Sabtu, 26 November 2011

Terjangkit Virus Chicken Soup

"Gooool", teriak saya dan penonton lain saat nonton bareng (Nobar) Indonesia vs Malaysia di Gelora Bung Karno. Lagi seru pertandingan, karena sebelum gol terjadi pun kedua tim silih berganti menyerang.

Belum sempat melihat tayangan ulang gol tersebut karena layar terhalang oleh penonton lain yang berdiri, sebuah SMS masuk ke hand phone saya. Saya lihat pengirimnya dari Diana Sarahsanti, teman di Youth Islamic Stusy Club (YISC) Al-Azhar. "Gue lagi menghibur diri, beli Chicken Soup yang baru, Mengatasi Rasa Duka Karena Kehilangan. "Mudah-mudahan menenangkan," jawaban singkat saya.

Diana dua hari terakhir itu mungkin sedang bersedih. Di status Facebook sehari sebelumnya dia membuat status tentang kehilangan cincin kawinnya. "Sudah kehilangan orangnya,kasih sayangnya,sekarang giliran cincin kawin pemberiannya..Ya Allah kuatkanlah aku.." ucapnya di FB. Sebuah kondisi yang patut kita berikan empati kepadanya.

Tapi tulisan ini tidak akan bercerita tentang derita Diana. Karena kalaupun dia saat ini sedang bersedih, yang saya tahu Diana adalah sosok yang kuat, dan selalu ikhlas menerima semua hal yang menimpa kepadanya. Mudah-mudahan kali inipun dia akan kembali menunjukkan hal itu. Dan menurutku dia, sedang berusaha melakukannya, terbukti dengan membeli buku Chicken Soup for The Soul. Buat saya itu adalah pilihan yang tepat, walaupun bukan berarti satu-satunya pilihan, karena setiap orang punya caranya sendiri untuk mengatasi kesedihan.

Dalam buku Chicken Soup for The Soul banyak kisah-kisah inspiratif dan kisah-kisah yang bisa kita teladani. Biasanya kisah-kisah itu dikelompokkan dalam beberapa judul bab, seperti: Tentang Cinta, Tentang Kebaikan, Tentang Orang Tua dan Pengasuhan Anak, Tentang Belajar Mengajar, Mengatasi Hambatan dan beberapa lainnya. Di setiap judul seri buku Chicken Soup for The Soul bisa berbeda-beda pengelompokkan judul babnya.

A4th Course of Chicken Soup for the Soul adalah buku pertama yang saya baca dari buku seri Chicken Soup for The Soul ini. Di buku itu, ada kisah yang selalu saya ingat. Kisah itu dikelompokkan ke dalam bab Tentang Kebaikan, dan judulnya Kaki Besar-Hati Lebih Besar.

Tulisan diawali dengan sebuah sebuah pepatah dari Afrika. "Ketika perbuatan bicara, kata-kata tidak ada artinya.

Diceritakan seorang gadis kecil ingin membeli es krim. Sambil menggenggam uang dengan dia menghampiri sebuah toko es krim. Belum sempat dia mengucapkan sesuatu untuk membeli es krim, seorang petugas menghardik dengan galaknya menyuruh dia keluar dan disuruh untuk membaca tulisan di yang terpasang di pintu, dan memintanya tidak masuk lagi sebelum dia memakai sepatu.

Saat bersamaan seorang pria bertubuh besar keluar dari toko es krim tersebut. Dia melihat gadis kecil itu keluar dari toko dan berdiri di depan pintu sambil membaca sebuah pengumuman di pintu. "Tidak Memakai Sepatu Tidak Boleh Masuk".

Anak kecil itu berdiri terpaku membaca tulisan itu, perlahan di kedua pipinya mengalir air matanya. Dengan perlahan anak kecil itu berbalik dan meninggalkan toko itu. Tiba-tiba lelaki besar itu memanggilnya sambil duduk di pinggiran jalan. Pria itu melepas sepatunya yang berukuran besar dan meletakkan sepatunya di depan anak kecil tersebut. "Pakailah sepatu saya, mungkin kamu akan kesulitan berjalan dengan sepatu itu, tapi kamu akan mendapatkan es krim," ucapnya. Sebelum anak itu menjawab lelaki besar itu mengangkat anak itu dan memasukkan kakiknya ke dalam sepatu besar miliknya.

Dengan kesulitan anak itu berjalan, tapi tidak berapa lama dia kembali dengan membawa es krim. Dengan senyum dan mata berbinar anak itu menghampiri lelaki besar itu. Lelaki besar itu pun tersenyum melihat kebahagiaan anak itu.

Sederhana apa yang dilakukan oleh lelaki berbadan besar itu. Tapi buat saya, dia lelaki yang berhati besar.

Terima Kasih

Warsa Tarsono.

Tulisan lain:
Inspirasi dari Buku Chicken Soup for The Soul
Aksi Mahasiswa UI Menjadi Sesuatu Banget
Jejak Kerja Keras Bapakku
PAYISC, Memaknai Hidupku

Baca selengkapnya......

MASJID ALATIEF PASARAYA BLOK M, MASJID INDAH PENGUNJUNG SENANG

Bagian Pertama dari Dua Tulisan
Ke Musala, Mbak,” jawab saya ketika petugas lift di Pasaraya bertanya tujuan saya. Petugas menekan angka lima. Saya balik bertanya saat petugas itu tidak menekan angka dua, karena yang saya tahu musala di Pasaraya ada di lantai dua. “Bukannya musala di lantai dua, Mbak?” Dengan santun petugas itu menjawab, “Iya Pak, sekarang dipindah ke lantai lima.” Saat mau keluar lift, dengan ramah petugas mempersilahkan saya untuk keluar sambil berkata. “Silahkan Bapak, pintu masjidnya ada di sebelah kanan, Bapak masuk saja,” ucapnya.

Saya mengikuti petunjuk petugas lift tersebut. Saat membuka pintu, mata saya langsung tertuju pada tulisan di kaca: “Masjid A Latief” Saya membaca tulisan tersebut sambil bertanya-tanya di dalam hati, “Kok, berubah?” Saat memasukinya, saya kaget. Bukan musala yang saya dapati, tapi sebuah masjid besar.

Melihat ke dalam masjid, terlihat hamparan karpet warna merah Dunhill menutupi lantai. Ruangan tempat salat terlihat luas, tanpa ada tiang-tiang di tengahnya. Memandang dari pintu masjid, kita akan langsung melihat mihrab, tanpa terhalang tiang. Cahaya keemasan menyelimuti masjid tersebut. Tak pelak, ini salah satu masjid terindah di mal Jakarta. Saya jadi ingin tahu lebih jauh soal masjid ini.

Jendela Ilmu, Hijau Jakarta dan Lampu Kristal
“Masjid ini berada di pusat perbelanjaan, dan pengunjung Pasaraya ini adalah kalangan menengah ke atas. Jadi kami ingin mencitrakan masjid ini sebagai masjid yang modern dan elegan, walaupun dengan desain yang minimalis,” ungkap Hidayat Achdi arsitek masjid tersebut.

Memasuki lebih jauh ke dalam masjid, kita akan mendapati bingkai-bingkai berbentuk jendela yang berada di samping kanan dan kiri mihrab. Di dalamnya, terdapat lukisan kaligrafi dalam sebuah frame berupa hiasan dekoratif seperti terdapat dalam mushaf Al Quran. “Masjid ini tidak mempunyai jendela, karenanya kami buat bingkai berbentuk jendela yang di dalamnya kami tuliskan ayat-ayat Al Quran. Kami istilahkan itu jendela ilmu,” lanjut Hidayat.

Jendela Ilmu Samping Kanan - Kiri Mimbar
Keberadaan ‘jendela’ itu memang menambah nilai artistik masjid tersebut. Bingkai dekoratif itu dihiasai tulisan kaligrafi dengan warna emas. Kesan mewah juga tampak dari efek cahaya keemasan yang berasal dari dalam bingkai tersebut. Seirama dengan cahaya keemasan ruangan masjid. Ada sembilan “jendela ilmu” menghiasi bagian depan ruangan salat masjid tersebut.

Warna emas menjadi warna yang dominan dalam dekorasi hiasan-hiasan di masjid tersebut. Selain warna emas, ada tiga warna lain yang digunakan, yaitu merah, biru, dan putih. “Kami sengaja memberikan sentuhan desain dan warna yang minimalis dalam membuat dekorasi masjid ini. Kami lakukan hal itu agar setiap orang yang salat di masjid ini akan terasa lebih khusyu. Lantai kami beri karpet dengan satu warna, tidak ada motif. Walaupun untuk pembatas shaf kami buat border yang menggunakan motif, itu aksen dari karpet tersebut,” lanjutnya.

“Untuk Border ini kami menggunakan motif bergaya arab. Motif Arab itu banyak,” lanjut sang arsitek, ”tapi yang kami pilih motif yang simple. Untuk pemilihan warna kami lebih cenderung menggunakan motif bergaya Turki. Untuk motif atas pun kami pilih yang se-simple mungkin.”

Kubah Masjid Alatief
Eksotisme lain dari masjid A Latif adalah plafonnya. Plafon itu dibuat menyerupai kubah besar, walaupun tidak terlalu tinggi. Plafon berbentuk bulat tersebut menutupi hampir seluruh ruangan salat masjid. Pinggir bulatan “kubah” tersebut dihiasi dengan kaligrafi berwarna emas.

Di tengah kubah tersebut dibuat lingkaran berdiameter 3,5 meter. Di tengah lingkaran itu, ada hiasan tulisan kaligrafi. Tepat di tengah lingkaran itu digantungkan lampu kristal. “Lampu kristal ini menjadi pusat eksotisnya masjid ini,” tegas Hidayat

Memang, saat lampu kristal ini dinyalakan, kilauan cahaya lampu itu memancarkan kemewahan dan menambah keindahan ruangan masjid. “Walaupun masjid ini terlihat mewah, tapi jangan salah sangka, kami tidak menggunakan material yang mahal. Kalaupun ada yang mahal, itu hanya lampu kristal, lainnya kami menggunakan bahan-bahan standar,” lanjut Hidayat

Di samping kiri masjid ini adalah dinding pemisah antara pusat perbelanjaan. Sementara samping kanan adalah dinding yang mengarah ke bagian luar bangunan Pasaraya. Sisi kanan dinding masjid tersebut menggunakan kaca. Pada dinding tersebut dibuat bentuk-bentuk jendela, yang pada bagian atasnya menyerupai bentuk kubah. Hal ini seolah memisahkan antara ruangan yang berfungsi sebagai mal dan ruangan yang berfungsi sebagai masjid. Sehingga orang dari luar gedung Pasaraya yang melihat dinding itu, akan mengetahui bahwa tempat itu adalah masjid.

