Senin, 26 Desember 2011

KOMUNITAS DIMMERS DAN KLAKSONERS?

KLIK MUG CANTIK UNTUK BINGKISAN ULANG TAHUN ANAK ANDA
Sudah pernah mendengar nama komunitas ini? Saya menyadari bahwa beberapa bulan terakhir ini komunitas dimmers dan klaksoners makin eksis terutama di jalan-jalan raya. Komunitas ini tidak memberi syarat yang sulit untuk para anggotanya, mereka semua independent dan tidak terikat aturan, karena memang tidak tahu aturan. Sebelum Anda penasaran, saya harus jujur, bahwa saya ngarang saja mengenai komunitas ini.

Setiap kali merambah jalan raya, saya harus menelan gusar, terutama ketika mengemudi. Entahlah, seolah etika masyarakat khususnya pengguna jalan raya di ibukota Jakarta ini sudah luruh. Tidak sedikit para pengemudi menggunakan lampu dim atau klakson pada kendaraan lain untuk menyingkirkan kendaraan di depannya. Padahal itu sangat berbahaya, khususnya di jalan tol.

Contoh nyata adalah pada pengalaman pribadi saya yang merupakan pengguna setia Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta atau JORR, jalan tol di Jakarta yang menurut saya paling nyaman, karena sangat jarang terkena macet. Namun hal tersebut ternyata dimanfaatkan mayoritas penggunanya untuk kebut-kebutan. Mereka tidak menoleransi kendaraan lain yang berjalan dengan kecepatan dibawah 100 km/jam. Lampu dim dan klakson akan sambut menyambut, tidak peduli jika lalu lintas sedang ramai.

Apabila objek kendaraan yang dihujani lampu dan klakson tidak mengindahkan, maka kendaraan pecinta lampu dim dan klakson ini akan merapatkan jaraknya pada kendaraan lain, hal tersebut akan sangat berbahaya apabila kendaraan yang di depan berhenti mendadak, tentu saja kecelakaan yang akan terjadi. Tabrakan beruntun. Dan tahukah Anda bahwa 80% kecelakaan di jalan tol terjadi pada jalur paling kanan?

Analisa bahwa di ibukota mayoritas penduduknya adalah orang-orang yang sangat menghargai waktu, hal yang tidak dapat dibenarkan untuk menjadikan perilaku dimmers dan klaksoners ini menjadi hal yang lazim terjadi. Empati, toleransi, sikap santun, dan mengutamakan keselamatan seharusnya menjadi syarat utama untuk para pengemudi dan pengguna jalan raya.

Menurut informasi dari seorang teman, membunyikan klakson adalah perbuatan yang tidak dianjurkan, bahkan bisa menyebabkan dikeluarkannya surat tilang oleh petugas –tapi itu di luar negeri. Salah seorang tamu dari Malaysia cukup terheran-heran dengan etika berkendara masyarakat Jakarta. Mereka bilang, jika pengemudi membunyikan klakson, pengendara lain akan tersinggung dan akan menyulut kemarahan, bahkan dapat menuntut kepada pihak berwajib atas perbuatan yang tidak menyenangkan. Mungkinkah hal tersebut diberlakukan di Indonesia?

Jika kita runut ke belakang, Indonesia adalah negara dengan pemeluk muslim terbesar. Islam adalah agama yang mengajarkan kesabaran dan keikhlasan. Lalu, mengapa hal tersebut tidak diaplikasikan dalam kehidupan? Padahal, tidak jarang para pelaku dimmers dan klaksoners ini menggunakan kopiah, bahkan jilbab sebagai simbol yang menunjukkan kemusliman.

Asumsi yang sering diungkapkan, bahwa orang-orang yang berpendidikan atau yang secara materi berkecukupan dapat mengendalikan emosi lebih baik daripada yang tidak berpendidikan atau secara ekonomi kekurangan ternyata tidak berlaku di jalan raya. Karena, lagi-lagi para pelaku dimmers dan klaksoners adalah orang-orang dengan mobil mewah, dan saya rasa, mayoritas mereka mengenyam pendidikan minimal SMA atau setara.

Pola hidup masyarakat ibukota yang individualis, suka bermewah, dan materialistik sudah seperti virus ganas yang menggerogoti keimanan masyarakat kota-kota besar. Ketidakpedulian akan kepentingan sesama menjadi hal yang lumrah, masyarakat lebih memilih menjadi “penonton” dibanding menjadi bagian dari solusi. Penonton kecelakaan, penonton korupsi, penonton pornografi, penonton tindak anarkis, dan masih banyak lagi.

Saya termasuk di dalamnya. Sebuah realita menghentakkan batin ketika pada suatu hari di salah satu mal, ketika saya sedang makan siang bersama seorang teman, tiba-tiba seorang ibu berteriak-teriak panik memanggil anaknya yang ternyata hilang. Ibu tersebut bertanya pada hampir seluruh pengunjung food court, termasuk saya, menanyakan apakah ada yang melihat anak dengan ciri-ciri yang disebutkan, kami hanya menggeleng-gelengkan kepala.

Tidak ada yang tergerak untuk membantu mencari, atau minimal berdiri dan bergegas memanggil pihak keamanan, semuanya hanya menjadi “penonton”. Sebagian bahkan berkomentar pedas, gimana sih ibunya, anak kok bisa hilang, atau, yang salah ibunya tuh, teledor banget. Menyedihkan bukan? Sampai sekarang penyesalan menghantui kenapa saat itu saya tidak melakukan apa pun untuk sang ibu yang tertimpa musibah itu. Hanya permintaan maaf dan doa yang bisa saya panjatkan untuk sang ibu, mudah-mudahan dia telah menemukan anaknya.

*

Aa Gym menegaskan bahwa segala sesuatu harus dimulai dari diri sendiri.

Jadi, setelah tulisan ini rampung, saya bertekad pada diri sendiri untuk melatih sensor kepedulian saya pada sesama. Saya akan melambatkan kendaraan apabila melewati jalan yang padat penduduk, setia menggunakan jalur tengah di tol dan akan menggunakan jalur paling kanan atau jalur untuk mendahului hanya jika amat sangat diperlukan saja, melatih kesabaran menghadapi mobil tua atau mungkin pengemudi yang baru bisa menyetir, memilih berhenti bukannya menggas kencang apabila orangtua, anak-anak, atau wanita akan menyebrang jalan.

Saya hanya akan ber-istighfar apabila kendaraan umum menaikkan dan menurunkan penumpang seenaknya, berusaha untuk tidak terpancing ikut lomba kebut-kebutan liar di jalan dan mudah-mudahan saya bisa menjalaninya dengan hati ikhlas dan penuh doa: semoga hidup di ibukota akan menjadi lebih baik dan nyaman untuk semua.

Dan semoga kita, saya dan Anda, bukan orang yang akan jadi anggota komunitas dimmers dan klaksoners .***

Jika berkenan berikan komentar atau rating terhadap tulisan ini. Tks

*Diana Caroline, saat ini bekerja di Mizan Productions. Dua buku yang ditulis berjudul Tuntun Aku ke Jalan-Mu (Hikmah Publishing House, 2007) dan The Govins (Imania, 2011).

Tulisan ini dimuat di Blog ini sudah dengan izin yang bersangkutan.

Bingkisan Cantik Untuk Ulang Tahun Anak Anda

Tulisan lain:
Rasid Memungut Sampah Sebagai Panggilan Hati
Kisah Inspiratif dari Chicken Soup for The Soul
Aksi Mahasiswa UI Menjadi Sesuatu Banget
Ucapkan Selamat dan Doa Ulang Tahun Lewat Lagu
Ali Sadikin Ngotot, Masjid Said Naum Berdiri
Mencari Mal Ramah Islam

Terima Kasih
Warsa Tarsono
HP: 0818995214/02196318167
Email: wtarsono@yahoo.com
FB: Warsa Tarsono
Twitter: @wtarsono

Baca selengkapnya......

SEBUAH KHABAR BAHAGIA DARI ADIK PAYISC

MENCARI BINGKISAN CANTIK ULTAH ANAK ANDA? KLIK DI SINI
Sebuah pesan muncul di halaman Facebook saya dari seseorang yang bernama Dety Celico. Khabar yang membuat merasa bahagia dan bangga, sebuah sapaan dari mantan adik asuh di Pembinaan Adik Asuh YISC (PAYISC) Al Azhar.

Berikut pesannya: "Assalamualaikum Ka Warsa. Masih inget aku engga kak? Ini Deti kak, entah adik PAYISC yang paling apa dulunya. Dulu aku teh tinggalnya di Senayan. Tapi Senayan udah digusur jadi Senayan City. Terus aku pindah ke Sinabung dan Alhamdulillah sekarang di Bogor, soalnya aku kuliah di IPB, sekarang semester 3 jurusan Meteorologi Terapan S1. Kakak apa kabar? Lama juga enggak ketemu Kak Warsa..hehehe."

Spontan pikiranku menerawang mencoba mengingat nama Dety, adik asuh di PAYISC dahulu. Tidak diperlukan waktu yang lama untuk mengingatnya, karena Dety dahulu anak yang menonjol keseriusannya belajar di PAYISC. Anaknya sedikit pendiam, tidak banyak bicara, tetapi saat diminta untuk menghapal ayat atau surat tertentu dalam Al-Quran, dia salah satu anak yang pertama hafal ayat-ayat atau surat-surat itu.

Dia juga anak yang serius belajar di PAYISC. Sekolahnya pulang jam 5 sore, tapi dia selalu berusaha datang ke pengajian PAYISC yang diadakan setiap pukul 5 sore sampai jam 7 malam. Dia juga selalu mengikuti semua kegiatan PAYISC baik yang rutin maupun kegiatan insidentil. Kalaupun tidak bisa ikut, itu benar-benar karena alasan yang bisa dia pertanggungjawabkan.

Khabar bahwa saat ini dia sedang berkuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB) saya yakin akan menjadi khabar bahagia juga buat para donatur dan pengurus PAYISC yang lain, baik donatur dan pengurus saat ini maupun donatur dan pengurus PAYISC sebelumnya.

