Senin, 26 Desember 2011

KOMUNITAS DIMMERS DAN KLAKSONERS?

KLIK MUG CANTIK UNTUK BINGKISAN ULANG TAHUN ANAK ANDA
Sudah pernah mendengar nama komunitas ini? Saya menyadari bahwa beberapa bulan terakhir ini komunitas dimmers dan klaksoners makin eksis terutama di jalan-jalan raya. Komunitas ini tidak memberi syarat yang sulit untuk para anggotanya, mereka semua independent dan tidak terikat aturan, karena memang tidak tahu aturan. Sebelum Anda penasaran, saya harus jujur, bahwa saya ngarang saja mengenai komunitas ini.

Setiap kali merambah jalan raya, saya harus menelan gusar, terutama ketika mengemudi. Entahlah, seolah etika masyarakat khususnya pengguna jalan raya di ibukota Jakarta ini sudah luruh. Tidak sedikit para pengemudi menggunakan lampu dim atau klakson pada kendaraan lain untuk menyingkirkan kendaraan di depannya. Padahal itu sangat berbahaya, khususnya di jalan tol.

Contoh nyata adalah pada pengalaman pribadi saya yang merupakan pengguna setia Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta atau JORR, jalan tol di Jakarta yang menurut saya paling nyaman, karena sangat jarang terkena macet. Namun hal tersebut ternyata dimanfaatkan mayoritas penggunanya untuk kebut-kebutan. Mereka tidak menoleransi kendaraan lain yang berjalan dengan kecepatan dibawah 100 km/jam. Lampu dim dan klakson akan sambut menyambut, tidak peduli jika lalu lintas sedang ramai.

Apabila objek kendaraan yang dihujani lampu dan klakson tidak mengindahkan, maka kendaraan pecinta lampu dim dan klakson ini akan merapatkan jaraknya pada kendaraan lain, hal tersebut akan sangat berbahaya apabila kendaraan yang di depan berhenti mendadak, tentu saja kecelakaan yang akan terjadi. Tabrakan beruntun. Dan tahukah Anda bahwa 80% kecelakaan di jalan tol terjadi pada jalur paling kanan?

Analisa bahwa di ibukota mayoritas penduduknya adalah orang-orang yang sangat menghargai waktu, hal yang tidak dapat dibenarkan untuk menjadikan perilaku dimmers dan klaksoners ini menjadi hal yang lazim terjadi. Empati, toleransi, sikap santun, dan mengutamakan keselamatan seharusnya menjadi syarat utama untuk para pengemudi dan pengguna jalan raya.

Menurut informasi dari seorang teman, membunyikan klakson adalah perbuatan yang tidak dianjurkan, bahkan bisa menyebabkan dikeluarkannya surat tilang oleh petugas –tapi itu di luar negeri. Salah seorang tamu dari Malaysia cukup terheran-heran dengan etika berkendara masyarakat Jakarta. Mereka bilang, jika pengemudi membunyikan klakson, pengendara lain akan tersinggung dan akan menyulut kemarahan, bahkan dapat menuntut kepada pihak berwajib atas perbuatan yang tidak menyenangkan. Mungkinkah hal tersebut diberlakukan di Indonesia?

Jika kita runut ke belakang, Indonesia adalah negara dengan pemeluk muslim terbesar. Islam adalah agama yang mengajarkan kesabaran dan keikhlasan. Lalu, mengapa hal tersebut tidak diaplikasikan dalam kehidupan? Padahal, tidak jarang para pelaku dimmers dan klaksoners ini menggunakan kopiah, bahkan jilbab sebagai simbol yang menunjukkan kemusliman.

Asumsi yang sering diungkapkan, bahwa orang-orang yang berpendidikan atau yang secara materi berkecukupan dapat mengendalikan emosi lebih baik daripada yang tidak berpendidikan atau secara ekonomi kekurangan ternyata tidak berlaku di jalan raya. Karena, lagi-lagi para pelaku dimmers dan klaksoners adalah orang-orang dengan mobil mewah, dan saya rasa, mayoritas mereka mengenyam pendidikan minimal SMA atau setara.

Pola hidup masyarakat ibukota yang individualis, suka bermewah, dan materialistik sudah seperti virus ganas yang menggerogoti keimanan masyarakat kota-kota besar. Ketidakpedulian akan kepentingan sesama menjadi hal yang lumrah, masyarakat lebih memilih menjadi “penonton” dibanding menjadi bagian dari solusi. Penonton kecelakaan, penonton korupsi, penonton pornografi, penonton tindak anarkis, dan masih banyak lagi.

