Kamis, 22 Januari 2009

Belajar Visi dari Cinta Laura


Menyebut Cinta Laura rasanya semua orang tahu, artis yang melejit lawat sinetron cinderela. Tahun pertama ketrlibatannya di sinetron telah dihargai sebagai artis pavorit oleh para permirsa SCTV. Diluar kemampuan actingnya Cinta Laura dikenal melalui cara bicaranya yang khas. Hampir saat dia bicara mencampurkan bahasa Indonesia dan Inggris. Tentu yang paling menarik dari bicara Cinta adalah penyebutan kata-kata tertentu yang khas. Udah ujan, becek, gak ada ojek adalah kata-kata yang sering ditirukan oleh masyarakat dengan pengucapan yang khas. Pernah juga saya mendapati email yang berisi berbagai pengucapan versi Cinta Laura. Kebon Jeruk menjadi kebon jeryuk dan lain-lainnya.

Suatu kali sebuah infotainment mendatangi rumahnya untuk wawancara. Saat diwawancarai Cinta baru bangun tidur. Tentu Cinta bicara dengan ciri khas cara bicaranya yang banyak menggunakan bahasa Inggris. Si reporter kemudian berkomentar: "Cinta Laura bangun tidur saja sudah bisa bahasa inggirs", tuturnya. Entah sebagai pujian atau lelucon.

Saya sendiri sebenarnya tidak terlalu mengikuti sinetron, berita atau informasi mengenai Cinta Laura, kalau tidak dikatakan, tidak perrduli. Sampai suatu ketika saya ditugaskan untuk mewawancarai Cinta.

Setelah mewawancarai dia, saya menemukan sesuatu yang lain dari dia, sesuatu yang menurutku beda dengan artis-artis lainnya. Satu hal yang sangat membedakan, Cinta Laura mempunyai visi yang besar, dengan kata lain visioner. Dia mempunyai cita-cita menjadi pakar atau ahli dengan level internasional.

"Kalau buat aku di sekolah aku harus menjadi nomor satu tidak mau menjadi nomor dua, nilainya harus paling bagus. Di SMA aku ingin nilainya tinggi-tinggi semua, karena obsesiku ingin kuliah di Harvard University di Amerika. Universitas nomor satu di dunia. Aku ingin menjadi orang paling sukses di dunia. Aku ingin menjadi psychologies atau economic advisor. Atau bisa juga ahli di technology seperti Bill Gates, bahkan kalau bisa lebih", tuturnya dengan bersemangat.

Baginya hidup yang asyik saat remaja adalah saat dia bisa ke sekolah tiap hari, mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah) dan bermain dengan teman-teman diwaktu senggangnya. ”Aku belum pernah bolos sekolah sampai saat ini”, lanjutnya bangga.

Demi sekolahnya, Cinta memutuskan untuk break dulu dari sinetron.

Buatku visi Cinta sesuatu yang tidak pernah terpikir saat aku seusia dia. Seingatku visi terjauhku saat remaja adalah menjadi masinis atau bekerja di PLN, jadi malu mengingat dan membandingkannya.

Wassalam,

wtarsono, Jakarta, 22 Januari 2009

1 komentar:

  1. sebenere wajar sih kalau Cinta Laura jadi hebat gini. Emaknya lawyer, sekolahnya international, masih kecil udah bolak-balik jakarta - jerman, mungkin juga udah keliling dunia kali, so di usianya yang masih muda dapat didikan yang bagus dari orang tuanya, punya lingkup pergaulan yang world class yah hasil dari sintesanya adalah cerdas dan visioner. Sebenernya banyak juga kok artis yang cerdas, ada Agnes Monica yang nilai pelajarannya gak pernah jelek, dan juga jago nyanyi, akting dan nari. Ada Gita Gutawa yang pembawaanya tulus, nilainya gak jauh-jauh dari 10 dan juara nyanyi tingkat international lagi.
    Sekarang ini manusia semakin banyak, kompetisi semakin ketat, maka perlu diferensiasi yang semakin kuat. Diferensiasi kadang-kadang diciptakan dari gabungan berbagai hal. Dalam konteks prestasi seseorang terkadang adalah gabungan berbagai bakat. Yang mungkin pada zaman dahulu terkesan berlawanan secara diametral. Misalnya kalo artis bererti cuma jago kesenian gak bisa pelajaran lain. Kalo ikut putri Indonesia berarti cuma pinter lenggak -lenggok di cat walk. Nyatanya dari asumsi seperti itu hari ini terbantahkan dengan contoh-contoh di atas.
    ok terima kasih
    salam

    BalasHapus