Khabar dari Dety menjadi harapan buat saya, semoga selain Dety, adik-adik PAYISC yang lain juga saat ini sedang kuliah. Atau kalau pun tidak, saya berharap mereka bekerja di tempat yang layak, sehingga mereka bisa memperbaiki nasibnya dan nasib keluarnyanya. Semoga.***

Kalau berkenan berikan komentar atau rating terhadap tulisan ini. Tks

MUG CANTIK KLIK DI SINI

Tulisan lain:
PAYISC Memaknai Hidupku
YISC, Persinggahan yang Mengasyikkan
Ucapkan Selamat dan Doa Ulang Tahun Melalui Lagu
Kisah Inspiratif di Chicken Soup for the Soul
Aksi Mahasiswa UI Menjadi Sesuatu Bangettt


Warsa Tarsono
My Blog-Anugerah
wtarsono@yahoo.com
FB: Warsa Tarsono
Twitter: @wtarsono
HP: 0818 995 214

Baca selengkapnya......

Jumat, 23 Desember 2011

TEMUKAN KALIMAT INSPIRATIF MU

Mug Cantik Bingkisan Ulang Tahun Anak Anda
Salah satu adegan yang saya suka dari film Sang Pemimpi adalah saat Julian Balia, guru Ikal dan kawan-kawan mengajak murid-muridnya memekikkan kata-kata inspiratif, setelah atau sebelum memulai pelajaran. "Kalian harus tahu betapa kata-kata memiliki kekuatan yang luar biasa. Kalau kalian mampu menyusun kata-kata dengan indah bukan saja kalian mampu membuat karya yang luar biasa, tapi kalian juga bisa membuat orang lain tergetar dengan apa yang kalian tulis atau kalian ucapkan," ucap Julian Balia menjelaskan.

"Para pelopor, sebelum kita tutup kelas hari ini, pekikkan kata-kata yang memberimu inspirasi. Kau, Ma'ruf! perintahya. "Jika mata dibayar dengan mata, maka dunia akan buta, Mahatma Gandhi," ujar Ma'ruf spontan. "Ahmad". "I shall return, Jendral Mc Arthur," ucap Ahmad.

Zakiyah Nurmala
Kemudian satu persatu murid yang lain mengikuti. "Kaum muda, yang diperlukan adalah orang-orang yang mampu memimpikan sesuatu yang tak pernah diimpikan oleh siapapun, Jhon F. Kennedy," lanjut Zakiyah Nurmala. "Tidak semua yang dapat dihitung diperhitungkan, dan tidak semua yang diperhitungkan dapat dihitung, Albert Einstein," Ucap Arai tidak mau kalah dari Zakiyah Nurmala, gadis pujaan hatinya. "Masa muda, masa yang berapi-api, Rhoma Irama, ucap Ikal diikuti tawa teman-temannya.

Di lain waktu, Julian Balia meminta murid-muridnya memekikkan kata-kata inspiratif kembali. Terlontarlah kata-kata yang dikutip dari tokoh-tokoh nasional kita. "Dengan menolong diri sendiri kita bisa menolong orang lain lebih sempurna, RA. Kartini". "Seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bias mengubah dunia, Soekarno". "Kemerdekaan nasional bukanlah tujuan akhir, rakyat yang bebas berkarya adalah puncaknya, Sutan Syahrir". "Selama dengan buku kalian boleh memenjaraku di mana saja, sebab dengan buku aku bebas, Muhammad Hatta."

Sebelum menonton film Sang Pemimpi saya mempunyai kebiasaan mencatat kata-kata inspiratif dari buku-buku yang saya baca. Buat saya kata-kata itu sering menyadarkan saya, baik tentang mimpi-mimpi saya maupun hal-hal yang ingin saya perbaiki. Saat SMP saya mendapatkan sebuah kalimat inspiratif dari kepala sekolah yang sampai saat ini masih diingat. "Sikapmu hari ini akan menentukan masa depanmu kelak". Atau kalimat dari guru dan sekaligus paman saya waktu SMA. "Dalam setiap kesempatan selalu ada kesempitan, dan dalam setiap kesempitan selalu ada kesempatan".

Selain dua kalimat tersebut, saya mempunyai beberapa kalimat inspiratf yang menjadi favorit. "Tidak ada yang perlu ditakuti dalam kehidupan ini, semua hanya perlu dipahami". Kalimat lainnya, "Kekhawatiran adalah penyalahgunaan imajinasi yang merupakan anugerah Tuhan". Dua kalimat tersebut saya sering ucapkan tatkala saya merasakan ada tekanan atau ketakutan terhadap sesuatu yang akan menimpa saya.

Untuk memotivasi diri, kalimat yang sering saya gunakan adalah kalimat berikut; "Hidup itu seperti naik sepeda, kita akan jatuh kalau kita berhenti mengayuhnya". Agar konsisten dengan impian-impian saya kalimat yang saya gunakan; "Tidak diperlukan energi yang lebih besar untuk membuat impian yang besar, dibanding impian yang kecil". "Cepat atau lambat, mereka yang menang adalah mereka yang berpikir bahwa mereka bisa." atau kalimat dari Napoleon Hill: "Tidak ada yang bisa mengalahkan ketekunan dan kegigihan".

Saya juga mempunyai ayat Al-Quran yang menjadi favorit kutipan saya, dari surat At-Takasur: "Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Jangan Begitu, kelak kamu akan mengetahui akibat perbuatanmu." Selain surat At-Takasur, saya suka juga dengan surat Al-Ashr. "Demi masa."

Dahlan Iskan, Menteri BUMN
Terakhir saya menemukan kalimat inspiratif dari dua buku yang sedang saya baca; "Gunung tidak mesti tinggi yang penting ada dewanya, sungai tidak mesti dalam yang penting ada naganya, manusia tidak mesti hebat dan serba besar, yang penting ada artinya," Dahlan Iskan di buku Dua Tangis dan Ribuan Tawa. "Ide besar bukan dari tindakan Tuhan. Ide itu datang dari tindakan kita sehari-hari." Donny Duetsch penulis buku The Big Idea sekalugus pemandu acara The Big Idea di CNBC.

Di bawah tulisan ini saya sertakan beberapa kalimat inspiratif yang saya kumpulkan, barangkali bisa dipakai oleh teman-teman. Dengan bertahap, Insya Allah akan saya tambahkan kalimat-kalimat inspiratif lainnya yang didapat dari buku-buku yang saya baca atau ungkapan yang saya dengar, dari siapa saja.

"Sebagian orang menghabiskan waktunya dengan menunggu datangnya waktu yang sempurna. Jarang ada waktu yang sempurna dalam hal apa pun. Yang penting langsung memulai, ikuti permainannya." Jack Canfield.

"Tak ada orang yang pernah menjadi hebat atau baik kecuali melalui banyak kesalahan besar." WIlliam E. Gladstone (Mantan Perdana Menteri Ingris).

"Akui bahwa rasa takut itu ada tapi jangan membiarkannya menghalangi Anda melakukan tugas-tugas penting." Jack Cenfield.

"Aku sudah lama hidup dan menghadapi banyak masalah, yang sebagian besar tek pernah terjadi." Mark Twain - Pengarang & Humoris Amerika Ternama.

"Kemajuan selalu melibatkan risiko; kau tidak bisa mencapai tingkat dua dan mempertahankan kakimu di tingkat satu." Frederick Wilcox.

"Yang penting bukan keinginan untuk menang, karena setiap orang memilikinya. Yang penting keinginan mempersiapkan diri untuk penting." Paul "Bear" Bryant.

"Kebanyakan orang menyerah ketika mereka nyaris meraih kesuksesan. Mereka berhenti satu meter dari garis finis. Mereka menyerah di detik-detik terakhir permainan, satu langkah dari gol kemenangan." H. Ross Perot Miliuner Amerika & mantan kandidat presiden AS.

"Jangan biarkan pikiranmu menjauh dari karya besar yang ada di depan kita". Abraham Lincoln Mantan Presiden AS.

"Setiap tindakan yang dilakukan dihadapan orang lain harus dilakukan dengan menghormati mereka yang hadir". George Washington mantan Presiden AS.***

Mug Cantik untuk Ulang Tahun Anak Anda Klik di SINI

Tulisan lain:
Rasid Memungut Sampah Sebagai Panggilan Hati
Ucapkan Selamat dan Doa Ulang Tahun Lewat Lagu
Ali Sadikin Ngotot, Masjid Said Naum Berdiri
Mencari Mal Ramah Islam

Kalau berkenan tolong berikan rating atau komentar terhadap tulisan ini.

Salam Bahagia
Warsa Tarsono
0818 995 214/021-96318167
www.wtarsono.blogspot.com
wtarsono@yahoo.com
FB: Warsa Tarsono
Twitter : @wtarsono

Baca selengkapnya......

Kamis, 22 Desember 2011

JEJAK KASIH SAYANG IBUKU

Bingkisan Cantik Ultah Anak Anda
Musim mangga akan segera berakhir. Walaupun di pasar masih ada beberapa pedagang menjual mangga, tapi tidak sebanyak minggu-minggu sebelumnya. Mangga yang dijualpun terlihat sudah tidak sesegar sebelumnya. Saya penyuka buah mangga, karenaya sering menunggu datangnya musim mangga. Saat datang, pasti tidak melewatkan untuk membelinya, sampai beberapa kali.

Selain karena rasa suka terhadap buah mangga, buatku ada kenangan tersendiri berkaitan dengan mangga. Bahkan bukan semata kenangan, tapi menjadi jejak kasih sayang ibu yang masih kami rasakan sampai saat ini, setelah 12 tahun ibu meninggalkan kami.

Tentu banyak hal yang menjadi bukti kasih sayang ibu, bahkan banyak banget, enggak terhitung mungkin. Tapi mangga buatku menjadi sesuatu juga. Sesuatu yang membuat aku merasakan kehadiran ibuku, merasakan kasih sayang ibuku.

Ibuku
Setelah beberapa tahun merantau di Jakarta untuk berdagang, ibuku memutuskan pulang kampung dan membuat usaha di sana. Karena terlahir dari keluarga petani, maka saat itu ia pun memutuskan untuk kembali bertani kembali.