Karena dinding itu juga menggunakan kaca, dari dalam masjid kita bisa melihat pemandangan di luar. Akan terlihat bangunan-bangunan di sebelah selatan Blok M. Kalau pandangan kita diarahkan ke arah yang lebih jauh, kita akan melihat titik-titik yang masih hijau di Jakarta. Pemandangan ini membuat sejuk mata kita.

Tempat Wudhu
Desain lain yang menarik adalah tempat wudhu. Penempatannya di depan ruang salat, tapi menyamping ke kanan dan ke kiri. Tempat wudhu perempuan ada di samping kiri, sementara untuk tempat wudhu laki-laki ada di samping kanan. Tempat wudhu tersebut dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah tempat buang air kecil, kedua tempat mengambil wudhu dan ketiga tempat merapihkan diri. Pada dinding tempat merapihkan diri, ditempel kaca cermin. Lantai tempat wudhu menggunakan kayu. Penempelan kaca cermin dan penggunaan kayu sebagai lantai membuat kesan mewah dan elegan pada fasilitas wudhu ini. Selain itu efek sejuk akan terasa dari lantai kayu tersebut.

Agar Mukena dan Karpet Tak Bau
Lebih dari 2000 masjid ada di Jakarta, tapi hanya sedikit masjid yang memerhatikan pengelolaan kebersihannya. Sering kali kita menjumpai masjid dengan kamar mandi yang bau pesing, karpet yang tidak terawat, dan mukena yang bau apek. Termasuk masjid atau musala yang berada di mal-mal. Apakah juga demikian dengan masjid A Latief?

Untuk urusan kebersihan masjid dan tempat wudhu yang di dalamnya ada toilet, pengelola memperkerjakan empat orang petugas kebersihan. Selain secara rutin mereka membersihkan ruangan masjid dan tempat wudhu, mereka juga mengontrol kebersihan mukena. Setiap hari mereka memeriksanya. Mukena-mukena yang kotor atau bau akan dipisahkan selanjutnya dicuci.

Hal lain yang diperhatikan oleh pengelola adalah tempat orang-orang melepas dan memakai sepatu. Sering kali orang akan kesulitan memakai sepatu dalam keadaan jongkok, karena itu pengelola menyediakan kursi-kursi. Kursi-kursi itu juga bisa dimanfaatkan untuk menunggu teman atau pasangannya yang sudah selesai salat, atau bagi mereka yang tidak salat.***

Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Madina

Tulisan terkait:
Masjid Alatief Bagian Kedua dari Dua Tulisan
Mencari Mal Ramah Islam
Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru
Masjid Sunda Kelapa Menteng
Dari Haram Jadah, Menjadi Hamparan Sajadah
Masjid Cut Meutiah Menteng

Warsa Tarsono
wtarsono@yahoo.com
0818 995 214
FB: Warsa Tarsono
Twitter: @wtarsono

Baca selengkapnya......

Masjid ALatief Pasaraya Blok M, Awalnya Musala

Bagian Kedua dari Dua Tulisan
Masjid A Latif adalah masjid yang berada di pusat perbelanjaan Pasaraya Blok M. Masjid tersebut diresmikan penggunaannya 23 Februari 2009 lalu. Masjid ini bangun dan dikelola oleh Yayasan A Latief. Menurut Abdul Latief pemilik Pasaraya, rencana membangun masjid sudah sejak gedung Pasaraya dibangun. Tapi, katanya, rencana itu akan direalisasikan kalau kebutuhannya sudah mulai terlihat. Sebelum mendirikan masjid, pengelola Pasaraya membuat musala kecil di beberapa lantai.

“Kami melihat memang dari hari ke hari kebutuhan akan masjid di gedung ini semakin terlihat. Seperti saat kami mengadakan salat Jumat di areal parkir, jamaahnya setiap Jumat semakin bertambah, mencapai 1500 orang. Dari situlah kami berkesimpulan sudah saatnya membangun masjid. Segera saya meminta staf saya untuk mendesainkan. Seperti yang Anda lihat saat ini masjidnya sudah selesai dibangun,” jelasnya.

Masjid A Latief berada dilantai lima gedung A di pusat perbelanjaan Pasaraya dan mampu menampung 1200 jamaah. Masjid ini direncanakan akan mengganti musala yang ada di beberapa lantai. Walaupun, menurut Arief Rahman Hakim, sekretaris Masjid A Latief, tidak semua musala akan ditiadakan, karena untuk beberapa tempat musala itu masih dibutuhkan. Terutama bagi mereka yang berada di parkir gedung B.

Selain itu, menurut Arief, pengalihan akan berlangsung dengan bertahap. “Saat ini kami sedang melakukan sosialisasi dulu, kalau nanti sosialisasinya sudah cukup, mungkin penutupan itu akan kami lakukan. Tapi lihat saja nanti, karena tidak semua karyawan, apalagi yang jaraknya jauh mau salat di sini. Kami mengerti mereka mempunyai keterbatasan waktu,” ungkapnya.

Dari Jauh Tanpak Posisi Masjid Alatief
Tempat Pendidikan
Saat zaman Nabi, masjid tidak hanya digunakan untuk melakukan ibadah mahdah, tapi juga digunakan untuk menyelesaikan masalah keumatan lainnya, terutama untuk kegiatan pendidikan, baik pendidikan agama maupun pendidikan umum. Kesadaran seperti itu yang saat ini mulai ditiru oleh beberapa masjid.. Semangat itu jugalah rupanya ingin ditiru oleh pengurus Masjid A Latief.

“Ke depan, Masjid A Latief tidak hanya akan difungsikan sebagai tempat beribadah, tapi juga akan difungsikan sebagai tempat pendidikan, khususnya pendidikan Islam,” ujar Abdul Latief.

“Sebenarnya, kalau untuk pengajian, saat ini sudah berlangsung. Tapi, kami ingin tidak hanya sebatas itu. Kami ingin masjid ini digunakan juga untuk belajar agama anak-anak usia 4 sampai 5, bahkan anak-anak usia 10 sampai 11,” lanjutnya.

Jadual Kegiatan
Di depan lift lantai lima memang terdapat papan pengumuman yang berisi jadwal pengajian dan ceramah yang diadakan di masjid A Latief. Menurut Arief, ada beberapa kegiatan. Pengajian yang sifatnya pekanan disebut pengajian tematik. Selain itu, ada pengajian bulanan. “Untuk pengajian tematik pekan pertama diisi dengan kajian tafsir, pekan kedua kajian fikih kontemporer, pekan ketiga kajian muslimah, pekan keempat kajian akhlak. Ceramah bulanan diadakan setiap hari Rabu. Sementara untuk hari Senin sampai Kamis diisi dengan belajar baca Al Quran dan bahasa Arab.”

Selain itu, menurut Abdul Latief, Masjid A Latief akan difungsikan juga sebagai tempat pembinaan para mualaf. “Kami nanti akan memfasilitasi pengislaman bagi orang-orang yang akan masuk Islam. Selanjutnya, kami juga akan memberikan bimbingan kepada para mualaf tersebut.”

Masjid A Latief Menurut Pengunjung dan Karyawan
Rabu malam (15/4), salat maghrib berjamaah di Masjid A Latief telah berlalu. Sebagian besar jamaah terlihat sudah meninggalkan ruangan masjid. Dilihat dari pakaian mereka, orang-orang yang salat sebagian adalah para karyawan atau pramuniaga di Pasaraya. Sebagian lain adalah para pengunjung pusat perbelanjaan tersebut.

Saat sebagian besar sudah bergegas keluar masjid, terlihat dua orang laki-laki berusia 50 dan 60-an sedang berbincang di sisi kanan masjid. Mereka berdua adalah pedagang di Blok M Square, mal yang berada tidak jauh dari Pasaraya. Mereka berdua sedang menunggu salat isya, “Daripada kami bolak-balik, ujar Muhammad Abrar, salah satu dari mereka.

Muhammad Abrar atau sering di panggil Abrar mengaku sejak Masjid A Latief dioperasikan, ia sangat sering salat di masjid ini. Menurutnya masjid A Latief sangat bagus sehingga dia merasa nyaman salat di masjid ini. “Kalau masjidnya bagus dan kita merasa nyaman, salat kita juga bisa semakin khusyu.” Menurut Abrar, fasilitas di Masjid A Latief sudah cukup bahkan lebih dari cukup, pakai Air Conditioner (AC), karpetnya bagus, tempat wudhunya bagus. Hal ini pun disetujui oleh teman mengobrolnya, H. Nasrun Saleh. Menurutnya, di Blok M Square sebenarnya ada musala, tapi tidak sebagus dengan masjid di Pasaraya ini. “Di sini, perawatannya bagus, kami bisa salat lebih tanang, walaupun kami harus jalan agak jauh”

Sementara menurut Rudi Bima, wakil ketua perhimpunan Purna Prakarya Muda Indonesia (PPMI) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jawa Timur, yang kebetulan berkunjung, mengatakan dibanding dengan mal-mal yang ada di tempat lain, bahkan di beberapa kota besar, masjid di Pasaraya ini paling bagus. “Saya sering keliling ke kota-kota besar di Indonesia, di mal-mal rata-rata paling adanya musala, belum ada masjid. Kalau saya ke mal dan saya mau salat Jumat, susah saya. Kalau di sini, ada masjid, bagus pula, bersyukur saya, subhanallah,” katanya.

Rekan Rudi di PPPMI yang berasal dari Pekanbaru juga memberikan pujian. “Luar biasa, besar, tempatnya bersih, di mal lain kalau Jumat paling menyulap tempat parkir sebagai tempat salat, kondisinya panas, sumpek, kondisinya tidak nyaman untuk salat. Di sini sangat nyaman.”

Pujianpun dilontarkan oleh Zaenal Bakti yang berasal dari Bekasi. Dia mengaku hari itu ia khusus datang ke Pasaraya kerena ingin salat di Masjid A Latief. “Interiornya sangat impresif, nyaman, membuat kita tenang untuk beribadah,” tagasnya bersemangat.

“Kebetulan kemarin saya ke sini, saya mau salat dhuhur, saya tanya musalanya ada di mana. Saya disarankan untuk ke masjid saja di lantai lima gedung A. Saya tidak membayangkan ada masjid seperti ini. Setelah saya sampai, Allahu Akbar, spontan terucap dari mulut saya. Saya terkesan sekali dengan masjid ini,” lanjutnya berseri-seri.

