebut tidak saja dialami oleh orang-orang gagal, tetapi juga orang-orang yang sukses. Bedanya orang-orang sukses berhasil merobohkan dinding-dinding tersebut, untuk kemudian meraih banyak dari apa yang dia inginkannya.

Karena kita bukan seekor gajah, maka kita pasti bisa merobohkan dinding yang menghalangi cita-cita kita. Good Luck!

Wassalam,

MWT

Baca selengkapnya......

Masjid dan Pemberdayaan Masyarakat (4)


JAKARTA ISLAMIC CENTER
Dari Haram Jaddah Menjadi Hamparan Sajadah

Hari semakin sore, tetapi terik panas matahari masih dirasakan di jalan Kramat jaya Koja Jakarta Utara. Kawasan dimana masjid Jakarta Islamic Center (JIC) berdiri dengan megahnya. Panas matahari tersebut tidak menghalangi aktivitas orang-orang yang berada di sekitar masjid tersebut. Sebagian orang-orang sibuk menggelar dagangan di jalan depan masjid JIC berdiri. “Disini ramenya mulai menjelang maghrib sampai malam jam sepuluh”. Ungkap ibu Sri Siti Pardiah.

Ibu Sri sudah setahun berjualan di jalan depan JIC untuk membiayai enam anaknya. “Anak saya masih dua yang masih sekolah, jadi saya berjualan seperti ini, suami saya sudah meninggal tiga tahun lalu”. Sebelum berjualan di kawasan JIC ibu Sri berjualan di pelabuhan, karena sering di gusur akhirnya pindah di kawasan JIC. Menurut pengakuannya suaminya sewaktu kawasan ini masih menjadi tempat lokalisasi Pekerja Seks Komersial (PSK) bekerja sebagai keamanan. “Walaupun baru setahun berjualan disini, saya tahu daerah sini dari dulu. Kalau siang keramaiannya mungkin hampir sama, tapi kalau sekarang disini lebih ramai kalau ada kegiatan-kegiatan di Islamic Center”. Jelasnya.

Hampir sama seperti yang disampaikan Ibu Sri, menurut Bapak Jamid kawasan ini dari dulu sudah seramai dulu. Pak Jamid adalah ketua RT 06 di kawasan JIC. Beliau tinggal di daerah tersebut sejak tahun 1972. “Niat gubernur saat itu untuk membuat lokalisasi mungkin baik, dari pada para PSK berkeliaran di jalan-jalan, tetapi pelaksanaannya tidak berjalan mulus. Banyak anak-anak yang masih dibawah umur di bawa ke sini untuk di jadikan PSK, jadi saat gubernur Sutiyoso menutup kramat tunggak saya sih senang saja”. Lanjutnya. Menurutnya hampir di setiap gang di daerah sini ada banyak PSK. “Saya akui, walaupun saya sudah punya anak lima, saya suka tergoda, bayangkan banyak perempuan-perempuan cantik, bagaimana tidak tergoda”. Imbuhnya dengan agak malu-malu. “Dulu kawasan ini disebut sebagai haram jadah, sekarang menjadi hamparan sejadah”. Lanjutnya

Menurut Pak Jamid sepanjang jalan depan JIC orang-orang berjualan minuman-minuman keras. Setelah kawasan ini di alih fungsikan banyak orang kemudian berjualan pakaian muslim baik untuk perempuan maupun laki-laki.”Saya sendiri dulu berjualan alat-alat listrik”. Lanjutnya kembali

Menurut Pak Jamid saat ini keamanan daerah itu semakin baik. Masyarakat juga merasa senang dengan kondisi saat ini. “Dulu saya malu kalau ditanya tinggal dimana, saya jawab kramat tunggak, orang langsung berkomentar; oh tempat gituan ya?” Jelasnya.

JIC adalah sebuah kawasan yang dirancang sebagai pusat peradaban islam di Jakarta yang bertaraf internasional dimana masjid sebagai sentrumnya.. JIC di rancang bukan saja sebagai pusat peribadatan tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan latihan serta bisnis yang bernuansa islami. Dengan visi tersebut maka desain rancangan bangunan-bangunan yang ada dengan desain modern dan megah. Dalam masterplan ada tiga komplek dibangun berdasarkan fungsi dan peruntukannya. Masjid dengan kapasitas 20.680 orang berada ditengah, diapit oleh dua komplek lainnya. Sisi kanan Masjid sebagai pusat pendidikan dan palatihan, luas kawasan ini mencapai 13.551 M2. Sisi kiri masjid sebagai pusat bisnis yang mencapai luas 21.452 M2.

Secara garis besar JIC akan difungsikan pada enam bidang fungsi antara lain: Bidang Takmir Masjid, Bidang Pendidikan dan Latihan, Bidang Sosial Budaya, Bidang Informasi dan Komunikasi, Bidang Pengembangan Bisnis dan Bidang Pendukung.