Di sela-sela kesibukannya menggarap sawah, ibuku melihat halaman rumah yang juga bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang produktif. Maka dia kemudian membeli benih pohon jambu air dan menanamnya. Tapi entah kenapa pohon-pohon yang ditanam itu setelah beberapa bulan tidak tumbuh dengan baik. Bahkan kemudian satu persatu mati. Ibuku tidak putus asa untuk memanfaatkan lahan kosong itu. Kemudian dia menggantinya dengan pohon mangga. Setelah beberapa bulan, pohon mangga ini tumbuh dengan baik, walaupun ada juga beberapa yang mati.

Beberapa tahun kemudian pohon-pohon mangga itu semakin besar, tapi sayangnya sebelum pohon mangga itu berbuah ibuku dipanggil yang kuasa. Meninggalkan kami untuk selamanya. Meninggalkan anak-anaknya yang dia sayangi, meninggalkan pohon-pohon mangga selalu dia rawat, meninggalkan semua hal yang dia cintai.

Kini di halaman rumah kami tumbuh 12 pohon mangga yang setiap musim selalu berbuah. Dan kami selalu bisa menikmati buah-buah mangga itu. Bapakku yang saat ini berada di kampung kelahiran kami, selalu mengirim buah mangga buat anak-anaknya di Jakarta. Tidak pernah tertinggal. Dengan tidak langsung mungkin dia mengatakan: "Nak, ini bukti kasih sayang ibumu, dia tidak pernah melupakan kalian walaupun ibumu telah meninggalkan kita semua."

Inilah moment yang selalu aku tunggu, saat Bapakku mengirim buah mangga dari pohon-pohon mangga yang ibu tanam. Karena dengan itu, seakan aku merasakan kehadiran ibuku kembali. Merasakan kasih sayangnya kembali, dan tentu mengingatkan aku untuk tidak pernah lupa berdoa untuk ibuku.

Di hari Ibu ini, aku menatap foto ibuku, merasakan kehadirannya, merasakan kasih sayangnya. Tak terasa air mataku berlinang membasahi mataku. "Ya Allah, karena ibuku aku mengenal-Mu, karena Ibuku aku menyebut nama-Mu, kerena itu aku mohon padamu muliakanlah ibuku, tempatkanlah dia dekat di sisi-Mu, jauhkanlah dia dari segala sesuatu yang membuat ibuku tidak bahagia. Dan jauhkanlah kami dari perbuatan yang membuat ibuku tidak bahagia." Doaku spontan terucap.

Buat para Ibu yang lain, selamat hari Ibu, semoga kasih sayangmu yang tulus menjadi modal besar buat membangun bangsa ini.

Mencari bingkisan cantik ulang tahun anak Anda, klik di SINI
Mug Cantik, klik di SINI
Jejak Kerja Keras Bapakku, klik di SINI
Tulisan lain Klik di SINI

Kalau berkenan, mohon berikan komentar atau rating terhadap postingan ini.

Salam Bahagia
Warsa Tarsono
0818 995 214/021-96318167
www.wtarsono.blogspot.com
wtarsono@yahoo.com
FB: Warsa Tarsono
Twitter : @wtarsono
Terima Kasih

Baca selengkapnya......

Minggu, 11 Desember 2011

TELEVISI JURU DONGENG YANG BURUK

Di banyak rumah, ada pendongeng setia yang sangat disukai anak-anak. Namanya televisi.
Anak-anak dan TV adalah perpaduan yang sangat kuat. Tak banyak hal lain dalam kebudayaan kita yang mampu menandingi kemampuan TV yang luar biasa untuk menyentuh anak-anak dan mempengaruhi cara berpikir serta perilaku mereka.

Anak memiliki rasa ketertarikan yang besar terhadap TV. Berbeda dengan banyak media lain, TV adalah medium anak-anak. TV bisa menggenggam anak-anak, padahal media lain tak mampu melakukannya. Anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk menonton TV daripada untuk kegiatan apa pun lainnya, kecuali tidur.

Si “juru dongeng modern” ini sangat berjaya sebagai pendongeng, yang setia menceritakan berbagai kisah yang tak henti-hentinya dari pagi hingga malam. Adalah Marie Winn, penulis The Plug-In Drug (1977) yang menyebut anak-anak sebagai “passive, zombie-like” saat berada di depan pesawat TV. Winn menganalogikan TV sebagai drugs, yang sebagaimana obat bius atau alkohol, membuat pemirsa ketagihan.

Melalui tayangan-tayangan mimpinya, TV tidak sekedar mendongeng tapi juga memberi informasi apa saja. Dan jika bosan atau tidak suka, seorang penonton TV dapat memilih mana saja tayangan yang dianggapnya bagus.

Jika dongeng semata-mata dipandang sebagai hiburan, pastilah TV dapat menggusur dongeng. Karena dengan kelebihan audio-visualnya, TV sangat-sangat menarik sebagai media hiburan. Apalagi, teknologi TV makin lama makin maju sehingga daya pikatnya pun makin besar.
***

Banyak orangtua sering tidak menyadari bahwa TV sebenarnya adalah pendongeng yang buruk. Memang, jika dibandingkan dongeng, TV jelas memiliki satu keunggulan: sifatnya yang audio-visual. Namun justru karena kesederhanaan “teknologi”nya, dongeng memiliki keunggulan yang jauh lebih banyak dibandingkan TV.

Banyak sekali acara TV yang bertema antisosial, muatan yang tidak sehat bagi anak. Tema-tema kekerasan dalam banyak pengamatan dan penelitian terbukti menjadi tema utama tayangan TV. Milton Chen, ahli pertelevisian anak-anak, secara sangat impresif menunjukkan betapa masyarakat telah terkepung oleh materi-materi kekerasan di rumah sendiri oleh benda bernama TV. Saat ia menulis tentang kekerasan di TV, ia menulis sub-judul: “Anda Ingin Menyaksikan Pembunuhan? Hidupkan TV: Pelayanan 24 Jam!”

Sebaliknya, dongeng justru menampilkan tema-tema prososial, muatan yang sehat bagi anak. Buku dongeng anak-anak secara umum tidak mengemukakan tema-tema seks, cinta yang erotis, kebencian, kekejaman, prasangka, serta masalah hidup dan mati --tema-tema yang justru banyak diangkat dalam banyak acara TV kita. Kalau pun segi-segi buruk kehidupan diangkat menjadi persoalan ---misalnya tentang kemiskinan atau kejahatan— maka amanatnya biasanya disederhanakan dengan menyediakan akhir kisah yang indah. Misalnya, kisah Bawang Merah dan Bawang Putih atau Cinderella.

Tambahan lagi, dongeng anak tidak sekedar menampilkan tema prososial. Dongeng anak itupun sangat banyak memasukkan pesan-pesan moral semacam kesetiakawanan, cinta kasih, sikap berbakti kepada orangtua, kecintaan kepada alam, kejujuran dan ketabahan menghadapi kehidupan, dan mementingkan kepentingan orang banyak.

Cara penyajian dongeng dari orangtua ke anak memiliki fungsi sosial yang dahsyat. Posisi dialogis dalam mendongeng mempererat hubungan emosi antara orangtua dan anak. Komunikasi dalam dongeng berkembang dua arah, karena anak berkesempatan untuk bertanya atau berkomentar. Ini tak dijumpai pada TV yang arus komunikasinya berjalan satu-arah.

Apalagi, dongeng memungkinkan anak membentuk imajinasi bebas dari apa yang diceritakan. Imajinasi atau fantasi merupakan salah satu kebutuhan intrinsik bagi pertumbuhan anak-anak, karena fantasi merupakan unsur yang memungkinkan dan mendukung kreativitas.
Kebebasan berfantasi, yang notabene adalah kebebasan menafsirkan simbol-simbol, yang tumbuh tatkala mendengar dongeng tidak akan didapatkan dari TV. Kotak ajaib itu justru mengabsolutkan simbol.

Berbeda dengan dongeng yang memungkinkan anak dapat mengabstraksikan secara bebas apa pun yang didengarnya, kesempatan itu ditiadakan oleh TV. Media ini menutup kemungkinan proses tawar-menawar untuk menafsirkan realitas. Simbol-simbol yang ditampilkan demikian dimutlakkan dan dijalin dalam story board yang tak putus-putus. Karenanya tidak ada peluang berpikir alternatif atas suatu simbol yang muncul. Kalau toh ada jeda dalam TV, itu diisi oleh iklan.
Mendongeng menjadi bermakna karena dua hal: makna yang diberikan oleh cerita itu sendiri dan aktivitas (perilaku) mendongeng. Kegiatan dongeng sangat diwarnai nuansa emosional dan manusiawi. Mendongeng adalah manifestasi rasa peduli dan kasih sayang orangtua kepada anak. Ini sangat bermanfaat dalam perkembangan kepribadian anak.

Dengan menjadi juru cerita bagi anak-anak, orangtua telah mengarahkan secara aktif perkembangan mental anak-anak, sikap hidupnya, dan ekspresi emosinya. Tanpa terasa dongeng dapat membantu anak-anak untuk tumbuh sebagaimana yang didambakan orangtua. Dengan mengingat banyaknya acara TV yang buruk, bayangkanlah jika yang menjadi juru cerita ini adalah televisi!

Mendongeng adalah suatu proses kreatif. Dengan bercerita seseorang menciptakan suatu dunia yang lain dan mengharapkan dapat menggiring para pendengarnya untuk dengan penuh keyakinan membenarkan dunia yang diceritakan. Dengan beberapa patah kata saja, seperti “Pada zaman dahulu kala...”, pendengar dongeng seolah-olah dilontarkan kepada suatu dunia tanpa batas waktu. Para pendengar akan tercekam dan terserap oleh kata demi kata yang diucapkan si pendongeng dan imajinasi mereka mengembang sesuai keinginan si pendongeng. Kebiasaan menumbuhkan kreativitas melampaui ruang dan waktu ini dibutuhkan saat anak belajar di bangku sekolah.***

Demikian pentingnya dongeng bahkan sudah teruji sampai ke tingkat yang lebih makro. Adalah David McClelland yang membuktikan bahwa dongeng sangat penting bagi kemajuan perekonomian suatu bangsa.