Keberadaan masjid A Latirf inipun ditanggapi positif oleh karyawan yang bekerja di counter-counter di Pasaraya. Seperti yang disampaikan oleh Afrianti. “Jadi rajin beribadah, karena tempatnya dekat, nyaman dan bersih.”

Tanggapan positif juga disampaikan oleh Fatiyah, yang bekerja di counter Raja Batik. “Saya di lantai dua. Walaupun agak jauh, kalau waktunya senggang saya sempatkan untuk salat di sini. Di masjid lebih nyaman, tenang.“

Di banyak mal atau pusat perbelanjaan lainnya, sarana ibadah seperti musala ataupun masjid biasanya disediakan seadanya. Mereka dari awal tidak merencanakan untuk menyediakan musala atau masjid. Ketika diperlukan, akhirnya menempatkan tempat-tempat ibadah itu di basement atau areal parkir, dengan kondisi yang panas dan pengap. Pokoknya, alakadarnya.

Mal yang membangun masjid masih bisa dihitung dengan jari. Keberadaan Masjid A Latief di Pasaraya, yang digarap dengan serius mudah-mudahan bisa mendorong mal lainnya melakukan hal sama. Karena, pengunjungpun akan senang. Dan itu akan menjadi citra yang positif, bagi mal atau pusat perbelanjaan tersebut. ***

Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Madina

Tulisan terkait:
Masjid Alatif Bagian Pertama dari Dua Tulisan
Mencari Mal Ramah Islam
Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru
Masjid Sunda Kelapa Menteng
Dari Haram Jadah, Menjadi Hamparan Sajadah
Masjid Cut Meutiah Menteng

Warsa Tarsono
wtarsono@yahoo.com
0818 995 214
FB: Warsa Tarsono
Twitter: @wtarsono

Baca selengkapnya......

Rabu, 23 November 2011

MENCARI MAL RAMAH ISLAM

Euis Sarifah keluar dari musala di Plaza Atrium. Dia, pengunjung mal di bilangan Pasar Senen, Jakarta, itu terlihat membawa mukena, padahal dia tahu di musala tersebut menyediakan mukena. ”Mukena di sini bau,” jawabnya singkat ketika ditanya kenapa dia melakukan itu.

Kondisi musala yang lembab dan bau apek juga sering dijumpai oleh Ferlita Sari, seorang konsultan SDM dari Daya Dimensi Indonesia (DDI). ”Saya tidak mengerti dengan pengelola mal, mereka menyediakan fasilitas yang serba wah untuk banyak fasilitas lainnya, tapi seadanya untuk musala. Di tempatkan di dekat areal parkir, kadang di basement, lokasi yang susah dijangkau, kondisinyapun lembab dan bau apek. Aku jadi gemes,” ujar Ferli sedikit emosi, saat dimintai pendapatnya tentang musala-musala di mal.

Seiring dangan pertumbuhan kelas menengah, mal di Jakarta mengalami pertumbuhan pesat. Pada 2004, jumlah mal di Jakarta sebanyak 52, pada pada 2009 meningkat menjadi sekitar 80-90, menurut data Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI). Pertanyaannya, apakah mal-mal itu memberikan keramahan buat umat Islam. Penghuni mayoritas kota Jakarta ini?

Kalau menilik pendapat dua orang orang di atas, kita ragu mal-mal yang ada memberikan keramahan buat umat Islam. Keramahan dalam arti: mal menyediakan musala yang memadai dan nyaman buat umat Islam menunaikan salat. Kenapa ini menjadi ukuran? Karena buat umat Islam, salat adalah kewajiban beragama yang penting, bahkan esensial.

Untuk lebih jauh mendalami persoalan itu, Madina melakukan liputan mendalam dengan mengunjungi 25 mal yang kami anggap memadai sebagai sampling (cukup mewakili). Kami mengelompokkan empat kategori. Kategori pertama adalah Istimewa. Kategori istimewa adalah mal-mal yang memberikan fasilitas memadai dan sangat nyaman.

Termasuk dalam kategori ini adalah musala berada di tempat khusus, tidak di ruang parkir atau basement, atau di sudut yang susah dijangkau oleh pengunjung. Kebersihan dan perlengkapannya dirawat dengan maksimal. Ruang tempat salat mencukupi untuk minimal 30 orang jamaah. Mukena di cuci minimal 2 kali seminggu, ruang salat dibersihkan setiap hari, toilet terdekat dan tempat wudu dibersihkan setiap saat. Juga, menyediakan penitipan sepatu dan ada petugas yang melayani.

Kategori kedua adalah Baik. Masuk dalam kategori ini adalah musala berada di tempat yang relatif mudah dijangkau. Walaupun di tempat parkir atau basement tak jauh dari pintu keluar. Kapasitas musala cukup untuk 20-30 orang. Kebersihan terjaga dan ada petugas khusus yang menangani. Ruangan salat dibersihkan setiap hari. Mukena dicuci minimal seminggu sekali. Menyediakan penitipan sepatu. Toilet terdekat dan tempat wudhu selalu terjaga kebersihannya.

Kategori ketiga adalah Sedang. Masuk dalam kategori ini adalah musala berada di tempat parkir atau basement yang tak nyaman atau sumpek. Tapi, ruangan salat dan tempat wudu tidak terlihat kotor. Ruangan tidak lembab dan bau apek. Mukena dicuci seminggu sekali.

Kategori keempat adalah Buruk. Masuk dalam kategori ini adalah tempat musala berada di tempat parkir atau basement. Ruangan salat lembab dan kadang bau apek. Mukena dan alat salat lain terlihat lusuh dan bau apek.

Berdasarkan kategori tersebut, kami melakukan penilaian. Yang masuk kategori Istimewa: Pacifik Place, Plaza Indonesia, Mal Kelapa Gading, Senayan City, Pasaraya Blok M.

Kategori Baik: Pondok Indah Mal II, Taman Anggrek Mal, Blok M Plaza, Mal of Indonesia, Grand Indonesia, Blok M Square, ITC Cempaka Mas, Pusat Grosir Cililitan,

Kategori Sedang: Cibubur Junction, Plaza Semanggi, EX Plaza, Tamini Square, Mal Artha Gading.

Kategori Buruk: Mal Puri Indah, ITC Permata Hijau, ITC Ambassador, Pondok Indah I, Mal Ciputra, Plaza Atrium, Plaza Sarinah.

Mulai halaman berikut, kami paparkan gambaran beberapa musala dalam mal-mal yang kami kunjungi, dan yang kami anggap mewakili gambaran umum musala di mal-mal Jakarta.

Pasific Place (Istimewa)
Musala di mal ini agak unik. Yakni, ada penerima tamu yang selalu mengucapkan salam kepada setiap pengunjung. Sang penerima tamu juga merangkap penjaga barang-barang yang kita titipkan. Seperti sepatu/sandal atau barang bawaan lainnya.

Toilet dan tempat wudunya dipisah antara pria dan wanita serta sangat terjaga kebersihannya. Ruangan salatnya sejuk dan bersih serta mampu menampung 20-25 orang untuk jemaah pria saja.

Selain kegiatan yang sifatnya pengajian, musala ini juga mempunyai kegiatan yang lain. Sebagai contoh, kala musibah jebolnya tanggul Situ Gintung bulan lalu, pengurus musala ini datang dengan membawa bantuan yang mereka dapatkan dari sumbangan jemaah. Satu lagi, musala ini juga menyediakan air minuman kemasan botol yang bisa diambil gratis untuk para pengunjung. Lokasinya berada di lantai 2.

Plaza Indonesia (Istimewa)
Musala di Plaza Indonesia kondisinya cukup mewah. Ukurannya sedang. Lelaki dan perempuan dipisahkan. Kelengkapan sekolah dari mulai mukena, karpet, pentitpan sepatu dirawat dengan baik. Selain itu, ada petugas yang selalu siap berjaga. Baik untuk penitipan sepatu atau sandal dan menjaga kebersihan ruangan salat. Di tempat wudu disediakan dua buah tempat duduk yang terbuat dari besi stainless. Tempat duduk tersebut sering digunakan oleh orang tua saat mereka berwudu.

Setiap Rabu, di musala perempuan diadakan pengajian. Setiap Jumat diadakan salat Jumat dengan menggunakan ruang serbaguna. Pelayanan maupun sarana yang tersedia di musala Plaza Indonesia sangat baik.

Mal Kelapa Gading (Istimewa)
Musala di Mal Kelapa Gading berada di lantai dasar dan lantai dua. Musala di lantai dasar khusus buat pengunjung. Kondisi musala baik dan bersih. Saat memasuki musala tersebut tercium bau wangi. Disediakan mukena. Setiap pengunjung yang akan menggunakan mukena diminta tanda pengenalnya, yang kemudian ditukar dengan kartu peminjaman.

Mukena di laundry dua kali setiap minggu, sehingga tidak ada mukena yang bau. Saat ditemukan mukena yang kotor, segera dipisahkan. Toilet berada dekat dengan musala, bahkan disediakan tempat berhias atau merapikan diri, tempat meletakkan sepatu dan tempat duduk orang-orang yang memakai sepatu.

Ruangan musala cukup besar, hal itu menambah kenyamanan musala. Terlihat bahwa pengelola mal tersebut serius memberikan sarana ibadah buat orang-orang muslim.
Sementara musala di lantai dua buat karyawan, walaupun tidak menutup kemungkinan pengunjung bisa menggunakan musala tersebut. Tapi memang kondisinya tidak sebaik dan senyaman musala di lantai dasar.

Pasaraya Blok M (Istimewa)
Gedung ini memiliki masjid sendiri, bernama Masjid ALatief berada di lantai lima gedung A dengan desain dan arsitektur yang indah. Kemewahan juga terpancar dari masjid tersebut. Semua fasilitas di masjid terawat dengan baik. Tempat wudu bersih dan mukena dikontrol setiap hari.

Ada pengurus masjid dan karyawan yang khusus menangani masjid ini. Baik untuk perawatan secara fisik maupun pelaksanaan program. Masjid ini bisa menampung 1200 orang.

Senayan City (Baik)
Musala di mal ini tidak jauh beda dengan musala yang ada di Pasific Place. Bahkan musala di mal ini disebut mal eksekutif. Tapi di musala ini minus penerima tamu dan air minus kemasan botol gratis.

