Jumat, 04 November 2011

BERBAGI PENGALAMAN BERAKTIVITAS DI YISC- 1

Sepuluh tahun, bukanlah waktu yang singkat, tapi selama itulah waktu yang saya habiskan beraktifitas di Youth Islamic Study Club (YISC) Al Azhar. Banyak teman bertanya, kok betah banget di YISC, emang ada apa di sana? Mendapat pertanyaan itu sering kali saya tidak bisa langsung menjawabnya. "Terlalu panjang untuk dijelaskan, perlu dua atau tiga harilah baru tuntas," dengan nada bercanda. "Masa sih?" jawab teman tersebut dengan nada tidak percaya. "Kalau tidak percaya, masuk saja sendiri," timpalku. Pertanyaan itupun sampai saat ini tak pernah saya jawab.

Bukan apa-apa, karena, jujur sebenarnya sayapun tak punya jawaban untuk pertanyaan itu. Kalaupun ada jawaban singkat seperti; menambah teman, wawasan,ilmu agama dan belajar berorganisasi tidak lah cukup menggambarkan suasana bathin saya.

Dulu, waktu aktif di YISC beberapa tanggung jawab dipercayakan ke saya. Tahun-tahun awal saya diajak aktif di Berita YISC dan Lembaga Penerbitan. Periode berikutnya menangani kajian-kajian filsafat Islam. Setelah itu diberikan kepercayaan untuk memimpin Ketua Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (P2M), kemudian juga pernah duduk sebagai anggota Majelis Dinamika Organisasi (MDO). Terakhir diberikan amanah untuk memimpin Lembaga Pembinaan Adik Asuh YISC (PAYISC).

Dengan banyaknya tanggungjawab yang saya pegang, sayapun menjadi banyak belajar dari semua proses melaksanakan amanah-amanah tersebut. Dan itu memberikan pengalaman bathin yang tidak bisa dilupakan sampai saat ini. Dalam banyak hal, pengalaman-pengalaman tersebut bermanfaat bagi saya, baik di dunia kerja maupun di lingkungan keseharian saya. Di samping, tentu saja suasana pertemanan, persahabatan dan persaudaraan yang tanpa pamrih, yang semakin membuat saya betah.

Walaupun mungkin tidak semua pengalaman bathin tersebut bisa dituangkan, saya mencoba untuk menuliskannya. Sekedar untuk berbagi.

Tahun pertama di YISC, lebih banyak saya melewatinya dengan belajar, tapi jangan diartikan saya serius belajar dalam arti sebenarnya. Saya cuma ingin mengatakan, saya belum aktif sebagai pengurus. Aktivitasnya hanya mengikuti berbagai agenda pendidikan di YISC. Setiap minggu saya mengikuti kuliah kelas, forum-forum kajian yang diadakan di internal YISC, seperti Forum Cinta Ilmu, Forum Dialog Dialog dan bedah buku. Sesekali senior mengajak saya datang ke seminar-seminar yang diadakan oleh organisasi lain. Dalam konteks itulah saya katakan melewati hanya dengan belajar.

Dalam proses belajar tersebut saya mendapat banyak pengetahuan baru tentang agama dan keberagamaan. Itu memberi banyak arti bagi kehidupan saya, bagi keberagamaan saya.

Tahun ke dua saya mulai terlibat di kepengurusan, saya diajak Mas Buni Yani menjadi reporter Berita YISC. Hal baru buat saya, dan waktu itu saya juga tidak tahu alasan apa yang membuat Mas Buni merekrut saya. Saya tidak punya latar belakang pendidikan sebagai jurnalis, saya juga tidak punya pengalaman menulis. Ketika saya sampaikan itu ke Mas Buni, Mas Buni mengatakan, "Ya nanti kita adakan pelatihan," ujarnya singkat.

Akhirnya saya menerimanya, tidak lama kemudian diadakan pelatihan jurnalisme, dengan trainer Mas Buni sendiri, yang memang seorang jurnalis. Saat itu dia bekerja sebagai wartawan di Tempo Interaktif. Sebuah media online, jelmaan dari Majalah Tempo yang saat itu masih di bredel.

Dalam pelatihan tersebut saya dikenalkan konsep lima W (What, Why, When, Who,Where) dan 1 H (How), dan angel berita. Dua konsep yang buat saya benar-benar hal baru. Dengan berbekal pelatihan tersebut saya memulai berprofesi sebagai "wartawan", walaupun sebatas wartawan lokal.

Keterlibatan di Berita YISC itulah yang membuat saya bisa menulis. Dengan kemampuan tersebut saya pernah bekerja di Jurnal Media Watch The Habibie Center, sebuah jurnal untuk memantau dan mengkritisi isi media, juga sebagai wartawan beneran di Majalah Madina.

Dari pengalaman ini saja saya merasa sudah tergambar betapa tidak bisa disederhanakan jawaban atas pertanyaan dari teman-teman saya di atas. Saya mengalami sebuah proses "pendidikan" dari aktivitas saya, dan itu ternyata mewarnai hidup saya sampai saat ini. Sebuah pengalaman yang tidak mungkin terlupakan.

Pengalaman selanjutnya akan saya tuangkan pada tulisan berikutnya. Secara khusus juga saya akan menulis tentang orang-orang yang berjasa terhadap saya selama beraktivitas di YISC. Tentu saja salah satunya adalah Mas Buni Yani, yang saat ini sedang study di Belanda.

Tulisan lain:
PAYISC Memaknai Hidupku
YISC, Persinggahan yang Mengasyikkan
Ucapkan Selamat dan Doa Ulang Tahun Melalui Lagu
Kisah Inspiratif di Chicken Soup for the Soul
Aksi Mahasiswa UI Menjadi Sesuatu Bangettt



Tulisan ini bisa di share ke FB, Twitter, Blog dan Email dengan mengklik logo-logonya di bawah tulisan ini.

Warsa Tarsono
My Blog-Anugerah
wtarsono@yahoo.com
FB: Warsa Tarsono
Twitter: @wtarsono
HP: 0818 995 214

Tidak ada komentar:

Posting Komentar