Teori McClelland tentang Motivasi Berprestasi merupakan karya klasik teori modernisasi. Ia menekankan signifikansi yang utama dari masalah kepribadian dan sosialisasi dari anggota masyarakat yang mau membangun. Teori ini menerapkan metode proyeksi untuk mengukur motivasi berprestasi seseorang.

Dalam diri seseorang terdapat need for achievement (n-Ach), yakni suatu motivasi individual untuk menegakkan bagi dirinya sendiri sesuatu yang harus dicapainya dan kemudian ukuran (standar) kecemerlangan untuk itu. Dengan kata lain, n-Ach adalah kebutuhan untuk dinilai berhasil pada beberapa pengukuran keunggulan internal. Hal tersebut menunjukkan keinginan individu untuk melakukan sesuatu dengan baik, untuk menemukan dan mengatasi tantangan, untuk diuji, untuk berusaha sekuat tenga, dan untuk berhasil.

McClelland menguji n-Ach antara lain dengan mengkaji bacaan anak yang populer dalam suatu masyarakat. Melalui studinya, McClelland menemukan bahwa negara-negara di mana bacaan anaknya menekankan kebutuhan untuk berprestasi (n-Ach) dan kepedulian pada pihak lain, memiliki tingkat pertumbuhan tiga kali lipat dibandingkan negara-negara di mana dimensi-dimensi tersebut hanya memperoleh perhatian sedikit.

McClelland memusatkan perhatian pada “pengalaman di masa pertumbuhan anak”. Menurutnya, pada masa itulah, kemandirian, kepercayaan diri, dan kemampuan manusia dibentuk. Seorang anak yang memperoleh sosialisasi nilai-nilai kemandirian – diteorikan terutama melalui berbagai dongeng dari beragam sumber -- akan mampu menempati peran-peran kewiraswastaan saat ia dewasa kelak. Dan adalah kehadiran para sumberdaya manusia yang kompetitif seperti itulah yang dibutuhkan pada pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.***

Jika sudah demikian halnya, apa kita masih mau menyerahkan anak-anak kita pada televisi, si juru dongeng yang buruk?***

* Nina M. Armando adalah Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia, Dosen Komunikasi di Universitas Indonesia dan Aktivis di Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA).

Artikel ini pernah dimuat di Majalah Madina, di-posting di Blog ini dengan izin yang bersangkutan.

Bingkisan Cantik Untuk Ulang Tahun Anak Anda

Tulisan lain:
Rasid Memungut Sampah Sebagai Panggilan Hati
Kisah Inspiratif dari Chicken Soup for The Soul
Aksi Mahasiswa UI Menjadi Sesuatu Banget
Ucapkan Selamat dan Doa Ulang Tahun Lewat Lagu
Ali Sadikin Ngotot, Masjid Said Naum Berdiri
Mencari Mal Ramah Islam

Terima Kasih
Warsa Tarsono
HP: 0818995214/02196318167
Email: wtarsono@yahoo.com
FB: Warsa Tarsono
Twitter: @wtarsono

Baca selengkapnya......

Sabtu, 10 Desember 2011

MENEMUKAN KUNCI SUKSES DAN BAHAGIA

Waktu lebaran beberapa hari lagi. Umi seorang janda anak dua, merencanakan mudik, setelah beberapa tahun tidak pulang ke kampungnya di Ciamis. Terlintas dalam pikirannya untuk meminjam mobil keluarga Herlambang, tetangga yang tidak jauh dari rumahnya. Keluarga Herlambang merupakan keluarga yang berrkelimpahan, memunyai tiga mobil, dan keluarga yang dikenal baik hati dan suka menolong.

Saat Umi menyampaikan niatnya, Herlambang dengan senang hati meminjamkannya. Tentu Umi sangat senang. Setelah seminggu Umi berlibur di kampungnya, dia pulang ke Jakarta. Dia sampai di Jakarta sudah malam, selain itu kondisi mobilnyapun kotor. Dia memutuskan untuk mengembalikan besok pagi, setelah dicuci terlebih dahulu.

Naas, saat dia bangun pagi, mobil pinjaman yang dia parkir di halaman rumahnya raib, ada yang mencurinya. Umi meratapi nasibnya, hatinya sedih dan bingung, seharian dia menangis. Dia tidak tahu bagaimana menyampaikan berita kehilangan mobil tersebut kepada pemiliknya, Herlambang.

Sehabis shalat isya, Umi menguatkan diri menemui Herlambang untuk menyampaikan berita kehilangan tersebut. Umi merencanakan akan mengganti mobil tersebut dan berharap Herlambang tidak keberatan kalau pembayarannya dicicil.

Di luar dugaan Umi, Pak Herlambang dan istrinya tidak marah dan tidak meminta ganti atas kehilangan mobil tersebut. Dengan tulus malah mereka menghibur Umi dan meyakinkan untuk tidak menggantinya. ”Tidak usah, Bu. Mobil itu kan kami asuransikan. Ibu tanang saja, nanti saya yang mengurus klaimnya,” ucap Herlambang.

Singkat cerita, keluarga Herlambang mengurus klaim asuransinya. Tidak ada kesulitan. Setelah uang asuransinya cair, Herlambang segera kembali membeli kembali mobil. Saat Herlambang membeli mobil baru dari uang asuransi tersebut, perusahaan mobil itu sedang mengadakan promosi dengan hadiah utama sebuah mobil. Setelah diundi, ternyata Herlambang menjadi pemenang. Jadi, karena kehilangan tersebut, justru Herlambang mendapat dua buah mobil baru.

Cerita di atas adalah salah satu testimoni dari buku The Science & Miracle of Zona Ikhlas, karangan Erbe Sentanu. Cerita ini menjadi bukti keajaiban dari orang yang ikhlas saat mendapatkan cobaan hidup. Selain cerita di atas, ada banyak lagi kesaksian-kesaksian dan keajaiban menerapkan ikhlas dalam hidup. Bukan hanya berkaitan dengan di tambahkan atau dimudahkanya rezeki, tapi juga berupa kesembuhan dari suatu penyakit, bahkan diberikan keturunan, setelah dokter memvonis tidak akan punya anak.

Ikhlas adalah Kekuatan
Ikhlas, kata seorang sufi, adalah tidak memanggil siapa pun selain Allah SWT untuk menjadi saksi atas perbuatan kita. Sementara menurut Reza Gunawan, praktisi pengajar dan penyembuhan holistik, ikhlas secara sederhana dapat diartikan dengan perasaan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kondisi perasaan yang dialami adalah: ”Apapun kenyataan hidup, sudah tidak lagi berbenturan dengan keinginan dan hasrat karena kita sudah bisa menerima apa adanya."

Prot. Dr. Komaruddin Hidayat
Menurut Komaruddin Hidayat, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN), ikhlas merupakan tali penghubung antara hamba dengan Tuhannya. Melalui tali penghubung itu, Tuhan akan melimpahkan kasih sayang kepada hamba yang Dia kehendaki sehingga hamba bersangkutan akan merasakan kedamaian hidup dan tebebas dari kecemasan dan ketakutan.

Dari uraian Komaruddin tersebut, tercermin bahwa justru dalam kondisi ikhlas seseorang akan mendapat kekuatan dari Tuhan, kekuatan untuk mewujudkan semua keinginannya. Seseorang yang berada dalam kondisi ikhlas akan selalu bersyukur dan menerima apa adanya apapun yang dia miliki. Tapi pada saat bersamaan, komunikasi hamba dengan Tuhannya sedang tersambung sangat dekat, sehingga apapun yang diinginkan hambanya akan diwujudkan oleh Tuhan. Situasi seperti itu mungkin yang terjadi dengan keluarga Herlambang.

Mencapai derajat ikhlas tidaklah mudah. Menurut Komaruddin, ikhlas mudah diucapkan, tapi sulit diimplementasikan. Dalam konteks itulah Quantum Ikhlas hadir. Melalui pendekatan sains, kita akan dihantarkan mencapai derajat ikhlas.

Gelombang Otak Ikhlas
Saat ini, telah ditemukan teknologi untuk merakam gelombang otak berdasarkan kondisi jiwa seseorang. Alat tersebut dikenal dengan Elektroensefalogram (EEG). Ada empat gelombang, antara lain: Pertama, Beta, berada dalam gelombang 14-100 Hz. Pada frekuensi ini seseorang sedang terjaga. Didominasi oleh logika. Otak kiri yang saat itu sedang aktif digunakan. Saat itu, orang tersebut sedang berfikir, konsentrasi dan sebagainya. Akibatnya gelombang otaknya meninggi.

Akibat gelombang tinggi tersebut, otak terangsang mengeluarkan hormon kortisol dan norefinefrin. Hormon itu menyebabkan orang tersebut menjadi cemas, khawatir, marah dan stres. Hal ini mengakibatkan seseorang mudah terserang penyakit.

Kedua, Alfa, berada dalam gelombang 8-13,9 Hz. Dalam gelombang inilah ikhlas berada. Dalam gelombang ini seseorang sedang rileks, melamun, atau berkhayal. Kondisi seperti ini merupakan pintu masuk atau akses ke perasaan bawah sadar, sehingga otak akan berfungsi lebih optimal.

Dalam kondisi ini, otak memproduksi hormon serotonin dan endorfin yang membuat orang akan merasa nyaman, tenang dan bahagia. Hormon ini juga membuat imunitas tubuh bekerja dengan baik, pembuluh darah terbuka lebar, detak jantung stabil dan kapasitas indra kita meningkat. Seseorang yang berada dalam gelombang akan mudah menciptakan rasa ikhlas dan membuka akses menuju realitas kuantum.