Kebersihan dan kenyamanaan di musala ini cukup terjaga. Namun pengurus musala ini cukup diskriminitif: musala ini hanya khusus digunakan untuk pengunjung saja, dan para karyawan diminta salat di tempat lain yang cukup jauh juga. Pengurus takut ada kasus kehilangan di musala ini.

Luas musala ini cukup menampung sekitar 25-30 orang untuk jemaah pria. Letak musala ini di lower ground.

Cilandak Town Square (Baik)
Musala berada di basement atau tidak jauh dari pusat informasi. Musala tersebut selalu tertutup oleh pintu kaca agar mengurangi kebisingan dari luar dan tetap menjaga kesejukan yang dihasilkan dari AC besar untuk sebuah musala. Tidak tampak petugas atau penjaga.

Musala terasa bersih dan nyaman. Tidak ada bekas kaki basah yang menapak di lantai musala dan dinding musala yang bening. Ada al-Quran di sana. Tempat wudu terpisah antara pria dan wanita begitu juga ruangan salatnya. Ukuran ruangan salat cukup untuk menampung sekitar 20-25 jemaah pria.

Karpet untuk salat terlihat bersih dan tidak tercium bau busuk. Menurut keterangan pengunjung wanita, mukena yang disediakan juga bersih (tidak terdapat bekas noda make up) dan tidak berbau busuk. Ada juga tempat menaruh sepatu dan sendal serta bangku panjang yang bisa digunakan untuk melepas atau mengenakan sepatu/sandal. Tapi, musala tersebut tidak menyediakan toilet. Tidak ada cermin untuk berias bagi pengunjung wanita.

Mal of Indonesia (Baik)
Musala di Mal of Indonesia (MOI) berada di lantai satu dan Lower Ground (LG). Musala untuk pengunjung menggunakan musala yang ada di lantai satu, untuk karyawan ada di LG. Di musala ini disediakan mukena yang dicuci seminggu sekali. Musala lelaki dan perempuan dipisah. Dipisahkan oleh tempat menunggu atau memakai sepatu.

Di tempat itu terdapat tempat penitipan sepatu, tapi petugas yang ada tidak memberikan pelayanan meletakkan sepatu atau sandal di tempat penitipan itu. Petugas hanya mengawasi, kalau ada pengunjung yang tidak meletakkan di tempat yang sudah disediakan, petugas akan memindahkannya. Di tempat itu disediakan sepasang tempat duduk setengah lingkaran yang saling berhadapan, terbuat dari kayu dan dialasi oleh alas berbusa.

Ada dua petugas, yang satu bertugas membersihkan atau mengeringkan lantai yang basah. Petugas lainnya mengawasi tempat menunggu. Petugas tidak standby, tapi waktu salat mereka datang mengawasi.

Grand Indonesia (Baik)
Ada dua musala di Grand Indonesia. Pertama, di lower ground (LG) dan lantai enam. Musala di LG cukup luas. Tempat salat lelaki dan perempuan dipisahkan oleh pembatas. Begitu juga dengan pintu untuk memasuki musala tersebut. Di tempat wudu lelaki dan perempuan disediakan toilet dengan kondisi cukup bersih. Juga tersedia tempat penitipan sepatu atau sandal dan dijaga oleh petugas Ada mukena sebanyak 20 buah. Ruang salat dan karpet setiap hari dibersihkan.

Didukung karena gedung baru dan perlengkapan baru, musala ini cukup nyaman, walaupun tidak tercium bau wangi. Kondisi musala di lantai enam hampir sama, tapi luas musala lebih kecil.

Blok M Square (Baik)
Masjid Nurul Iman terletak di parkiran paling atas, lantai 7. Posisinya persis di depan pintu lift. Menurut keterangan pengurus masjid, luas masjid tersebut sekitar 1656 m. Sangat luas untuk masjid di pusat perbelanjaan. Selain lebih mewah dibanding masjid di Blok M Plaza, karpet dan mukenadi masjid ini juga bersih.
Sirkulasi udara di masjid ini sangat baik. Selain dibantu kipas angin yang dipasang di beberapa titik, udara yang cukup deras di lantai tersebut bebas keluar masuk dari ventilasi yang cukup lebar.

Tidak hanya untuk salat, di masjid ini juga ada kajian tentang tafsir, fikih, hadis, dan akidah. Kegiatan tersebut dilaksanakan tiap hari kecuali hari jumat setelah salat Asar. Bahkan saat kami mengunjungi masjid tersebut, sorenya diadakan acara bedah buku (13/5).

Pusat Grosir Cililitan
(Baik)
Masjid As-Sinah berada di lahan parkir paling atas. Ukurannya lebih besar dari masjid di Tamini Square tapi lebih kecil dari masjid di Blok M Square. 40-60 orang jemaah pria tertampung di ruangan dalam masjid ini. Kebersihan selalu dijaga petugas di masjid ini. Mulai dari lantainya, karpetnya, dan juga mukenanya yang selalu dicuci seminggu dua kali meskipun mnerut pengakuan teman kami, Atti, cukup kotor.
Masjid ini tidak menyediakan toilet. Angin yang berhembus deras ke dalam masjid ini kadang melenakan jemaah yang selesai salat untuk merebakan tubuhnya di serambi masjid.

Iis, pengunjung dari Kemayoran, rela jauh-jauh datang ke masjid ini setelah dia meyelesaikan ujian di kampusnya di Rawamangun. Kunjungannya kali itu bukanlah yang pertama dan dia seperti ketagihan untuk datang lagi. Sayangnya, tidak kegiatan yang berarti seperti pengajian reguler di masjid ini selain sebagai tempat salat saja.

ITC Cempaka Mas (Baik)
Musala di ITC Cempaka Mas berada di samping bangunan pusat perbelanjaan tersebut. Ada sejarah yang melatar belakangi keberadaan musala tersebut. Setelah selesai dibangun, pengelola ITC meminta kepada pedagang di Pasar Tanah Abang untuk pindah atau membuka cabang ITC Cempaka Mas.

Saat itulah para pedagang di Tanah Abang bersedia pindah atau membuka cabang dengan syarat dibuatkan masjid atau musala. Karena permintaan itu, pengelola ITC Cempaka Mas membangun musala di pinggir timur bangunan ITC, yang disatukan dengan tempat pedagang makanan. Ruangan yang disediakan cukup besar, sehingga pada perkembangannya musala tersebut berubah nama menjadi masjid.

Pengelola ITC hanya menyediakan bangunan, serta fasilitas air dan listrik. Operasional keseharian diserahkan kepada para pedagang muslim yang membuka toko di pusat perbelanjaan tersebut. Akhirnya para pedagang di ITC Cempaka Mas membentuk kepengurusan musala dan merekrut beberapa orang untuk mengurus masjid. Dana operasional untuk menggaji dan merawat masjid berasal dari infak jamaah yang salat di musala tersebut.

Fasilitas di musala cukup lengkap dan terawat dengan baik. Mukena disediakan sekitar 150 buah, yang secara bergantian dicuci setiap hari. Tempat salat, tempat wudu, dan toilet terjaga dengan baik. Tidak tercium bau tak sedap. Terdapat penitipan sepatu yang tidak memungut biaya, walaupun areal untuk penitipan sepatu atau sandal harus menyewa dari pengelola ITC sebesar 300 ribu setiap bulan.

Selain salat, sering diadakan beberapa program. Yang rutin adalah kultum (”kuliah tujuh menit”, atau ceramah singkat) setiap hari sabtu setelah azan. Juga ada santunan dan pengajian untuk anak-anak yatim, pengajian untuk para pemulung, peringatan hari besar Islam dan bagi-bagi daging hewan kurban setiap lebaran haji.

Selain masjid yang ada di samping bangunan ITC, di dalam bangunan pusat perbelanjaan terdapat juga musala, yang terletak di basement. Musala itu tidak terawat dengan baik. Keadaannya sumpek dan lembab. Pengurus masjid sebenarnya meminta kepada pengelola untuk sekalian menangani musala tersebut, tapi pengelola menolaknya.

Baru empat bulan yang lalu pengurus masjid memaksa untuk mengelolanya. Keadaannya agak lebih baik, walaupun sumpek dan lembabnya tidak bisa dihindari, karena posisinya yang ada di basement dan di samping tempat parkir.

Pondok Indah Mal II (Baik)
Musala di mal ini tersedia di semua lantai (1, 2, dan 3) namun yang saya kunjungi hanya di lantai 1. Di musala itu ada petugas dan juga tempat penitipan sepatu/sandal. Tempat wudu bersih dan terpisah antara pria dan wanita. Ruang salat di musala ini mampu menampung sekitar 25-30 jemaah, dan dipisah antara pria dan wanita.

Karpet salat bersih dan tidak bau apek. Begitu juga dengan mukena. Kesejukan dari AC tidak terlalu terasa karena pintu musala selalu terbuka. Ada Al-Quran yang disediakan di ruangan salat. Tidak ada dinding rias di sana karena toilet tidak jauh dari musala. Di mal ini, musala untuk karyawan dan pengunjung dipisah (utara dan selatan).

Mal EX Plaza (Sedang)
Di EX Plaza musala berada di basement, tapi tidak jauh dari pintu keluar menuju areal parkir tersebut. Walaupun musala tersebut di basement kondisinya terawat dengan baik. Mukena, tempat wudu dan penitipain sepatu atau sandal selalu terjaga kebersihannya. Selalu ada petugas yang siap berjaga. Musalanya kecil, walaupun tidak sempit.

Untuk salat Jumat bergabung ke Plaza Indonesia. EX Plaza dan Plaza Indonesia berada dalam satu manajemen. Semua fasilitas dan sarana di musala disediakan oleh manajemen dari Plaza Indonesia.

Plaza Atrium Senen (Sedang)
Di Plaza Atrium Senen, musala berada di parkir tiga dan basement. Ruang salat perempuan dan lelaki terpisah. Karena berada di tempat parkir, musala terasa panas. Untuk itu dipasang kipas angin. Di dekat musala tidak tersedia toilet. Tempat wudu di tempatkan khusus, tapi agak jauh dari musala. Disediakan tempat penitipan sepatu atau sandal, dengan seorang petugas yang menjaga musala tersebut.

Kebersihan ruangan salat lumayan baik, karpetnya tidak bau, setiap hari dibersihkan. Sementara mukena dibersihkan seminggu sekali. Di musala tersebut tersedia Al Quran. Setiap Jumat diadakan shalat Jumat di areal parkir dekat musala.

Penempatannya di areal parkir mengesankan pengadaan musala bukan prioritas pengelola.