Program Takmir meliputi: Penyelenggaraan ibadah-ibadah mahdhah, Penyelenggaraan kajian-kajian aspek-aspek bathin dalam setiap ibadah mahdhah, Penyelenggaraan kajian-kajian islam klasik dan kontemporer, peringatan hari-hari besar islam, pendirian TK, TPA dan wadah peningkatan kreativitas dan inovasi dan team building bagi remaja muslim, pengkajian dan pengembangan format dakwah yang sesuai dengan tuntutan zaman, pelaksanaan manajemen masjid yang profesional, memberikan pelayanan kebutuhan dasar ibadah mahdhah dan pengetahuan keagamaan dan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan cepat tanggap terhadap permasalahan keummatan dan kemanusiaan.

Bidang Pendidikan dan Latihan.
Bidang ini mempunyai program unggulan antara lain: Pelatihan ekstension untuk manajemen dan tren peradaban modern, Pelatihan manajemen masjid, Training for trainer untuk guru dan trainer pemula, Kursus bahasa Inggris, Pelatihan kepemimpinan, Pelatihan manajemen perencanaan, Pelatihan ekonomi syariah, Pelatihan ekonomi dan perbankan syariah, Pelatihan creative learning, Workshop tiga dimensi movie maker, Pelatihan al goritma pemrograman computer sengan animasi 3D dan Pelatihan husnul khotimah.

Bidang Sosial Budaya
Bidang social budaya berperan dalam pengembangan seni budaya islam dan pengembangan masyarakat dala bidang keagamaan, pendidikan dan ekonomi umat. Beberapa program unggulannya antara lain: Pembakuam prosesi mauled khas Batawi, Festifal maulid nusantara, riset dan pemetaan kondisi ekonomi dam social budaya masyarakat sekitar JIC dengan masjid sebagai sentra utama, dan penguatan basis ekonomi jamaah, melalui pola jaringan yang terjalin lewat masjid.

Bidang Komunikasi dan Informasi
Bidang ini berfungsi sebagai pusat informasi dan komunikasi setiap pemikiran, gagasan dan aksi yang dilakukan setiap bidang fungsi di JIC kepada khalayak masyarakat luas. Beberapa program unggulannya antara lain: Pengembangan infrastruktur teknologi informasi di lingkungan JIC, Implementasi dan pengembangan software-sofware aplikasi, system informasi manajemen, perpustakaan konvensional dan digital, layanan wisata dakwah melalui multimedia bagi siswa dan masyarakat, pembatan layanan informasi keislaman dan berita serta agenda JIC dan melakukan kerjasama penyiaran melalui media cetak dan elektronik.

Bidang Pengembangan Bisnis
Ada tiga bidang yang akan menjadi bidang bisnis yang akan dikembangkan, antara lain perkantoran, convention hall dan hotel. Konsepsi bisnis yang akan dikembangkan semua mengacu pada pengembangan bisnis berbasis syariah.

JIC mungkin sebagai sebuah terobosan bagi dunia Islam di Indonesia. Dari aspek visi perencanaan program gagasan tersebut perlu diapresiasi. Walaupun memang perencanaan yang ada belum semuannya terimplementasi. “Baru sekitar 60 persen kawasan ini di bangun, jadi belum semuanya optimal” Demikian ditegaskan oleh ibu Hanny, staft humas JIC. “Program-program pendidikan dan latihan yang ada baru sebatas fasilitasi dan bekerjasama dengan pihak luar”. Lanjutnya.

Baru tiga tahun secara resmi JIC dioperasikan. Mungkin memang kita masih perlu menunggu dan memberikan waktu kepada pengelola untuk mengimplementasikan gagasan dan perencanaan yang ada. Dan semoga hal itu tidak terhenti hanya karena terkendala oleh dana, masalah klasik yang selalu menghantui dunia islam di Indonesia.

Wassalam,

MWT

Tulisan ini sudah pernah dimuat di Majalah Madina. Ini tulisan terakhhir dari 4 tulisan. Mudah-mudahan lain kali saya bisa membuat liputan masjid lainnya.

Baca selengkapnya......

Masjid dan Pemberdayaan Masyarakat (3)


MASJID CUT MEUTIAH
Klinik Kesehatan dan Pelayanan Jenazah Gratis

Kumandang suara azan menggema di kawasan jalan Cut Meutiah. Matahari semakin condong ke arah barat. Suara azan tersebut merupakan panggilan kepada kaum muslim untuk melakukan sholat ashar. Menjelang azan berhenti orang-orang mulai berdatangan mengambil wudhu dan melanjutkannya dengan sholat berjamaah. Sekitar tiga puluh menit kemudian setelah sholat ashar berjamaah selesai, anak-anak muda mulai berdatangan. Mereka bergerombol. Diantara mereka ada yang terlihat membawa bola. Tak lama kemudian mereka mulai bermain bola. Ada canda tawa, ada celaan, tetapi mereka terlihat bergembira dengan permainan mereka. Meraka bermain bola di halaman depan masjid Cut Meutiah.