Ketiga, Theta, berada dalam gelombang 4-7 Hz. Seseorang yang berada dalam gelombang ini dia sedang bermimpi. Pikiran dia menjadi kreatif dan inspiratif. Dia juga menjadi khusyu, rileks yang dalam, ikhlas, pikiran sangat hening, indra keenam atau intuisi muncul. Ini akbibat otak mengeluarkan hormon melatonin, cathecolamine dan arginine-vasopressin. Di gelombang ini, akses menuju realitas kuantum semakin nyata.

Keempat, Delta, berada dalam gelombang 0,1 – 3,9 Hz. Pada gelombang ini seseorang sedang tidur pulas tanpa mimpi, tidak sadar, tidak berpikir, bahkan tidak merasakan badan. Pada gelombang ini otak mengeluarkan hormon pertumbuhan, yang bisa membuat orang awet muda.

Dari keempat gelombang itu, gelombang Alfa merupakan pintu masuk menuju ikhlas. Semakin kita mampu untuk selalu berada di gelombang ini, semakin mudah kita mencapai kesuksesan dalam karier, bisnis, hubungan sosial, ketenangan, dan kebahagiaan.


Menuju Ikhlas dengan Alphamatic Brainwave
Secara alamiah, setiap orang bisa berada dalam gelombang Alfa, dengan melatih hati dan memanfaatkan kemampuan indra. Misalnya menggunakan indra penglihatan, caranya dengan melihat pemandangan alam, pegunungan dan sawah yang hijau, hamparan laut yang biru dan lain sebagainya. Tapi proses ini bisa memakan waktu yang lama.

Di era modern ini, teknologi digital dimanfaatkan sedemikian rupa untuk berbagai keperluan. Termasuk untuk menghantarkan gelombang otak manusia menuju dalam gelombang Alfa, gelombang tempat setiap orang bisa mencapai derajat ikhlas. Teknologi ini disebut CD Prayer Alphamatic Brainwave. Di Indonesia, teknologi ini di kembangkan oleh Kata Hati Institute yang dipimpin oleh Erbe Sentanu.

Dengan CD prayer Alphamatic Brainwave, kita akan dihantarkan secara otomatis menuju wilayah bawah sadar. Wilayah di mana kita berada dalam kepasrahan atas hasrat dan keinginan kita. Wilayah di mana kita yakin Tuhan akan mengabulkan doa-doa dan impian kita. Sehingga kita menjadi orang yang sukses dan bahagia. ***

(Disarikan dari Quantum Ikhlas dan The Science and Miracle of Zona Ikhlas karya Erbe Sentanu, oleh Warsa Tarsono.)

Bingkisan Cantik Untuk Ulang Tahun Anak Anda Klik di SINI

Tulisan lain:
Rasid Memungut Sampah Sebagai Panggilan Hati
Ucapkan Selamat dan Doa Ulang Tahun Lewat Lagu
Ali Sadikin Ngotot, Masjid Said Naum Berdiri
Mencari Mal Ramah Islam

Baca selengkapnya......

Jumat, 09 Desember 2011

ALI SADIKIN NGOTOT, MASJID SAID NAUM BERDIRI

Bagian Kedua dari Dua Tulisan
Masjid Said Naum dibangun tahun awal 1970-an, diresmikan penggunaannya tahun 1975 oleh Menteri Dalam Negeri Amir Machmud. Masjid Said Naum dibangun di bekas tanah pemakaman yang merupakan wakaf dari almarhum Said Naum. Dia mewakafkan tanah seluas dua seperempat hektar. Selain masjid, di bekas tanah pemakaman tersebut dibangun sekolah dan rumah susun.

Perubahan dari areal pemakaman menjadi masjid, sekolah, dan rumah susun dilakukan saat Ali Sadikin menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Saat itu, perkembangan Jakarta sedang tumbuh pesat. Ali Sadikin memandang sudah tidak tepat lagi ada pemakaman di pusat kota. Dia mengusulkan untuk memindahkan pemakaman yang ada di pusat kota ke pemakaman yang ada di pinggir kota. Saat itu, dia menunjuk pamakaman Jeruk Purut di Jakarta Selatan.

Ketika gagasan itu dilontarkan terjadi kontroversi. Sebagian ulama berpendapat bahwa rencana pemindahan tersebut haram, karena tanah itu diwakafkan untuk kuburan. Tapi, sebagian ulama membolehkannya, selama fungsi wakaf itu dipergunakan untuk kemaslahatan umat. Alasannya, agar amal jariah dari pewakaf tetap mendapatkan pahala.

Foto: Ali Sadikin
Walaupun ada kontroversi, pemindahan kuburan tetap dilakukan pemerintah, dan sebagian pemindahan dilakukan oleh keluarga atau ahli waris. Karena takut tanah tersebut dikuasai pemerintah dan menjaga agar nilai wakaf itu terpelihara, para tokoh dan ulama mengadakan dialog dengan pemerintah. Hasilnya, pemerintah dan tokoh agama bersepakat di sebagian tanah tersebut akan dibangun sekolah dan masjid. Sebagian tanah yang lainnya dibangun rumah susun.

Saat sekolah dan masjid tersebut selesai dibangun, agar mempunyai kekuatan hukum, dibuatlah Yayasan Wakaf Said Naum. Selanjutnya, Yayasan Wakaf Said Naum ini yang mengelola sekolah dan masjid tersebut, sampai saat ini. Adapun sekolah yang dikelola oleh Yayasan Wakaf Said Naum dari mulai tingkat Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Kini, pengurus yayasan mempunyai rencana untuk membuat perguruan tinggi. “Pengurus yayasan saat ini sedang mendesain untuk membuat bangunan tingkat tujuh atau delapan dan kemudian mengupayakan agar bisa mendirikan universitas atau perguruan tinggi,” ujar Abdullah Djaidi, wakil ketua Yayasan Wakaf Said Naum.

Dibiayai dari Jasa Parkir
Masjid Said Naum pembangunannya dibiayai oleh Pemda DKI Jakarta. Konsekuensinya, Pemda berhak membangun rumah susun di bekas areal pemakaman yang merupakan wakaf dari Said Naum itu.

Selanjutnya, pengelolaan masjid tersebut Pemda menyerahkannya kepada Yayasan Wakaf Said Naum. Menurut Abdullah Djaidi, Pemda DKI tidak memberikan biaya pengelolaan masjid tersebut. Biaya pengelolaan masjid mengandalkan sumbangan dari para donator dan sewa parkir.

Bukan Sekedar Tempat Ibadah
Kegiatan utama Said Naum adalah penyelenggaraan dakwah yang meliputi penyelenggaraan ibadah sholat, pengajian dan peringatan hari-hari besar Islam. Tapi pengurus tidak ingin kegiatan di Masjid Said Naum sebatas itu. “Memang saat awal, pengurus belum menyentuh masalah sosial ekonomi. Tapi setelah kepengurusan berjalan beberapa tahun, kami membuat program bantuan modal buat masyarakat sekitar masjid. Tapi program itu tidak berjalan lama. Hal itu disebabkan pengembalian yang tidak lancar dari para peminjam,” jelasnya.

Tapi pengurus tidak berhenti karena kegagalan program pertama, kemudian mereka membuat program santunan biaya pendidikan atau beasiswa kepada anak-anak yatim di sekitar masjid. Program itu berjalan lancar. Karena keberhasilan program itu, pengurus terlecut untuk membuat kegiatan yang diperuntukkan bagi anak-anak penerima santunan.

Kemudian, digagaslah TPA. “Kami menganggap tidak cukup hanya dengan memberikan biaya sekolah, kita juga harus memberikan pembinaan kepada anak-anak itu, dan menurut kami wadah pembinaan yang paling efektif adalah TPA. Anak-anak itu diajarkan membaca al-Qur’an, serta pengetahuan dan pemahaman agama. Aktivitas mereka setiap hari Senin sampai Jumat, mulai jam empat sampai jam enam,” jelasnya lagi.

Menjaga Orisinalitas
Lebih dari 30 tahun masjid Said Naum berdiri. Keberadaanya seolah menjadi oase kekeringan spiritual masyarakat kota yang diburu kemajuan kota. Banyak orang-orang yang bekerja atau berkantor di sekitar masjid memanfaatkan masjid Said Naum untuk kembali menyegarkan spiritualitas mereka.

Masjid Said Naum bukanlah salah satu bangunan yang menjadi cagar budaya, tapi originalitasnya selalu dijaga oleh para pengurusnya. “Kami sama sekali tidak melakukan perubahan terhadap masjid itu. Setiap kami akan melakukan rehab atau penambahan bangunan, seperti bangunan yang saat ini menjadi TPA, kami selalu berkonsultasi dengan Pak Adhi Moersid,” tutur Abdullah Djaidi menutup pembicaraan.***

Mencari Bingkisan Cantik untuk Ulang Tahun Anak Anda, Klik di SINI

Tulisan terkait:
Masjid Said Naum, Meraih Aga Khan Award-Bagian Pertama dari Dua Tulisan
Masjid Alatif Bagian Pertama dari Dua Tulisan
Masjid Alatief Bagian Kedua dari Dua Tulisan
Mencari Mal Ramah Islam
Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru
Masjid Sunda Kelapa Menteng
Dari Haram Jadah, Menjadi Hamparan Sajadah
Masjid Cut Meutiah Menteng


Saya tunggu komentar atau rating Anda. Apapun komentarnya atau berapapun ratingnya berharga bagi saya.

Terima Kasih
Warsa Tarsono
HP: 0818 995 214/021-96318167
Email: wtarsono@yahoo.com
FB: Warsa Tarsono
Twitter: @wtarsono

Baca selengkapnya......

Rabu, 07 Desember 2011

MASJID SAID NAUM, MERAIH AGA KHAN AWARD

BAGIAN PERTAMA DARI DUA TULISAN
Matahari sudah tidak tampak lagi, tapi lembayung masih cukup menerangi langit Jakarta walau terhalang oleh banyaknya bangunan tinggi. Waktu maghrib tinggal beberapa menit lagi, Tapi itu masih cukup dimanfaatkan oleh sekumpulan anak untuk bermain layang-layang di halaman Masjid Said Naum. Ini adalah sebuah masjid di Jalan Kebon Kacang Tanah Abang, Jakarta Pusat. Masjid itu memang memunyai halaman luas, salah satu ciri khas dari Masjid tersebut.