Saya termasuk di dalamnya. Sebuah realita menghentakkan batin ketika pada suatu hari di salah satu mal, ketika saya sedang makan siang bersama seorang teman, tiba-tiba seorang ibu berteriak-teriak panik memanggil anaknya yang ternyata hilang. Ibu tersebut bertanya pada hampir seluruh pengunjung food court, termasuk saya, menanyakan apakah ada yang melihat anak dengan ciri-ciri yang disebutkan, kami hanya menggeleng-gelengkan kepala.

Tidak ada yang tergerak untuk membantu mencari, atau minimal berdiri dan bergegas memanggil pihak keamanan, semuanya hanya menjadi “penonton”. Sebagian bahkan berkomentar pedas, gimana sih ibunya, anak kok bisa hilang, atau, yang salah ibunya tuh, teledor banget. Menyedihkan bukan? Sampai sekarang penyesalan menghantui kenapa saat itu saya tidak melakukan apa pun untuk sang ibu yang tertimpa musibah itu. Hanya permintaan maaf dan doa yang bisa saya panjatkan untuk sang ibu, mudah-mudahan dia telah menemukan anaknya.

*

Aa Gym menegaskan bahwa segala sesuatu harus dimulai dari diri sendiri.

Jadi, setelah tulisan ini rampung, saya bertekad pada diri sendiri untuk melatih sensor kepedulian saya pada sesama. Saya akan melambatkan kendaraan apabila melewati jalan yang padat penduduk, setia menggunakan jalur tengah di tol dan akan menggunakan jalur paling kanan atau jalur untuk mendahului hanya jika amat sangat diperlukan saja, melatih kesabaran menghadapi mobil tua atau mungkin pengemudi yang baru bisa menyetir, memilih berhenti bukannya menggas kencang apabila orangtua, anak-anak, atau wanita akan menyebrang jalan.

Saya hanya akan ber-istighfar apabila kendaraan umum menaikkan dan menurunkan penumpang seenaknya, berusaha untuk tidak terpancing ikut lomba kebut-kebutan liar di jalan dan mudah-mudahan saya bisa menjalaninya dengan hati ikhlas dan penuh doa: semoga hidup di ibukota akan menjadi lebih baik dan nyaman untuk semua.

Dan semoga kita, saya dan Anda, bukan orang yang akan jadi anggota komunitas dimmers dan klaksoners .***

Jika berkenan berikan komentar atau rating terhadap tulisan ini. Tks

*Diana Caroline, saat ini bekerja di Mizan Productions. Dua buku yang ditulis berjudul Tuntun Aku ke Jalan-Mu (Hikmah Publishing House, 2007) dan The Govins (Imania, 2011).

Tulisan ini dimuat di Blog ini sudah dengan izin yang bersangkutan.

Bingkisan Cantik Untuk Ulang Tahun Anak Anda

Tulisan lain:
Rasid Memungut Sampah Sebagai Panggilan Hati
Kisah Inspiratif dari Chicken Soup for The Soul
Aksi Mahasiswa UI Menjadi Sesuatu Banget
Ucapkan Selamat dan Doa Ulang Tahun Lewat Lagu
Ali Sadikin Ngotot, Masjid Said Naum Berdiri
Mencari Mal Ramah Islam

Terima Kasih
Warsa Tarsono
HP: 0818995214/02196318167
Email: wtarsono@yahoo.com
FB: Warsa Tarsono
Twitter: @wtarsono

Baca selengkapnya......

SEBUAH KHABAR BAHAGIA DARI ADIK PAYISC

MENCARI BINGKISAN CANTIK ULTAH ANAK ANDA? KLIK DI SINI
Sebuah pesan muncul di halaman Facebook saya dari seseorang yang bernama Dety Celico. Khabar yang membuat merasa bahagia dan bangga, sebuah sapaan dari mantan adik asuh di Pembinaan Adik Asuh YISC (PAYISC) Al Azhar.

Berikut pesannya: "Assalamualaikum Ka Warsa. Masih inget aku engga kak? Ini Deti kak, entah adik PAYISC yang paling apa dulunya. Dulu aku teh tinggalnya di Senayan. Tapi Senayan udah digusur jadi Senayan City. Terus aku pindah ke Sinabung dan Alhamdulillah sekarang di Bogor, soalnya aku kuliah di IPB, sekarang semester 3 jurusan Meteorologi Terapan S1. Kakak apa kabar? Lama juga enggak ketemu Kak Warsa..hehehe."

Spontan pikiranku menerawang mencoba mengingat nama Dety, adik asuh di PAYISC dahulu. Tidak diperlukan waktu yang lama untuk mengingatnya, karena Dety dahulu anak yang menonjol keseriusannya belajar di PAYISC. Anaknya sedikit pendiam, tidak banyak bicara, tetapi saat diminta untuk menghapal ayat atau surat tertentu dalam Al-Quran, dia salah satu anak yang pertama hafal ayat-ayat atau surat-surat itu.