Masjid Cut Meutiah merupakan salah satu Masjid yang berada dikawasan elit Menteng. Masjid ini dikelola oleh Yayasan Masjid Cut Meutiah. Secara resmi masjid ini berbadan hukum tahun 1987. Menurut Ketua Pelaksana Harian Heri Hermawan, Masjid Cut Meutiah selain sebagai tempat beribadah, juga difungsikan sebagai sebagai sarana untuk melayani dan pemberdayaan ummat, terutama warga di sekitar daerah masjid tersebut.

Untuk mengoptimalkan peran sebagai sarana pemberdayaan ummat, dibuat struktur organisasi berdasarkan peran tersebut. Beberapa bidang yang ada antara lain: lembaga anak asuh yatim dan piatu, badan sosial kematian, lembaga bantuan hukum, koperasi, lembaga poliklinik, pendidikan, bimbingan haji dan umrah, Remaja Islam Cut Meutiah, dan Lembaga Pengajian Ibu-ibu.

Saat ini masjid Cut Meutiah mempunyai 77 anak asuh yang diberikan beasiswa pendidikan. Bantuan yang diberikan meliputi biaya sekolah, seragam, uang jajan dan keperluan-keperluan lain yang berhubungan dengan proses pendidikan. Beasiswa diberikan sampai anak tersebut menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP). “Tetapi kami tidak menampung mereka di sini, kami tempatkan mereka dikeluarganya yang masih hidup atau jamaah disini yang bersedia menampung mereka”. Tegas Pak Heri.

Bidang lainnya yaitu Badan Sosial Kematian. Badan ini berfungsi untuk melayani ummat apabila ada keluarga yang terkana musibah kematian. Layanan yang diberikan antara lain: memandikan, mengafani, mensholatkan dan mengantarkan ke pemakaman. Layanan khusus diberikan bagi warga masyarakat yang tidak mempunyai tempat tinggal yang memadai atau sempit. Masjid Cut Meutiah menyediakan ruangan aula yang bisa digunakan oleh keluarga yang berduka untuk merawat dan mensemayamkan jenazah sampai jenazah tersebut dibawa kepemakaman. Semua layanan tersebut diberikan secara gratis. “Kami mempunyai dua armada ambulance yang bisa sewaktu-waktu diminta bantuan untuk mengantar atau menjemput jenazah, bahkan untuk mengantar ke luar kota”. Lanjut Pak Heri.

Bidang lain difungsikan untuk membantu ummat adalah Lembaga Bantuan Hukum. Selama ini lembaga bantuan hukum lebih berperan untuk penyelesaian sengketa pernikahan. Termasuk di dalamnya penyelesaian pembagian harta gono gini. “Beberapa sengketa tanah juga pernah ditangani”. Ungkap Pak Heri.

Selain itu yang tak kalah penting perannya adalah klinik kesehatan. Jamaah masjid dan masyarakat umum disekitar Masjid Cut Meutiah disediakan pelayanan gratis untuk pemeriksaan dan pengobatan. Layanan pengobatan yang disediakan adalah penyakit umum dan gigi. Selama ini Masjid Cut Meutiah mendapatkan suplai obat-obatan dari 18 agen farmasi di Jakarta. Setiap bulan Masjid Cut Meutiah mendapatkan secara gratis obat-obatan dari 18 agen tersebut. Apabila persediaan obat sudah menipis pengurus mengirimkan surat kepada agen-agen obat tersebut.

Untuk menopang pembiayaan semua kegiatan sosial tersebut pengurus melakukan kerjasama dengan pihak luar dan membuat koperasi. Salah satu kerjasama yang sampai saat ini berjalan adalah kerjasama dengan warung makan Sederhana. Bentuk kerjasamanya bagi hasil atas keuntungan warung makan tersebut. Sementara keuntungan koperasi selain digunakan untuk pembiayaan operasional Masjid, juga digunakan untuk bantuan pinjaman bagi jamaah. “Kami tidak khusus membuat program pinjaman, tetapi pabila ada jamaah yang membutuhkan uang dan dia minta bantuan pinjaman, kami layani”. Tutur Pak Heri

Bidang lain yang diandalkan untuk menopang biaya operasional adalah dari Bidang Pendidikan dan Bimbingan Haji dan Umrah. Walaupun kedua bidang tersebut bukan dimaksudkan untuk cari keuntungan, tetapi selama ini kelebihan dari biaya operasional kedua bidang tersebut dimasukkan dalam kas yayasan yang akan digunakan untuk biaya operasional Masjid.

Wassalam,

MWT

Tulisan ini sudah pernah dimuat di Majalah Madina. Tulisan tentang Masjid lainnya menyusul.

Baca selengkapnya......