Anak-anak yang bermain tersebut adalah siswa dari Taman Pendidikan Al Quran (TPA), di bagian samping dari komplek masjid Said Naum. Beberapa menit sebelum adzan maghrib, anak-anak itu telah menyelesaikan belajarnya. Sebagian anak-anak langsung mengambil wudhu dan masuk ke masjid. Sebagaian lain bermain layang-layang. Tidak ada hardikan dari guru mereka. Mereka tampak gembira memanfaatkan waktu yang tersedia untuk bermain. Saat adzan berkumandang, otomatis mereka mengakhiri permainan mereka dan lantas mengikuti teman lainnya untuk berwudhu dan segera menuju masjid untuk menunaikan sholat maghrib.

TPA adalah salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh pengurus Masjid Said Naum. Keberadaan TPA merupakan bentuk keperdulian sosial terhadap pendidikan Islam untuk masyarakat di sekitar masjid tersebut. Sebagian besar anak-anak yang belajar di TPA tersebut adalah anak dari kalangan tidak mampu. Mereka tidak dikenakan biaya untuk belajar di TPA tersebut. Ada sekitar 120 anak yang belajar di TPA Masjid Said Naum.

Foto ARCHNET
Mendapatkan Penghargaan Aga Khan Award
Memasuki areal Masjid Said Naum, kita akan merasa seperti berada di dunia lain. Halaman masjid yang luas membuat bangunan masjid tersebut seolah “terasing” dari bangunan-bangunan di sekitarnya. Tapi itu justru membuat kita akan merasakan hawa sejuk berada di halaman dan teras masjid tersebut.

Foto ARCHNET
Begitupun saat memasuki ruangan dalamnya. Kita akan melihat ruangan sholat yang lapang dengan tanpa tiang di tengahnya, sebagaimana lazimnya banyak masjid. Kondisi tersebut membuat kita akan jelas melihat mihrab, dan ruangan sholat terasa lebih luas.

Sirkulasi udara ruangan salat berasal dari jendela-jendela kayu yang berada disetiap dinding masjid tersebut. Ada lima buah jendela di setiap dindingnya, semuanya tidak menggunakan daun jendela, hanya barisan kayu berukir/ulir dengan jarak tertentu berjejer secara vertikal. Pilihan jendela seperti itu membuat angin bebas bertiup ke dalam bangunan, dan itu menjadi salah satu unsur yang membuat nyaman berada di dalam ruangan masjid tersebut.

Menurut Bambang Setia Budi, dosen arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB), dalam blognya (B. S. B'SPLACE), daya tarik dari segi arsitektur yang menjadi ciri khas masjid itu adalah bentuk atap yang mengadopsi atap tumpang bangunan sakral Jawa atau Bali. Tetapi arsiteknya, Adhi Moersid, mengubah perwujudan baru atap tersebut dengan memutar 90 derajat dari bentuk massa masjidnya.

Perubahan itu memperlihatkan usaha menarik dalam menampilkan gagasan baru untuk merevitalisasi bentuk atap lokal/tradisional tersebut. Bentuk seperti itu berkembang lebih lanjut di kemudian hari pada bangunan masjid-masjid modern lainnya di Indonesia, seperti Masjid Al-Markaz Al-Islami di Makassar dan Masjid Pusdai (Islamic Center) di Bandung.

Dalam pandangan Bambang, Masjid Said Naum, baik dari segi penampilan masjid dalam ruang dan bentuk, tata letak dan penataan lanskap, mendekati ideal. Kehadirannya begitu nyaman bagi kegiatan ritual ibadah seperti salat, itikaf (berdiam diri di dalam masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah), merenung, hingga muhasabah (mengevaluasi diri).

Klik Website Aga Khan
Selain itu, menurut Bambang, arsitek Masjid Said Naum berhasil merepresentasikan karakter arsitektur tradisional, yang cocok dengan lingkungan sekitar, dan menggunakan material lokal. Atas alasan itu pulalah bangunan masjid yang selesai pembangunannya pada 1977 ini mendapatkan penghargaan Honourable Mention dari Aga Khan Award for Architecture pada 1986.

Karena penghargaan Aga Khan Award itu, keberadaan Masjid Said Naum semakin di kenal orang, terutama bagi para pemerhati arsitekur. Bukan hanya para arsitek dalam negeri, tetapi juga arsitek luar negeri. Pada sekitar 1984/85, Masjid Said Naum mendapat kunjungan dari Pengeran Amir Salman Bin Sulton Bin Abdul Azis, salah seorang pengeran dari kerajaan Arab Saudi.

“Kami kaget ketika kami mendapat telepon dari kedutaan Arab Saudi yang menyampaikan akan ada keluarga kerajaan yang akan berkunjung ke Masjid Said Naum,” ungkap Abdullah Djaidi.

“Beberapa minggu setelah itu, pangeran tersebut datang. Pangeran Sulton ternyata seorang arsitek. Kemudian kami ajak pengeran tersebut keliling sambil berdialog. Dari dialog tersebut kami akhirnya mengetahui, pengeran Sulton mengetahui Masjid Said Naum dari sebuah majalah di Amerika,” lanjutnya.

Foto ARCHNET
“Pengeran Sulton takjub dengan arsitektur masjid Said Naum, terutama ruang salat yang tanpa tiang. Menurutnya seluruh masjid di Arab Saudi menggunakan tiang. Setelah melihat ruangan dalam, kami ajak dia berkeliling melihat lingkungan sekitar masjid. Setelah berkeliling memutari masjid dia berkata kepada kami, masjid Said Naum pantas menadapatkan penghargaan Aga Khan Award, karena baik dari segi arsitektur maupun artistiknya menakjubkan,” urainya.

Mencari Bingkisan Cantik untuk Ulang Tahun Anak Anda, Klik di SINI

Tulisan terkait:
Masjid Said Naum, Pembangunannya Diawali Kontroversi-Bagian Kedua dari Dua Tulisan
Masjid Alatif Bagian Pertama dari Dua Tulisan
Masjid Alatief Bagian Kedua dari Dua Tulisan
Mencari Mal Ramah Islam
Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru
Masjid Sunda Kelapa Menteng
Dari Haram Jadah, Menjadi Hamparan Sajadah
Masjid Cut Meutiah Menteng


Saya tunggu komentar atau rating Anda. Apapun komentarnya atau berapapun ratingnya berharga bagi saya.

Terima Kasih
Warsa Tarsono
HP: 0818 995 214/021-96318167
Email: wtarsono@yahoo.com
FB: Warsa Tarsono
Twitter: @wtarsono

Baca selengkapnya......

Minggu, 04 Desember 2011

RASID, MEMUNGUT SAMPAH SEBAGAI PANGGILAN HATI

Kali Ciliwung, Kalibata
"Orang lain dapat 500 juta saja belum tentu tepuk tangan, saya dapat gopek pasti tepuk tangan mas."

Sabtu sore (3/12) langit Jakarta tidak tampak cerah, tapi juga tidak menunjukkan tanda-tanda akan hujan. Melihat hari sudah sore, Rasid (46 tahun) menepikan perahunya dari tengah kali Ciliwung di daerah Kalibata. Dia menyudahi pekerjaannya memungut sampah-sampah yang hanyut oleh air yang mengalir deras.

Baca selengkapnya......

Sabtu, 26 November 2011

Terjangkit Virus Chicken Soup

"Gooool", teriak saya dan penonton lain saat nonton bareng (Nobar) Indonesia vs Malaysia di Gelora Bung Karno. Lagi seru pertandingan, karena sebelum gol terjadi pun kedua tim silih berganti menyerang.

Belum sempat melihat tayangan ulang gol tersebut karena layar terhalang oleh penonton lain yang berdiri, sebuah SMS masuk ke hand phone saya. Saya lihat pengirimnya dari Diana Sarahsanti, teman di Youth Islamic Stusy Club (YISC) Al-Azhar. "Gue lagi menghibur diri, beli Chicken Soup yang baru, Mengatasi Rasa Duka Karena Kehilangan. "Mudah-mudahan menenangkan," jawaban singkat saya.

Diana dua hari terakhir itu mungkin sedang bersedih. Di status Facebook sehari sebelumnya dia membuat status tentang kehilangan cincin kawinnya. "Sudah kehilangan orangnya,kasih sayangnya,sekarang giliran cincin kawin pemberiannya..Ya Allah kuatkanlah aku.." ucapnya di FB. Sebuah kondisi yang patut kita berikan empati kepadanya.

Tapi tulisan ini tidak akan bercerita tentang derita Diana. Karena kalaupun dia saat ini sedang bersedih, yang saya tahu Diana adalah sosok yang kuat, dan selalu ikhlas menerima semua hal yang menimpa kepadanya. Mudah-mudahan kali inipun dia akan kembali menunjukkan hal itu. Dan menurutku dia, sedang berusaha melakukannya, terbukti dengan membeli buku Chicken Soup for The Soul. Buat saya itu adalah pilihan yang tepat, walaupun bukan berarti satu-satunya pilihan, karena setiap orang punya caranya sendiri untuk mengatasi kesedihan.

Dalam buku Chicken Soup for The Soul banyak kisah-kisah inspiratif dan kisah-kisah yang bisa kita teladani. Biasanya kisah-kisah itu dikelompokkan dalam beberapa judul bab, seperti: Tentang Cinta, Tentang Kebaikan, Tentang Orang Tua dan Pengasuhan Anak, Tentang Belajar Mengajar, Mengatasi Hambatan dan beberapa lainnya. Di setiap judul seri buku Chicken Soup for The Soul bisa berbeda-beda pengelompokkan judul babnya.

A4th Course of Chicken Soup for the Soul adalah buku pertama yang saya baca dari buku seri Chicken Soup for The Soul ini. Di buku itu, ada kisah yang selalu saya ingat. Kisah itu dikelompokkan ke dalam bab Tentang Kebaikan, dan judulnya Kaki Besar-Hati Lebih Besar.

Tulisan diawali dengan sebuah sebuah pepatah dari Afrika. "Ketika perbuatan bicara, kata-kata tidak ada artinya.