Mal Artha Gading (Sedang)
Di Mal Artha Gading, musala ada di lantai satu, lima, dan basement. Saat memasuki lorong menuju musala, sedikit tercium bau apek. Mungkin ini karena ruangan musala yang agak lembab dan dari sepatu-sepatu pengunjung yang diletakkan di penitipan sepatu

Di musala ini disediakan mukena berjumlah lima buah. Kondisi mukena tidak terawat. Di dekat musala tidak tersedia toilet, tapi tempat wudu berada di dekat ruangan musala. Selain itu tidak ada petugas yang khusus merawat musala.

Blok M Plaza (Sedang)
Nama masjidnya Nurul Anwar, terletak di lantai 4 A. Ada petugas yang siap membantu pengunjung untuk menitipkan sendal/sepatu. Toiletnya cukup bersih dan tidak jauh dari masjid. Setidaknya, ada tiga tempat terpisah yang bisa digunakan untuk mengambil air wudu.

Luas ruangan salat dalam hanya menampung sekitar 10-15 untuk jemaah pria. Namun halaman parkir yang sengaja dikosongkan bisa digunakan bila jemaah lebih banyak saat salat Magrib dan salat Jumat. Karpet salat dan mukena bersih dan tidak bau apek. Al-Quran juga disediakan oleh pengurus.

Sirkulasi udara di masjid ini baik karena tidak disekat tembok dan udara selalu masuk dari beberapa jendela yang cukup besar yang ada di tempat parkir tersebut. Di masjid itu, tidak ada kegiatan yang reguler.

Mal Taman Anggrek (Sedang)
Ada beberapa musala yang ada di mal ini, semuanya di tempat parkir. Di P2, P4, P7, dan P10. Dari keempat tempat tersebut, Madina hanya mampir di P4 saja. Musala di lantai ini berdampingan dengan toilet. Dekat pintu masuk musala, kita akan melihat rak penitipan sepatu/sandal.

Di dalam musala terasa bersih dan sejuk. Al-Quran juga disediakan untuk para pengunjung. Karpetnya tidak apek dan ada pengharum ruangan yang dipasang pada pendingin ruangan. Musala ini cukup menampung sekitar 15-20 orang untuk jemaah pria saja. Pengumuman di dalam musala tertera atas nama pengurus.

Mal Ciputra (Sedang)
Musala berada di parkiran lantai 4 A. Musala ini kira-kira menampung 15-20 orang untuk jemaah pria saja. Toilet jauh dari musala dan tempat wudu antara pria dan wanita dicampur. Tidak ada rak penitipan sepatu/sandal di musala ini.

Untuk kesejukan, musala ini mengandalkan kipas angin dan asupan udara yang masuk di tempat parkir tersebut. Al-Quran juga disediakan untuk dibaca pengunjung. Kebersihan di dalam musala cukup terjaga, mulai dari lantainya dan karpet untuk salatnya.

Plaza Semanggi (Sedang)
Mesjid di mal ini berada di parkir lantai 7. Akses menuju masjid sangat merepotkan. Tidak ada lift yang langsung menuju lantai 7. Dari lantai bawah kita harus berhenti lantai 3. Lalu dari lift ini kita mencari lift lain yang posisinya agak berjauhan dan menyempil di salah satu stan. Dari lift ini baru kita bisa ke lantai yang dituju.
Masjid di mal ini seperti Blok M Plaza dari segi ukuran. Bedanya, mesjid ini ditutupi kaca termasuk pintunya. Untuk kesejukan masjid ini mengandalkan dari pendingin ruangan yang diberi pengharum ruangan.

Karpet salat dan mukena dijamin kebersihannya. Mukena dicuci seminggu dua kali. Tempat wudu antara pria dan wanita dipisah. Namun untuk toilet, pria lebih beruntung karena lebih dekat. Sedangkan untuk wanita lebih jauh.

Tamini Square (Sedang)
Masjid At-Taqwa berada di lantai 7 atau di lahan parkir paling atas. Bila dibandingkan, ukuran masjid ini jauh lebih kecil dari masjid di Blok M Square. Untuk selain salat Magrib dan Jumat, ruang dalam masjid mampu menampung 30-40 orang jemaah pria.

Untuk menuju masjid ini perlu‘ kerja’ ekstra. Sebab posisinya agak menjorong ke dalam dari gedung yang ada di sampingnya. Sehingga ketika keluar dari lift, kita tidak bisa langsung melihat masjid tersebut.

Karpet salat cukup bersih dan tidak bau demikian juga mukenanya yang dicuci seminggu dua kali. Al-Quran bisa kita lihat di salah satu pojok masjid. Petugas juga siap membantu pengunjung yang ingin menitipkan sepatu/sandal. Sirkulasi udara lebih mengandalkan beberapa kipas angin dan angin yang cukup deras di lantai tersebut. Toilet dan tempat wudu juga bersih.

Mal Puri Indah (Buruk)
Di Mal Puri Indah, musala ada di lantai satu, dua, dan tiga. Lokasi mereka tak jauh dari toilet di lantai tersebut. Tempat wudu berada di dekat musala tersebut. Tidak disediakan tempat menaruh sepatu atau sendal. Setiap orang yang akan salat meletakkan sepatu atau sandal di pinggir tembok lorong menuju musala tersebut. Tidak ada petugas khusus yang menunggui dan membersihkan tersebut. Petugas yang membersihkan musala adalah petugas toilet. Petugas yang ditanya tidak mengetahui berapa kali Mukena dibersihkan dalam seminggu.

Lorong menuju musala agak berliku-liku. Saat berada di lorong tersebut tercium bau yang agak kurang sedap. Mungkin karena lorong tersebut tidak ada ventilasi dan kondisi ruangan yang agak lembab. Kondisi musala tidak terlihat kotor, walaupun tidak terlalu nyaman.

Cibubur Junction (Buruk)
Letaknya di basement. Ukuran masjid An-Nur ini hanya mampu menampung sekitar 15-20 orang jemaah untuk pria. Tapi untuk salat Magrib dan salat Jumat, biasanya lahan parkir di sekitarnya dipergunakan untuk salat.

Kebisingan kipas angin pemasok udara ke dalam mal yang berada dekat dengan masjid begitu mengganggu. Belum lagi deru mesin mobil dan suara klakson. Di lantai masjid juga sangat tampak bekas kaki basah yang mengering. Karpet untuk salatpun banyak terdapat noda.

Tidak ada petugas di masjid ini namun kita disediakan rak penitipan sandal/sepatu. Toilet cukup dekat dari masjid. Masalahnya, tidak ada sinyal hp di tempat ini.

ITC Permata Hijau (Buruk)
Musala di ITC Permata Hijau berada dilantai dua. Ruang salat lelaki dan perempuan dipisahkan dengan pembatas, begitupun dengan tempat wudunya. Jarak tempat wudu dan ruangan salat cukup dekat. Tidak tersedia keset, sehingga orang yang akan salat akan memasuki musala dengan kaki yang masih basah. Ini membuat karpet agak bau apek. Selain itu, kondisi musala juga lembab.

Di ruangan salat perempuan disediakan mukena sebanyak sepuluh. Kondisi mukena tersebut tidak terawat dan tertata dengan baik, hanya ditumpuk. Mukena-mukena itu juga terkesan lusuh dan tidak ada perawatan intensif, petugas di sana tidak mengetahui berapa kali mukena itu dicuci dalam seminggu. Beberapa mukena tercium bau. Selain itu, juga tidak disediakan tempat meletakkan sepatu atau sandal. Sepatu atau sandal diletakkan di pinggir-pinggir tembok lorong. Lokasi toilet berada terpisah dengan lokasi musala.

Selain salat tidak adak aktivitas atau program yang diadakan di musala tersebut. Bahkan di ITC Permata Hijau tidak diadakan salat Jumat. Walaupun musala tersebut masih layak digunakan, tetapi kondisinya tidak nyaman.

Mal Ambasador
(Buruk)
Musala terletak di lantai 3. Tiolet dan tempat wudu jauh dari musala. Karpet salat dan dinding musala terlihat sangat kumal. Musala ini sepertinya toko yang berada di ujung yang diubah menjadi tempat ibadah. Tepat di depan musala ada tangga jalan.
Kondisi sekitar musala cukup bising. Musala ini mampu menampung 10-15 orang untuk jemaah pria saja.

Pondok Indah Mal I (Buruk)
Di mal ini, ada musala di lantai 1, 2, dan 3. Untuk menuju musala di mal ini, setidaknya di lantai I yang saya kunjungi, tidak terlalu sulit. Ada tanda berupa kubah dan menara yang menjadi simbol dari rumah ibadah umat islam tersebut.
Sayangnya ukuran musala di mal ini lebih kecil dibanding mal sebelahnya. Hanya menampung sekitar 20-25 jemaah baik pria dan wanita. Tempat wudunyapun digabung antara pria dan wanita, dengan tiga kran.

Karpet di musala ini agak dekil tapi tidak bau apek. Mukena yang disediakan tampak kumal, entah berapa kali dicuci. Tidak ada petugas khusus di musala ini dan untuk sirkulasi udara di musala ini hanya mengandalkan kipas angin. Musala di mal ini agak jauh dari toilet dan situasi sekitarnya cukup bising karena ada pembangunan lift dan suara kayawan bersenda gurau.

Sarinah (Buruk)
Musala di Sarinah berada di lantai empat. Ukurannya sedang. Tempat wudu dan toilet berada tidak jauh dari musala. Kondisi karpet terlihat sudah lama. Walaupun sudah ada karpet disediakan juga sajadah. Tapi sayangnnya kondisi sajadahnya terlihat sudah lama dan lusuh. Beberapa perlengkapanpun terlihat tidak tertata dengan rapi. Untuk perempuan disediakan juga mukena sebanyak sepuluh buah.

Di Sarinah tidak diadakan salat Jumat. Mereka bergabung dengan masjid yang berada di gedung sebelah. Walaupun musala ini dirawat, tapi dengan perawatan yang minimal.
Liputan ini dilakukan pada Mei 2009 dan pernah dimuat di Majalah Madina Edisi N0. 17, Juni 2009. Saat ini mungkin kondisinya berubah, bisa lebih baik atau lebih buruk.

Laporan oleh: Warsa Tarsono, Irwan Amrizal, Atti Kurnia

Baca selengkapnya......

PAYISC, MEMAKNAI HIDUPKU

PENGALAMAN BERAKTIVITAS DI YISC-2
Saya hentikan langkah, kemudian sejenak saya tarik nafas. Teman saya Atiyah Fitri (Fitri Ardani) yang mengikuti di belakang juga ikut berhenti. Terlihat jalan yang akan saya lalui tergenang air. Di antara genangan air yang menutupi jalan tersebut terlihat ada balok kayu yang bisa ditapaki, sehingga kalau saya berhasil menginjak di balok itu, sepatu dan celana saya tidak akan kotor. Sebelum melangkah saya angkat celana saya, dan mulai menapaki balok-balok itu.

