Senin, 03 Agustus 2009

Gemas (Geram) Dengan Mubahalah Irena Vs Diki Candra


2 Juli lalu, Irena Handono pimpinan (Ireno Handono Center) dan Diki Candra (Arimatea) melakukan mubahalah di Masjid Al fajr Buah Batu Bandung. Kedua orang itu adalah aktivits gerakan anti pemurtadan. Sejak 2007 mereka berdua bersiteru dipicu oleh kesaksian Imam Safari yang melihat Irena Handono mengenakan pakaian biarawati di sebuah Geraja di Singapura. Kesaksiannya kemudian dilaporkan ke Arimatea. Dengan bekal kesaksian itu Arimatea melakukan penyelidikan terhadap Irena Handono.

Pertanyaannya kenapa harus melakukan penyelidikan? bukan konfirmasi? Tentu hal tersebut dilatar belakangi oleh pola pikir Arimatea. Selama ini salah satu kegiatan mereka adalah melakukan aktivitas spionase untuk mendeteksi berbagai kegiatan kalangan kristiani dalam melakukan strategi kristenisasi. Arimatea mengaku dia telah menangkap 30 agen kristen yang menyusup ke kalangan Islam. Tentu dengan reputasi Irena Handono mantan seorang biarawati, kemudian ada informasi bahwa ada seseorang melihat Irena mengenakan baju biarawati, maka pola pikir yang dikedepankan tentunya mencurigai Irena sebagai penyusup. Maka yang mereka lakukan adalah penyelidikan bukan konfirmasi. Walaupun Arimatea tidak secara verbal menuduhnya.

Tentu saat Irena mengetahui dia sedang diselidiki oleh Arimatea, Irena langsung melakukan klarifikasi dengan menyatakan bahwa ada kalangan yang sedang memfitnahnya. Dan kalangan itu adalah Arimatea, dengan person Diki Candra. Irena melakukan klarifikasi dibeberapa forum. Dan puncaknya dia melakukan konfrensi pers, dengan menyatakan bahwa Arimatea dalam hal ini Diki Candra memfitnahnya. Tidak itu saja, Irena mengadukan Diki Candra ke polisi.

Sementara dalam kesempatan lain, Irena juga menuduh Diki Candra menyusupkan orang ke dalam Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Orang tersebut akan melakukan pencitraan negatif terhadap MMI.

Pola pikir konspiratif seperti itu memang dilakukan oleh mereka berdua. Itu yang menutup mereka untuk berdamai.

Irena Memaksakan, Arimatea/Diki Naif

Konflik terus memanas, apalagi saat Arimetea mempublikasikan kesaksian Imam Safari dan hasil penyelidikan mereka terhadap Irena di blog, Dengan alasan untuk memberikan kejelasan informasi kepada Arimatea daerah. Mereka menyebutkan informasi itu hanya untuk kalangan terbatas, tetapi memuatnya dalam blog.Tentu saja kemudian informasi itu bocor ke masyarakat umum. Di sinilah naifnya Arimatea/Diki Candra. Dan seolah mereka lepas tangan dengan mengatakan itu sebuah ketidaksengajaan.

Menghadapi "serangan" itu Irena kemudian mengadakan konfrensi pers dengan dihadiri oleh Cholil Ridwan dan beberapa tokoh. Di konfrensi pers itulah kemudian Irena mencetuskan mengajak Diki Candra untuk mubahalah. Gagasan mubahalah tersebut mendapat dukungan Chalil Ridwan, "Itu salah satu sunnah rasul" demikian Chalil Ridwan mengatakan. Merasa dapat dukungan dari Chalil Ridwan, Irena keukeuh untuk melakukan mubahalah. Sebenarnya ada upaya yang dilakukann FUUI untuk berdamai, tapi Irena tetap bersikeras.

Sementara Diki Candra tidak terlihat untuk mengendorkan keyakinan atas kebenaran kesaksian dari Imam Safari. Jalan damai akhirnya semakin membatu.

Mubahalah = Saling Mengutuk

Dalam sejarah Islam, mubahalah hampir terjadi antara Nabi Muhammad melawan kaum nasrani Najran. Waktu itu yang dipertaruhkan adalah kebenaran ajaran Islam. Mubahalah itu akhirnya tidak terjadi karena kaum nasrani najran tidak datang pada hari yang telah disepakati.

Dalam kasus Irena Vs Diki Candra persoalan yang dipertaruhkan adalah integritas pribadi. Irena merasa dia difitnah oleh Diki Candra, sementara Diki Candra tidak merasa melakukan fitnah, dia hanya melakukan penyelidikan. (Jangan-jangan Irena penyusup, maka dia lakukan investigasi)

Di mubahalah mereka berdua saling mengutuk, untuk membuktikan bahwa siapa yang memfitnah, bukan siapa yang memegang kebenaran Allah.

Kutukan itu sudah ada korbannya? Saya tidak berharap. Saya lebih berharap mereka menyadari bahwa beragama dengan saling mencurigai itu tidak tidaklah baik. Hanya akan menghadirkan mubahalah-mubahalah berikutnya.


NB: Mubahalah adalah memohon kutukan kepada Allah untuk dijatuhkan kepada orang yang salah/dusta,
Wassalam,

wtarsono

1 komentar:

  1. Bu Irena tidak pernah menuduh Diki Candra/Arimatea menyusupkan mata mata ke MMI, itu adalah pernyataan Diki Candra sendiri, mohon dicatat.

    BalasHapus