Diceritakan seorang gadis kecil ingin membeli es krim. Sambil menggenggam uang dengan dia menghampiri sebuah toko es krim. Belum sempat dia mengucapkan sesuatu untuk membeli es krim, seorang petugas menghardik dengan galaknya menyuruh dia keluar dan disuruh untuk membaca tulisan di yang terpasang di pintu, dan memintanya tidak masuk lagi sebelum dia memakai sepatu.

Saat bersamaan seorang pria bertubuh besar keluar dari toko es krim tersebut. Dia melihat gadis kecil itu keluar dari toko dan berdiri di depan pintu sambil membaca sebuah pengumuman di pintu. "Tidak Memakai Sepatu Tidak Boleh Masuk".

Anak kecil itu berdiri terpaku membaca tulisan itu, perlahan di kedua pipinya mengalir air matanya. Dengan perlahan anak kecil itu berbalik dan meninggalkan toko itu. Tiba-tiba lelaki besar itu memanggilnya sambil duduk di pinggiran jalan. Pria itu melepas sepatunya yang berukuran besar dan meletakkan sepatunya di depan anak kecil tersebut. "Pakailah sepatu saya, mungkin kamu akan kesulitan berjalan dengan sepatu itu, tapi kamu akan mendapatkan es krim," ucapnya. Sebelum anak itu menjawab lelaki besar itu mengangkat anak itu dan memasukkan kakiknya ke dalam sepatu besar miliknya.

Dengan kesulitan anak itu berjalan, tapi tidak berapa lama dia kembali dengan membawa es krim. Dengan senyum dan mata berbinar anak itu menghampiri lelaki besar itu. Lelaki besar itu pun tersenyum melihat kebahagiaan anak itu.

Sederhana apa yang dilakukan oleh lelaki berbadan besar itu. Tapi buat saya, dia lelaki yang berhati besar.

Terima Kasih

Warsa Tarsono.

Tulisan lain:
Inspirasi dari Buku Chicken Soup for The Soul
Aksi Mahasiswa UI Menjadi Sesuatu Banget
Jejak Kerja Keras Bapakku
PAYISC, Memaknai Hidupku

Baca selengkapnya......

MASJID ALATIEF PASARAYA BLOK M, MASJID INDAH PENGUNJUNG SENANG

Bagian Pertama dari Dua Tulisan
Ke Musala, Mbak,” jawab saya ketika petugas lift di Pasaraya bertanya tujuan saya. Petugas menekan angka lima. Saya balik bertanya saat petugas itu tidak menekan angka dua, karena yang saya tahu musala di Pasaraya ada di lantai dua. “Bukannya musala di lantai dua, Mbak?” Dengan santun petugas itu menjawab, “Iya Pak, sekarang dipindah ke lantai lima.” Saat mau keluar lift, dengan ramah petugas mempersilahkan saya untuk keluar sambil berkata. “Silahkan Bapak, pintu masjidnya ada di sebelah kanan, Bapak masuk saja,” ucapnya.

Saya mengikuti petunjuk petugas lift tersebut. Saat membuka pintu, mata saya langsung tertuju pada tulisan di kaca: “Masjid A Latief” Saya membaca tulisan tersebut sambil bertanya-tanya di dalam hati, “Kok, berubah?” Saat memasukinya, saya kaget. Bukan musala yang saya dapati, tapi sebuah masjid besar.

Melihat ke dalam masjid, terlihat hamparan karpet warna merah Dunhill menutupi lantai. Ruangan tempat salat terlihat luas, tanpa ada tiang-tiang di tengahnya. Memandang dari pintu masjid, kita akan langsung melihat mihrab, tanpa terhalang tiang. Cahaya keemasan menyelimuti masjid tersebut. Tak pelak, ini salah satu masjid terindah di mal Jakarta. Saya jadi ingin tahu lebih jauh soal masjid ini.

Jendela Ilmu, Hijau Jakarta dan Lampu Kristal
“Masjid ini berada di pusat perbelanjaan, dan pengunjung Pasaraya ini adalah kalangan menengah ke atas. Jadi kami ingin mencitrakan masjid ini sebagai masjid yang modern dan elegan, walaupun dengan desain yang minimalis,” ungkap Hidayat Achdi arsitek masjid tersebut.

Memasuki lebih jauh ke dalam masjid, kita akan mendapati bingkai-bingkai berbentuk jendela yang berada di samping kanan dan kiri mihrab. Di dalamnya, terdapat lukisan kaligrafi dalam sebuah frame berupa hiasan dekoratif seperti terdapat dalam mushaf Al Quran. “Masjid ini tidak mempunyai jendela, karenanya kami buat bingkai berbentuk jendela yang di dalamnya kami tuliskan ayat-ayat Al Quran. Kami istilahkan itu jendela ilmu,” lanjut Hidayat.

Jendela Ilmu Samping Kanan - Kiri Mimbar
Keberadaan ‘jendela’ itu memang menambah nilai artistik masjid tersebut. Bingkai dekoratif itu dihiasai tulisan kaligrafi dengan warna emas. Kesan mewah juga tampak dari efek cahaya keemasan yang berasal dari dalam bingkai tersebut. Seirama dengan cahaya keemasan ruangan masjid. Ada sembilan “jendela ilmu” menghiasi bagian depan ruangan salat masjid tersebut.

Warna emas menjadi warna yang dominan dalam dekorasi hiasan-hiasan di masjid tersebut. Selain warna emas, ada tiga warna lain yang digunakan, yaitu merah, biru, dan putih. “Kami sengaja memberikan sentuhan desain dan warna yang minimalis dalam membuat dekorasi masjid ini. Kami lakukan hal itu agar setiap orang yang salat di masjid ini akan terasa lebih khusyu. Lantai kami beri karpet dengan satu warna, tidak ada motif. Walaupun untuk pembatas shaf kami buat border yang menggunakan motif, itu aksen dari karpet tersebut,” lanjutnya.

“Untuk Border ini kami menggunakan motif bergaya arab. Motif Arab itu banyak,” lanjut sang arsitek, ”tapi yang kami pilih motif yang simple. Untuk pemilihan warna kami lebih cenderung menggunakan motif bergaya Turki. Untuk motif atas pun kami pilih yang se-simple mungkin.”

Kubah Masjid Alatief
Eksotisme lain dari masjid A Latif adalah plafonnya. Plafon itu dibuat menyerupai kubah besar, walaupun tidak terlalu tinggi. Plafon berbentuk bulat tersebut menutupi hampir seluruh ruangan salat masjid. Pinggir bulatan “kubah” tersebut dihiasi dengan kaligrafi berwarna emas.

Di tengah kubah tersebut dibuat lingkaran berdiameter 3,5 meter. Di tengah lingkaran itu, ada hiasan tulisan kaligrafi. Tepat di tengah lingkaran itu digantungkan lampu kristal. “Lampu kristal ini menjadi pusat eksotisnya masjid ini,” tegas Hidayat

Memang, saat lampu kristal ini dinyalakan, kilauan cahaya lampu itu memancarkan kemewahan dan menambah keindahan ruangan masjid. “Walaupun masjid ini terlihat mewah, tapi jangan salah sangka, kami tidak menggunakan material yang mahal. Kalaupun ada yang mahal, itu hanya lampu kristal, lainnya kami menggunakan bahan-bahan standar,” lanjut Hidayat

Di samping kiri masjid ini adalah dinding pemisah antara pusat perbelanjaan. Sementara samping kanan adalah dinding yang mengarah ke bagian luar bangunan Pasaraya. Sisi kanan dinding masjid tersebut menggunakan kaca. Pada dinding tersebut dibuat bentuk-bentuk jendela, yang pada bagian atasnya menyerupai bentuk kubah. Hal ini seolah memisahkan antara ruangan yang berfungsi sebagai mal dan ruangan yang berfungsi sebagai masjid. Sehingga orang dari luar gedung Pasaraya yang melihat dinding itu, akan mengetahui bahwa tempat itu adalah masjid.

Karena dinding itu juga menggunakan kaca, dari dalam masjid kita bisa melihat pemandangan di luar. Akan terlihat bangunan-bangunan di sebelah selatan Blok M. Kalau pandangan kita diarahkan ke arah yang lebih jauh, kita akan melihat titik-titik yang masih hijau di Jakarta. Pemandangan ini membuat sejuk mata kita.

Tempat Wudhu
Desain lain yang menarik adalah tempat wudhu. Penempatannya di depan ruang salat, tapi menyamping ke kanan dan ke kiri. Tempat wudhu perempuan ada di samping kiri, sementara untuk tempat wudhu laki-laki ada di samping kanan. Tempat wudhu tersebut dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah tempat buang air kecil, kedua tempat mengambil wudhu dan ketiga tempat merapihkan diri. Pada dinding tempat merapihkan diri, ditempel kaca cermin. Lantai tempat wudhu menggunakan kayu. Penempelan kaca cermin dan penggunaan kayu sebagai lantai membuat kesan mewah dan elegan pada fasilitas wudhu ini. Selain itu efek sejuk akan terasa dari lantai kayu tersebut.

Agar Mukena dan Karpet Tak Bau
Lebih dari 2000 masjid ada di Jakarta, tapi hanya sedikit masjid yang memerhatikan pengelolaan kebersihannya. Sering kali kita menjumpai masjid dengan kamar mandi yang bau pesing, karpet yang tidak terawat, dan mukena yang bau apek. Termasuk masjid atau musala yang berada di mal-mal. Apakah juga demikian dengan masjid A Latief?

Untuk urusan kebersihan masjid dan tempat wudhu yang di dalamnya ada toilet, pengelola memperkerjakan empat orang petugas kebersihan. Selain secara rutin mereka membersihkan ruangan masjid dan tempat wudhu, mereka juga mengontrol kebersihan mukena. Setiap hari mereka memeriksanya. Mukena-mukena yang kotor atau bau akan dipisahkan selanjutnya dicuci.