Saat saya mulai melangkah, Fitri juga mengikuti di belakang. Tapi dia tidak perduli dengan genangan air yang menutupi jalan. Dia tidak berusaha menginjakkan kaki di balok-balok itu. Dia tidak pedulikan air dan tanah becek mengenai sepatu dan ujung roknya. Sejenak saya memperhatikannya, dan saya merasa malu sendiri.

Saat itu (1997-1998) Atiyah Fitri adalah ketua Pembinaan Adik Asuh YISC (PAYISC ) Al - Azhar. Kami berdua akan mengunjungi rumah salah satu adik PAYISC yang sedang sakit di daerah Cawang. Walaupun akhirnya, rumah yang kami datangi bukan hanya rumah adik PAYISC yang sedang sakit, tapi beberapa rumah adik PAYISC yang lainnya. Karena ada beberapa adik PAYISC yang tinggal di daerah Cawang. Sekalian saja kami silaturrahmi dengan keluarga-keluarga adik PAYISC .

Periode itu adik PAYISC banyak tersebar di beberapa daerah. Ada di Senopati, Senayan, Sinabung, Hang Jebat dan Cawang. Cawang adalah tempat terjauh dari adik-adik PAYISC. Selain itu adik-addik PAYISC yang berasal dari Cawang kondisi ekonominya
lebih rendah. Anak-anaknya juga lebih minder dibanding adik-adik PAYISC dari daerah lain.

Mengenaskan! Ucap saya dalam hati saat sampai di rumah adik PAYISC tersebut. Dinding terbuat dari triplek yang sudah lapuk, dan di dindingnya terlihat kotoran air banjir yang sering menerpa daerah itu. Rumahnya tingkat, tapi keluarga itu hanya mengontrak ruangan bawah. Besar ruangan sekitar 2.5 x 3 meter, dihuni oleh satu keluarga yang berjumlah lima, dua orang tua dan tiga anak. Sayangnya saya lupa nama adik PAYISC itu.

"Kalau banjir airnya sampai sana," ucap ibunya adik PAYISC sambil menunjuk bekas lumpur yang masih menempel. Kalau melihat bekasnya, saat banjir kontrakkan dia semua kemasukkan air. Karena bekas kotoran lumpur yang dia tunjuk adalah bagian teratas dari dinding tersebut. "Terima kasih sudah mau datang ke gubuk kami, inimah bukan rumah tapi gubuk" ucap tuan rumah menyambut kami.

PAYISC adalah salah satu lembaga di Youth Islamic Study Club (YISC ) Al - Azhar. Lembaga yang membidangi pembinaan anak-anak dari kalangan tidak mampu. Secara struktur, semula PAYISC berada di Departemen Hubungan Masyarakat (PHM). Tapi pada Musyawarah Lengkap (Musleng) 1995, diputuskan menjadi Lembaga dan diberikan hak kelola mandiri baik secara program maupun pendanaan. Karena sejarahnya, saat Rohman terpilih menjadi Ketua Umum, ada suara yang ingin mengubah PAYISC tidak menjadi lembaga lagi. Saya sampaikan waktu itu, kalau mau mengubah status kelembagaan PAYISC , harus di Musleng, Ketua Umum tidak mempunyai hak untuk itu!

Saya terlibat di PAYISC saat memasuki semester ke dua aktif di YISC. Tapi tidak sebagai pengurus, hanya membantu saat ada event-event tertentu, atau sesekali mengajar. Termasuk pada periode 1996-1997, saat Fitri menjadi Ketua PAYISC . Mulai intens terlibat di PAYISC pada semester akhir periode kepengurusan dengan Ketua Umum Heru Widiyanto. Pada periode berikutnya saya menjadi ketua PAYISC .

Buat saya aktif di PAYISC, baik saat hanya membantu maupun saat menjadi ketua telah memberikan makna buat hidup saya. Makna yang membuat saya merasa bahagia. Makna yang membuat hidup saya berarti.

Dua tahun saya sebagai ketua. Saya berinteraksi dengan adik-adik dari kalangan tidak mampu dengan segala problema yang mereka hadapi. Mereka berhadapan dengan segala keterbatasan untuk memperoleh pendidikan, pengajaran yang baik, motivasi hidup yang rendah dan tentu saja keadaan lingkungan yang keras. Beberapa adik-adik PAYISC saat itu adalah pengamen dan pengojek payung. Dengan semua itu membuat saya bersyukur, bahwa sebagian keterbatasan mereka tidak saya hadapi.

Selain itu, aktif di PAYISC membuat saya belajar. Belajar cara mensyukuri hidup, cara menghadapi anak-anak, dan cara mengorganisasi program dan pendanaan untuk aktifitas sosial.

Semua pengalaman itu tidak saya lupakan. Semua pengalaman itu membuat saya bahagia. Bukan karena saya telah memberikan sesuatu, tapi karena saya mendapatkan sesuatu.

Tulisan lain:
YISC, Persinggahan yang Mengasyikkan
Berbagi Pengalaman Beraktifitas di YISC-1
Saat Endah Memilih Panggilan Jiwanya


Terima Kasih

Warsa Tarsono
wtarsono@yahoo.com
0818 995 214

Baca selengkapnya......

Selasa, 22 November 2011

Nada Bangga di Media Nasional

Aksi Pemain Bintang
"NIT", suara hand phone saya berbunyi menandakan ada pesan SMS masuk, beberapa saat setelah pertandingan sepakbola Indonesia melawan Malaysia selesai. Sebuah SMS singkat dari teman saya. "Hicks...hicks...hicks..." sesingkat itu pesannya. Sebuah ungkapan kesedihan dan kekecewaan atas kekalahan tim Garuda Muda. Kesedihan dan kekecewaan juga saya lihat dari para penonton yang berada di Senayan. Teriakan Indonesia...Indonesia yang semula kencang terdengar selama pertandingan, mendadak berhenti saat finalti terakhir Malaysia masuk ke gawang Indonesia.

"Sialan, padahal gua udah siap buat pawai," ungkap penonton di samping saya. Tanpa komando, saya beserta penonton lain bubar dengan segala perasaan kesal yang diungkapkan secara perlahan.

Tidak lama, HP saya kembali berbunyi "Nit". Saya lihat, Sebuah pesan dari teman yang sama kembali masuk. "Tapi Garuda tetap di dadaku," bunyi pesan tersebut. Saya tersenyum membaca pesan tersebut. "Kapan Indonesia juara," ungkapku dalam hati. Masih terasa berat menerima kekalahan tersebut.

Esok harinya, saya membaca headline beberapa media massa Nasional, antara lain Media Indonesia, Republika, Kompas dan Koran Tempo. Semua media tersebut membuat berita dengan nada bangga atas capaian Timnas Garuda muda. Mereka mengapresiasi perjuangan dan kerja keras para pemain asuhan Rahmat Darmawan tersebut.

Media Indonesia membuat judul headline: Terima Kasih Garuda Muda, Republika: Terhormat!, Kompas: Garuda Muda Berjuang Hingga Tuntas dan Koran Tempo: Tetap Bangga.

Kata pertama untuk mengungkapkan kebanggaan tersebut Media Indonesia menggunakan kata perjuangan. "PERJUANGAN luar biasa yang ditunjukkan pemain kesebelasan nasional Indonesia gagal menyempurnakan gelar juara umum". Pada bagian lainnya Media Indonesia menilai cukup cerah harapan Indonesia untuk berprestasi di masa depan. "Mereka bertarung gigih sekaligus mencuatkan harapan di masa depan. Ada prospek yang bagus dalam diri para pemain ke depannya," tulis Media Indonesia.

Republika mengungkapkan pencapaian Indonesia sampai final dan mengalami kekalahan dengan adu finalti sebagai sebuah kekalahan yang terhormat.

Sementara
Kompas memuji kegigihan para pemain muda Indonesia dalam partai final tersebut. "Meski kalah dan harus puas dengan medali perak, mereka telah menunjukkan spirit bertarung yang membanggakan bangsa." tulis Kompas.

Koran Tempo mengungkapkan kebanggaanya dengan kalimat singkat pada pembuka beritanya. "Mereka adalah tim masa depan," tulis Koran Tempo.

Saya setuju dengan pujian empat koran nasional terhadap permainan tim Garuda Muda tersebut. Tanpa lelah mereka mengejar dan merebut bola dan menggiringnya ke arah gawang lawan. Kenyataan tersebut mengikis rasa kecewa atas kekalahan dari Malaysia tersebut.

Saya menjadi teringat dengan apa yang dialami oleh timnas Spanyol. Empat puluh tahun lebih Spanyol tidak pernah lagi merasakan sebagai juara pada Piala Dunia maupun Piala Eropa. Tapi pada kurun waktu tersebut, terutama tahun 90an-2000an, Spanyol sering menjadi tim pertama yang lolos ke putaran final. Tapi saat turnamen dimulai, mereka sering tersisih di fase grup atau putaran kedua. Tapi asa mereka untuk menjadi juara tidak pernah mereka lepas. Sampai akhirnya saat ini mereka menjadi juara Eropa dan Dunia. Dan menjadi unggulan untuk kejuaraan Eropa tahun depan dan Piala Dunia tahun 2014.

Semoga saat ini Indonesia sedang menuju ke sana. Mungkin dimulai dengan menjuarai kejuaraan ditingkat Asia Tenggara, selanjutnya Asia dan Dunia. Timnas Garuda Muda punya modal untuk itu. Amin.


Terima Kasih

Warsa Tarsono



Baca selengkapnya......

Sabtu, 19 November 2011

GURU IDOLAKU


Beberapa waktu yang lalu, dalam tulisan saya yang berdujudul Kesan Saat di SMP 2 Banjarharjo saya membuat pertanyaan kepada diri saya sendiri, Siapa atau apa yang paling diingat saat di SMP 2 Banjarharjo?? Maka jawaban atas pertanyaan tersebut adalah Pak Regi. Pada kesempatan ini saya juga ingin membuat pertanyaan, siapa guru idola saat SMP? Jawaban atas pertanyaan tersebut dengan cepat saya jawab Pak Regi.

Pak Regi memang buat saya memberikan kesan tersendiri. Saya tahu dia adalah guru yang galak. Makanya dulu saya dan teman-teman menjuluki dia dengan sebutan Paman Harimau. Walaupun begitu seingat saya, dia tidak pernah memukul atau tindakan apapun yang menyakiti secara fisik. Kalau bentakan atau pertanyaan "intimidatif" saat tidak bisa mengerjakan soal atau tidak mengerjakan PR sering saya lihat atau rasakan.

Pak Regi saat ngajar atau tidak, tampangnya selalu serius. Jarang sekali melihat dia tersenyum. Terlihat tersenyum ketika menertawakan muridnya yang tidak bisa mengerjakan soal atau tidak paham terhadap pelajaran yang dia berikan. Mungkin istilah yang tepat bukan senyum tapi menyeringai. Buat saya waktu itu, senyum dia menjadi senyum yang terasa intimidatif, sebuah senyuman sinis.

Saya tidak pernah melihat dia bercanda. Satu-satunya candaan dia yang mungkin semua masih ingat adalah saat dia menjadi instruktur upacara. Setelah dipersilahkan, dia berjalan menghampiri podium, semua siswa terdiam. Beberapa saat kemudian dia mengucapapkan Assalamu'alaikum. Tanpa diduga kemudian dia berkata: "sekian sambutan dari saya, terima kasih." Geeer saat itu terdengar tawa peserta upacara. Sementara guru-guru yang lain terlihat mesem-mesem. Mungkin itu adalah upacara paling singkat. Mungkin itu adalah tindakan paling lucu dari Pak Regi.

Tapi entah mengapa, diam-diam saya menyukai dia. Diam-diam dia menjadi idola saya. Karena dia saya bercita-cita ingin menjadi guru. Guru matematika, pelajaran yang menjadi mata pelajaran Pak Regi. Lucunya, saya membayangkan kalau menjadi guru ingin meniru cara mengajarnya Pak Regi. Tegas, lugas dan tidak mengenal kompromi. Walaupun konsekwensinya mungkin akan dijuluki Paman Harimau juga. Hehehehe

Setelah saya keluar dari SMP saya masih menngingat dia. Saya selalu bertanya kepada adik saya yang juga sekolah di SMP 2 Banjarharjo, gimana khabarnya Pak Regi? Ngajar kelas berapa sekarang? kamu diajar dia enggak? Sampai sekarang saya selalu ingin tahu khabar Pak Regi.

Buat saya, Pak Regi juga yang membuat saya pernah merasa bangga. Saya siswa yang biasa saja, tidak pernah masuk sepuluh besar kelas, apalagi sepuluh besar satu angkatan. Tapi ada saat saya merasa sebagai siswa yang pintar, ya semua gara-gara Pak Regi. Pak Regi memberikan saya nilai 10 atas ulangan yang dia adakan. Bukan sekali tapi tiga kali berturut-turut. Walaupun hanya tiga kali itu saya memperoleh nilai sepuluh, untuk pelajaran matematika maupun pelajaran lainnya. Tapi ketiga nilai tersebut selalu saya kenang.

Sekarang saat teman-teman SMP mulai bertemu di jejaring sosial facebook, rasa ingin bertemu dengan Pak Regi kembali muncul. Ingin tahu berada di mana dia sekarang? dan kalau dia masih hidup, saya ingin bertemu dia. Saya ingin mengatakan kepadanya, dia adalah guru idola saya. Walaupun saat ini saya tidak menjadi guru, tetap dia menjadi idola saya.

Pak Regi guru idolaku, semoga engkau dan keluarga selalu sehat dan mendapat lindungan dari Allah SWT.

Sebuah syair saya alunkan menutup tulisan ini; "......JASAMU TIADA TARA......."

Tulisan lain:
Mug Cantik
Bingkisan Ulang Tahun
Kesan Saat di SMP 2 Banjarharja
Inspirasi dari Kepala Sekolah
Jejak Kerja Keras Bapakku
Kisah Inspiratif di Chicken Soup for the Soul


Jika mendapat sesuatu dari tulisan ini silahkan di share ke yang lainny bisa ke FB, Twitter, Blog dan Email dengan mengklik logo-logo di bawah tulisan ini. Tolong juga berikan komentar atau rating terhadap tulisan ini. Apapun komentarnya, berapapun ratingnya, menjadi masukkan yang berarti buat saya.

Terima Kasih
Warsa Tarsono
My Blog-Anugerah
wtarsono@yahoo.com
FB: Warsa Tarsono
Twitter: @wtarsono
HP: 0818 995 214

Baca selengkapnya......

Pertandingan Menarik Pekan Ini

Aksi Para Bintang
Salah satu hiburan yang bisa disaksikan pada setiap akhir pekan adalah menyaksikan pertandingan sepakbola. Tentu bagi penggemar bola, akhir pekan selalu ditunggu karena mereka akan menyaksikan aksi-aksi bintang sepak bola di negara-negara Erofa. Liga Inggris, Spanyol dan Italia, adalah ajang yang setiap pekan bisa menjadi hiburan.

Tapi pada akhir pekan ini masyarakat Indonesia juga mendapat tambahan hiburan. Apalagi kalau bukan semifinal sepakbola SEA Games XXVI yang akan mempertemukan Indonesia melawan Vietnam. Sebagian mungkin bisa menyaksikan langsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, sebagian cukup melalui siaran langsung di televisi. RCTI yang akan menyiarkan pertandingan tersebut.

Berikut adalah beberapa pertandingan yang layak kita saksikan:

Liga Inggris.
Di liga yang dikenal dengan Premier League ini, akhir pekan ini akan mempertemukan dua klub besar dan mempunyai tradisi juara, yaitu Chelsea melawan Liverpool. Chelsea merupakan pesaing utama Manchester United (MU) dalam tiga musim terakhir ini. Sementara Liverpool adalah klub peraih tropi terbanyak ke dua setelah MU. Tentu pertandingan ini sarat dengan gengsi, karena faktor reputasi tersebut.

Salain itu, faktor Fernando Tores juga bisa menjadi pertandingan ini penuh emosi. Seperti kita ketahui, Tores sebelumnya adalah pemain andalan Liverpool, tapi kemudian pada jendela transfer Januari lalu dia pindah ke Chelsea. Buat pendukung Lipervool tindakan tersebut menyakitkan mereka.

Liga Spanyol
Tanpa bermaksud mengecilkan pertandingan yang lain, pertandingan yang layak kita saksikan adalah pertandingan yang mempertemukan Valencia dan Real Madrid. Madrid saat ini berada di puncak klasemen dengan nilai 28, sementara Valencia berada diurutan ke tiga dengan nilai 24. Hanya terpaut empat angka.

pada pertandingan ini Valencia sebagai tuan rumah, tentu akan sekuat tenaga mengalahkan Madrid. Sementara Madrid saat ini sedang sangat bermbisi menjadi juara liga Spanyol, setelah beberapa musim berada digengaman rival abadinya Bercelona.

Selain itu, menyaksikan Madrid bertanding, kita akan dihibur oleh aksi-aksi fantastis para pemainnya. Banyak bintang bertalenta tinggi yang suka mempertontonkan aksi mengagumkan saat menggiring bola, mengoper dan memasukkan gol ke gawang. Ronaldo, Kaka, Marcelo, Angel Maria sering mempertontonkannya.

Jadi jangan lewatkan.

Liga Italia
Pertandingan liga Italian yang disiarkan langsung oleh Indosiar adalah Inter Milan vs Cagliari dan AC Milan vs Fiorentina. Tidak ada pertandingan big match di pekan ini. Dari dua pilihan pertandingan tersebut, yang bisa menyuguhkan permainan seru menurut saya adalah AC Milan kontra Fiorentina.

Ambisi Milan merebut puncak klasemen menjadi salah satu faktor. Faktor lainnya adalah posisi Fiorentina sebagai tuan rumah dan adanya pelatih baru. Mungkin para pemain Fiorentina akan mendapat suntikan semangat baru, sehingga mereka akan all out melawan Milan.

Kita tunggu.

Warsa Tarsono

Baca selengkapnya......

Jumat, 18 November 2011

Perjuangan yang Tidak Mudah & Tiket yang Tidak Murah

Merayakan Kemenangan
Dengan tiga kemenangan dan satu kekalahan timnas sepakbola Indonesia melaju ke babak semifinal dan akan melawan Vietnam hari Sabtu (19/11) ini. Walaupun Indonesia bisa mengalahkan Kamboja dengan 6 gol tanpa balas, 2-0 saat melawan Singapur, dan 3-1 saat melawan Thailand, kemenangan-kemenagna itu tidaklah di raih dengan mudah. Para pemain Garuda muda perlu berjuang dengan keras dan mengeluarkan semua kemampuan teknik dan strategi mereka. Sampai akhirnya tiket semifinal mereka dapatkan.

Bagi para supporters timnas Garuda yang akan memberikan dukungan secara langsung pada semifinal melawan Vietnam ini, ternyata tidaklah murah juga. Panitia telah menaikkan hampir semua katagori dengan presentasi mencapai 100 persen!

Sebagai contoh, untuk kelas VVIP, yang tadinya dijual seharga Rp. 500 ribu, kini dilepas seharga Rp. 1 juta. Sementara untuk harga termurah, yakni kategori IV, yang tadinya dijual Rp. 25 ribu, naik menjadi Rp. 50 ribu. Dikutif dari Detikcom.

Aksi Bintang
Di groups Facebook TIM NASIONAL INDONESIA, kenaikan tiket tersebut ditanggapi dengan nada protes. Seperti disampaikan Faisal Nuva Sajida. "Masalah tiket lagi, dari dulu nga ada yang benar ni pengurusnya". Meyzar Ahmad juga komentar dengan nada protes. "Gilaaaaaaaaaaaaaaaaa,coba deh sekali2 kosongin GBK,supaya PSSI sadar kalo muahal bgt". Demikian juga dengan komentar dari Ridho Julianda. "Ini tiket kaya mw nonton PD aja...".

Inilah salah satu persoalan sepakbola di Indonesia. Mereka selalu aji mumpung, memanfaatkan fanatisme suporters Indonesia. Menaikkan tiket tidak dengan memperhatikan tingkat ekonomi para supportersnya. Dan ini dilakukan hampir semua kejuaraan. Belum lagi persoalan calo tiket yang tidak pernah selesai. Harga tiket sudah mahal, dan akan lebih mahal lagi karena tiket di pegang para calo.

Situasi yang tidak mengenakkan.