Hal lain yang diperhatikan oleh pengelola adalah tempat orang-orang melepas dan memakai sepatu. Sering kali orang akan kesulitan memakai sepatu dalam keadaan jongkok, karena itu pengelola menyediakan kursi-kursi. Kursi-kursi itu juga bisa dimanfaatkan untuk menunggu teman atau pasangannya yang sudah selesai salat, atau bagi mereka yang tidak salat.***

Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Madina

Tulisan terkait:
Masjid Alatief Bagian Kedua dari Dua Tulisan
Mencari Mal Ramah Islam
Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru
Masjid Sunda Kelapa Menteng
Dari Haram Jadah, Menjadi Hamparan Sajadah
Masjid Cut Meutiah Menteng

Warsa Tarsono
wtarsono@yahoo.com
0818 995 214
FB: Warsa Tarsono
Twitter: @wtarsono

Baca selengkapnya......

Masjid ALatief Pasaraya Blok M, Awalnya Musala

Bagian Kedua dari Dua Tulisan
Masjid A Latif adalah masjid yang berada di pusat perbelanjaan Pasaraya Blok M. Masjid tersebut diresmikan penggunaannya 23 Februari 2009 lalu. Masjid ini bangun dan dikelola oleh Yayasan A Latief. Menurut Abdul Latief pemilik Pasaraya, rencana membangun masjid sudah sejak gedung Pasaraya dibangun. Tapi, katanya, rencana itu akan direalisasikan kalau kebutuhannya sudah mulai terlihat. Sebelum mendirikan masjid, pengelola Pasaraya membuat musala kecil di beberapa lantai.

“Kami melihat memang dari hari ke hari kebutuhan akan masjid di gedung ini semakin terlihat. Seperti saat kami mengadakan salat Jumat di areal parkir, jamaahnya setiap Jumat semakin bertambah, mencapai 1500 orang. Dari situlah kami berkesimpulan sudah saatnya membangun masjid. Segera saya meminta staf saya untuk mendesainkan. Seperti yang Anda lihat saat ini masjidnya sudah selesai dibangun,” jelasnya.

Masjid A Latief berada dilantai lima gedung A di pusat perbelanjaan Pasaraya dan mampu menampung 1200 jamaah. Masjid ini direncanakan akan mengganti musala yang ada di beberapa lantai. Walaupun, menurut Arief Rahman Hakim, sekretaris Masjid A Latief, tidak semua musala akan ditiadakan, karena untuk beberapa tempat musala itu masih dibutuhkan. Terutama bagi mereka yang berada di parkir gedung B.

Selain itu, menurut Arief, pengalihan akan berlangsung dengan bertahap. “Saat ini kami sedang melakukan sosialisasi dulu, kalau nanti sosialisasinya sudah cukup, mungkin penutupan itu akan kami lakukan. Tapi lihat saja nanti, karena tidak semua karyawan, apalagi yang jaraknya jauh mau salat di sini. Kami mengerti mereka mempunyai keterbatasan waktu,” ungkapnya.

Dari Jauh Tanpak Posisi Masjid Alatief
Tempat Pendidikan
Saat zaman Nabi, masjid tidak hanya digunakan untuk melakukan ibadah mahdah, tapi juga digunakan untuk menyelesaikan masalah keumatan lainnya, terutama untuk kegiatan pendidikan, baik pendidikan agama maupun pendidikan umum. Kesadaran seperti itu yang saat ini mulai ditiru oleh beberapa masjid.. Semangat itu jugalah rupanya ingin ditiru oleh pengurus Masjid A Latief.

“Ke depan, Masjid A Latief tidak hanya akan difungsikan sebagai tempat beribadah, tapi juga akan difungsikan sebagai tempat pendidikan, khususnya pendidikan Islam,” ujar Abdul Latief.

“Sebenarnya, kalau untuk pengajian, saat ini sudah berlangsung. Tapi, kami ingin tidak hanya sebatas itu. Kami ingin masjid ini digunakan juga untuk belajar agama anak-anak usia 4 sampai 5, bahkan anak-anak usia 10 sampai 11,” lanjutnya.

Jadual Kegiatan
Di depan lift lantai lima memang terdapat papan pengumuman yang berisi jadwal pengajian dan ceramah yang diadakan di masjid A Latief. Menurut Arief, ada beberapa kegiatan. Pengajian yang sifatnya pekanan disebut pengajian tematik. Selain itu, ada pengajian bulanan. “Untuk pengajian tematik pekan pertama diisi dengan kajian tafsir, pekan kedua kajian fikih kontemporer, pekan ketiga kajian muslimah, pekan keempat kajian akhlak. Ceramah bulanan diadakan setiap hari Rabu. Sementara untuk hari Senin sampai Kamis diisi dengan belajar baca Al Quran dan bahasa Arab.”

Selain itu, menurut Abdul Latief, Masjid A Latief akan difungsikan juga sebagai tempat pembinaan para mualaf. “Kami nanti akan memfasilitasi pengislaman bagi orang-orang yang akan masuk Islam. Selanjutnya, kami juga akan memberikan bimbingan kepada para mualaf tersebut.”

Masjid A Latief Menurut Pengunjung dan Karyawan
Rabu malam (15/4), salat maghrib berjamaah di Masjid A Latief telah berlalu. Sebagian besar jamaah terlihat sudah meninggalkan ruangan masjid. Dilihat dari pakaian mereka, orang-orang yang salat sebagian adalah para karyawan atau pramuniaga di Pasaraya. Sebagian lain adalah para pengunjung pusat perbelanjaan tersebut.

Saat sebagian besar sudah bergegas keluar masjid, terlihat dua orang laki-laki berusia 50 dan 60-an sedang berbincang di sisi kanan masjid. Mereka berdua adalah pedagang di Blok M Square, mal yang berada tidak jauh dari Pasaraya. Mereka berdua sedang menunggu salat isya, “Daripada kami bolak-balik, ujar Muhammad Abrar, salah satu dari mereka.

Muhammad Abrar atau sering di panggil Abrar mengaku sejak Masjid A Latief dioperasikan, ia sangat sering salat di masjid ini. Menurutnya masjid A Latief sangat bagus sehingga dia merasa nyaman salat di masjid ini. “Kalau masjidnya bagus dan kita merasa nyaman, salat kita juga bisa semakin khusyu.” Menurut Abrar, fasilitas di Masjid A Latief sudah cukup bahkan lebih dari cukup, pakai Air Conditioner (AC), karpetnya bagus, tempat wudhunya bagus. Hal ini pun disetujui oleh teman mengobrolnya, H. Nasrun Saleh. Menurutnya, di Blok M Square sebenarnya ada musala, tapi tidak sebagus dengan masjid di Pasaraya ini. “Di sini, perawatannya bagus, kami bisa salat lebih tanang, walaupun kami harus jalan agak jauh”

Sementara menurut Rudi Bima, wakil ketua perhimpunan Purna Prakarya Muda Indonesia (PPMI) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jawa Timur, yang kebetulan berkunjung, mengatakan dibanding dengan mal-mal yang ada di tempat lain, bahkan di beberapa kota besar, masjid di Pasaraya ini paling bagus. “Saya sering keliling ke kota-kota besar di Indonesia, di mal-mal rata-rata paling adanya musala, belum ada masjid. Kalau saya ke mal dan saya mau salat Jumat, susah saya. Kalau di sini, ada masjid, bagus pula, bersyukur saya, subhanallah,” katanya.

Rekan Rudi di PPPMI yang berasal dari Pekanbaru juga memberikan pujian. “Luar biasa, besar, tempatnya bersih, di mal lain kalau Jumat paling menyulap tempat parkir sebagai tempat salat, kondisinya panas, sumpek, kondisinya tidak nyaman untuk salat. Di sini sangat nyaman.”

Pujianpun dilontarkan oleh Zaenal Bakti yang berasal dari Bekasi. Dia mengaku hari itu ia khusus datang ke Pasaraya kerena ingin salat di Masjid A Latief. “Interiornya sangat impresif, nyaman, membuat kita tenang untuk beribadah,” tagasnya bersemangat.

“Kebetulan kemarin saya ke sini, saya mau salat dhuhur, saya tanya musalanya ada di mana. Saya disarankan untuk ke masjid saja di lantai lima gedung A. Saya tidak membayangkan ada masjid seperti ini. Setelah saya sampai, Allahu Akbar, spontan terucap dari mulut saya. Saya terkesan sekali dengan masjid ini,” lanjutnya berseri-seri.

Keberadaan masjid A Latirf inipun ditanggapi positif oleh karyawan yang bekerja di counter-counter di Pasaraya. Seperti yang disampaikan oleh Afrianti. “Jadi rajin beribadah, karena tempatnya dekat, nyaman dan bersih.”

Tanggapan positif juga disampaikan oleh Fatiyah, yang bekerja di counter Raja Batik. “Saya di lantai dua. Walaupun agak jauh, kalau waktunya senggang saya sempatkan untuk salat di sini. Di masjid lebih nyaman, tenang.“

Di banyak mal atau pusat perbelanjaan lainnya, sarana ibadah seperti musala ataupun masjid biasanya disediakan seadanya. Mereka dari awal tidak merencanakan untuk menyediakan musala atau masjid. Ketika diperlukan, akhirnya menempatkan tempat-tempat ibadah itu di basement atau areal parkir, dengan kondisi yang panas dan pengap. Pokoknya, alakadarnya.

Mal yang membangun masjid masih bisa dihitung dengan jari. Keberadaan Masjid A Latief di Pasaraya, yang digarap dengan serius mudah-mudahan bisa mendorong mal lainnya melakukan hal sama. Karena, pengunjungpun akan senang. Dan itu akan menjadi citra yang positif, bagi mal atau pusat perbelanjaan tersebut. ***

Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Madina

Tulisan terkait:
Masjid Alatif Bagian Pertama dari Dua Tulisan
Mencari Mal Ramah Islam
Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru
Masjid Sunda Kelapa Menteng
Dari Haram Jadah, Menjadi Hamparan Sajadah
Masjid Cut Meutiah Menteng

Warsa Tarsono
wtarsono@yahoo.com
0818 995 214
FB: Warsa Tarsono
Twitter: @wtarsono

Baca selengkapnya......