Harga tiket babak semifinal sepakbola SEA Games XXVI:
VVIP: Rp. 1.000.000
VIP Barat: Rp. 700.000
VIP Timur: Rp. 500.000
Kategori I: Rp. 300.000
Kategori II: Rp. 200.000
Kategori III: Rp. 100.000
Kategori IV: Rp. 50.00

Warsa Tarsono

Baca selengkapnya......

Testimoni

Lusi Romawati
Trima kasih om warsa, mugnya cantik,aku suka. ini gambar karya aku loh,,, hhe btw sebenarnya kemarin salah pemesanan, salah aku sih,tapi om warsa tetep ganti tanpa aku harus bayar lagi. terima kasih om. ayo teman-teman siapa yang mau pesen mug??? pesen aja ama om warsa ya,, pasti puas deh, bisa langsung pesen lewat facebook nya, di WARSA TARSONO. mug nya cantik-cantik lo gambarnya.


Nanin Basuki
Makasih ya Warsa atas bantuannya men-support pembuatan souvenir cantik dan lucu. gambar foto dan tulisan nya jelas. Warna bisa kompromi dengan cepat dan yang penting delivery order nya cepat sampai ditujuan dengan selamat... packaging nya juga ok.

Wawan K. (ABIENET)
"SALUT DAN LUAR BIASA"
"Saya sebagai customer dan mitra Sahabat Kreatif (Warsa Tarsono) mengucapkan salut terhadap produk mug sablonnya. Saya merasa senang berbisnis mug ini karena harganya yang terjangkau dan desain bisa sesuai keinginan pembeli, juga bisa memesan satuan atau borongan. Semoga kerjasama dan usaha kita ini bisa terus meningkat. Sedikit demi sedikit Insya Allah ratusan ribu rupiah mengalir. Saya ucapkan salut untuk Sahabat Kreatif, Selamat dan Sukses."

ABIENET-Jl. Sentosa Raya No. 3 Depok 2 Tengah, Bogor
Akses 50 jam dalam sebulan, akan mendapat hadiah spesial

Baca selengkapnya......

Berburu Pemain Timnas SEA Games


Terlepas dari kekalahan 0-1 saat berhadapan dengan Timnas Malaysia pada Kamis (17/11) kemarin, para punggawa Garuda Muda Indonesia menunjukkan permainan yang membanggakan. Beberapa pemain terlihat menonjol baik teknik maupun visi bermainnya. Beberapa yang bisa kita sebut antara lain duet penyerang Patrick Wanggai dan Titus Bonai. Kecepatan dan naluri menyerang mereka sangat baik, sehingga dari mereka tercipta 7 gol.

Di lapangan tengah Egi Melgiansyah mempertunjukkan keakuratan umpan dan kecepatan yang mengagumkan. Di samping determinasi yang tinggi dari pemain bertubuh agak gempal tersebut.

Di barisan pertahanan ada Diego Michiels dan Abdul Rahman. Kedua orang ini sangat susah dilewati penyerang lawan. Terbukti mereka gawang Indonesia hanya kebobolan 2 gol dan sementara memasukkan memasukkan 11 gol.

Mungkinkah talenta-talenta muda tersebut akan menjadi rebutan klub-klub di liga Indonesia yang tidak lama lagi akan berkompetisi. Mungkin saja. Setidaknya ketertarikan diperlihatkan oleh Persib Bandung. Hal itu diungkapkan oleh Manajer Persib Umuh Muchtar. Punggawa timnas SEA Games yang diinginkan Umuh adalah Titus Bonai dan Abdul Rahman (Vivanews).

Tapi keinginan tersebut bisa terganjal oleh deadline pendaftaran pemain. Karena sebenarnya saat ini sudah ditutup. Hanya saja Umuh mendengar ada kemungkinan pendaftaran pemain akan diperpanjang sampai Desember. Kalau khabar itu benar Persib akan berusaha merealisasikannya, karena memang mereka membutuhkan dua tambahan pemain. Satu penyerang dan satu pemain bertahan (Vivanews).

Tapi menurut Umuh mendatangkan dua pemain itu tidaklah mudah. “Keduanya (Tibo dan Abdul Rahman) memang sudah dikontrak klubnya. Kita akan cukup senang jika mereka bisa bergabung ke Persib,” ucap Umuh (Vivanews).

Bagaimana dengan klub lain? Mungkin kuncinya di batas pendaftaran pemain tersebut. Kalau benar akan diundur, bukan tidak mungkin klub-klub lain akan berlomba memburu pemain-pemain muda SEA Games tersebut.

Kita lihat saja nanti.

Warsa Tarsono

Baca selengkapnya......

Mengenal Patrick Wanggai

Merayakan Gol
Tanpa memainkan Patrick Wanggai tim sepakbola Indonesia mengalami kekalahan pertamanya saat melawan Malaysia Kamis, (17/11/11) di arena SEA Games XXVI Jakarta - Palembang 2011. Memang bukan hanya hanya Wanggai yang tidak dimainkan, ada sekitar lima pemain yang biasanyanya menjadi starter juga tidak dimainkan. Meraka antara lain Egi Melgiansyah, Diego Michiels, Okto Manianni, Abdul Rahman. Tapi dari lima pemain tersebut tiga orang akhirnya diturunkan pada babak ke dua.

Wanggai memang bukan satu-satunya pemain yang berperan pada tiga pertandingan sebelumnya. Tapi keberadaan dia jelas memberikan arti lebih. Dia pemain yang mempunyai kecepatan, keakuratan tendangan ke gawang dan visi bermain yang baik. Ini diakui oleh Rahmad Darmawan arsitek timnas Garuda.

"Kaki kanan dan kiri yang sama-sama hidup. Kita sudah lama tidak punya penyerang seperti dia (Patrich). Jika terus konsisten dan mau belajar, saya bilang dia akan jadi striker top Indonesia," puji Rahmad Darmawan atas Wanggai, (Tribunnews).

Hal senada juga dikatakan Johanes Zonggonao pelatih kepala Akademi Sepakbola Emsyk, menurutnya Patrick akan menjadi striker masa depan Indonesia yang tajam. "Postur tubuh Patrick sangat mendukung baik kedua kakinya maupun menggunakan kepala saat heading ke gawang," tutur Zonggonao (Republika).

Ingin Memberikan yang Terbaik
Wanggai berpeluang menjadi topskor dalam arena SEA Games ini. Sudah empat gol dia masukkan ke jala gawang lawan. Tapi baginya itu bukanlah obsesi dia. Yang terpenting buat dia adalah dia bermain baik dan memberikan kemenangan buat Indonesia.

Aksi Bintang
"Saya tidak memikirkan itu. Yang penting memberikan yang terbaik bagi Indonesia," ujar pemain kelahiran Nabire, 27 Juni 1988 yang saat ini bermain untuk klub Persidafon Dafonsoro,(Republika). "Gol yang saya buat merupakan kerja keras teman-teman," ungkap ujarnya merendah.

Perjalanan Karier
Karier profesional Wanggai dimulai tahun 2005 saat membela Persewon Wondama. Kemudian pindah ke Perseman Manokwari pada 2008. Pada 2009 Wanggai membela Persidafon Dafonsoro sampai sekarang.

Biodata Patrick Wanggai
Nama lengkap: Patrich Steve Wanggai
Nama panggilan: Pai
Tempat/Tanggal lahir: Nabire, 27 Juni 1988
Tinggi Badan: 174 Cm
Posisi: Striker
Klub: Persidafon
Karier:PS Hasrat Abadi Nabire, Sumber Mas FC Nabire, PS Unipa, Persewon Wondama, PON Papua Barat, Perseman Manokwari, Persidafon.
Orangtua: (Alm) Benyamin Wanggai dan Ita Marini
Makanan kesukaan: Sayur kangkung, tempe goreng, bebek goreng, dan lele.

Warsa Tarsono
Disarikan dari beberapa sumber.

Baca selengkapnya......

Mereka Tetap Kita Harapkan

Aksi Pemain Bintang

Sebuah gol dari Ibrahim Sahrul Aswari menjadi satu-satunya gol yang terjadi dalam pertandingan Indonesia VS Malaysia. Sebuah gol yang membuat Tim Garuda Muda mengalami kekalahan pertama dalam ajang SEA Games 2011. Dalam tiga pertandingan sebelumnya pasukan muda Indonesia tersebut berhasil melumat lawan-lawannya dengan telak. Kamboja dibantai dengan 6-0, Singapura 2-0 dan Thailand 3-1.

Dengan tiga kali kemenangan dan satu kali kekalahan Indonesia sudah cukup untuk masuk ke babak semifinal, menduduki posisi runner up. Di babak semifinal Indonesia akan berhadapan dengan Vietnam yang menjadi juara group B.

Kekalahan 0-1 dari Malaysia ini diharapkan tidak mematahkan semangan pasukan garuda muda tersebut. Pelatih Rahmad Darmawan (RD) seusai pertandingan berharap kekalahan tersebut akan memotivasi anak-anak asuhnya untuk bangkit. "Saya berharap kekalahan ini bukan sebuah pukulan yang membuat jatuh. Saya harap ini sebuah pukulan untuk bangun dan termotivasi."

"Tentu saja saya akan terus memotivasi mereka. Saya ingatkan bahwa pertandingan ini penting, tapi pertandingan tanggal 19 lebih penting. Semoga pertandingan tanggal 19 bisa menutupi kekecewaan hari ini," tukas (RD) seperti dikutip dari detikcom.

Senada dengan RD, komentator bola Tommy Welly atau yang lebih dikenal dengan panggilan Towel berpendapat mungkin kekalahan tersebut memang diperlukan. "Saya kira kekalahan ini diperlukan, untuk mengkoreksi agar jangan sampai tim ini merasa terlena. Mudah-mudahan dipertandingan selanjutnya mereka akan bermain lebih baik," ujarnya sat memberikan komentar di RCTI sesaat setelah pertandingan usai.

Tim Favorit
Kekalahan ini memang tidak perlu kita ratapi. Kita masih ingat saat pecinta bola dibuat kagum oleh kemampuan Timnas senior di Piala AFF. Menyikat semua lawan di babak penyisihan, termasuk membantai Malaysia dengan skor telak 5-1. Tapi di final Indonesia keok.

Ini yang tidak kita harapkan di SEA Games saat ini. Biarlah kekalahan sekali kita derita di babak penyisihan. Tapi kita berharap para pemain dan pelatih bisa mengkoreksinya untuk kemudian memberi kemanangan di partai berikutnya. Dan tentu saja kita berharap medali emas kita raih, setelah 20 tahun lepas dari gemgaman kita.

Terima Kasih

Warsa Tarsono

Baca selengkapnya......