Dia juga anak yang serius belajar di PAYISC. Sekolahnya pulang jam 5 sore, tapi dia selalu berusaha datang ke pengajian PAYISC yang diadakan setiap pukul 5 sore sampai jam 7 malam. Dia juga selalu mengikuti semua kegiatan PAYISC baik yang rutin maupun kegiatan insidentil. Kalaupun tidak bisa ikut, itu benar-benar karena alasan yang bisa dia pertanggungjawabkan.

Khabar bahwa saat ini dia sedang berkuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB) saya yakin akan menjadi khabar bahagia juga buat para donatur dan pengurus PAYISC yang lain, baik donatur dan pengurus saat ini maupun donatur dan pengurus PAYISC sebelumnya.

Khabar dari Dety menjadi harapan buat saya, semoga selain Dety, adik-adik PAYISC yang lain juga saat ini sedang kuliah. Atau kalau pun tidak, saya berharap mereka bekerja di tempat yang layak, sehingga mereka bisa memperbaiki nasibnya dan nasib keluarnyanya. Semoga.***

Kalau berkenan berikan komentar atau rating terhadap tulisan ini. Tks

MUG CANTIK KLIK DI SINI

Tulisan lain:
PAYISC Memaknai Hidupku
YISC, Persinggahan yang Mengasyikkan
Ucapkan Selamat dan Doa Ulang Tahun Melalui Lagu
Kisah Inspiratif di Chicken Soup for the Soul
Aksi Mahasiswa UI Menjadi Sesuatu Bangettt


Warsa Tarsono
My Blog-Anugerah
wtarsono@yahoo.com
FB: Warsa Tarsono
Twitter: @wtarsono
HP: 0818 995 214

Baca selengkapnya......

Jumat, 23 Desember 2011

TEMUKAN KALIMAT INSPIRATIF MU

Mug Cantik Bingkisan Ulang Tahun Anak Anda
Salah satu adegan yang saya suka dari film Sang Pemimpi adalah saat Julian Balia, guru Ikal dan kawan-kawan mengajak murid-muridnya memekikkan kata-kata inspiratif, setelah atau sebelum memulai pelajaran. "Kalian harus tahu betapa kata-kata memiliki kekuatan yang luar biasa. Kalau kalian mampu menyusun kata-kata dengan indah bukan saja kalian mampu membuat karya yang luar biasa, tapi kalian juga bisa membuat orang lain tergetar dengan apa yang kalian tulis atau kalian ucapkan," ucap Julian Balia menjelaskan.

"Para pelopor, sebelum kita tutup kelas hari ini, pekikkan kata-kata yang memberimu inspirasi. Kau, Ma'ruf! perintahya. "Jika mata dibayar dengan mata, maka dunia akan buta, Mahatma Gandhi," ujar Ma'ruf spontan. "Ahmad". "I shall return, Jendral Mc Arthur," ucap Ahmad.

Zakiyah Nurmala
Kemudian satu persatu murid yang lain mengikuti. "Kaum muda, yang diperlukan adalah orang-orang yang mampu memimpikan sesuatu yang tak pernah diimpikan oleh siapapun, Jhon F. Kennedy," lanjut Zakiyah Nurmala. "Tidak semua yang dapat dihitung diperhitungkan, dan tidak semua yang diperhitungkan dapat dihitung, Albert Einstein," Ucap Arai tidak mau kalah dari Zakiyah Nurmala, gadis pujaan hatinya. "Masa muda, masa yang berapi-api, Rhoma Irama, ucap Ikal diikuti tawa teman-temannya.

Di lain waktu, Julian Balia meminta murid-muridnya memekikkan kata-kata inspiratif kembali. Terlontarlah kata-kata yang dikutip dari tokoh-tokoh nasional kita. "Dengan menolong diri sendiri kita bisa menolong orang lain lebih sempurna, RA. Kartini". "Seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bias mengubah dunia, Soekarno". "Kemerdekaan nasional bukanlah tujuan akhir, rakyat yang bebas berkarya adalah puncaknya, Sutan Syahrir". "Selama dengan buku kalian boleh memenjaraku di mana saja, sebab dengan buku aku bebas, Muhammad Hatta."

Sebelum menonton film Sang Pemimpi saya mempunyai kebiasaan mencatat kata-kata inspiratif dari buku-buku yang saya baca. Buat saya kata-kata itu sering menyadarkan saya, baik tentang mimpi-mimpi saya maupun hal-hal yang ingin saya perbaiki. Saat SMP saya mendapatkan sebuah kalimat inspiratif dari kepala sekolah yang sampai saat ini masih diingat. "Sikapmu hari ini akan menentukan masa depanmu kelak". Atau kalimat dari guru dan sekaligus paman saya waktu SMA. "Dalam setiap kesempatan selalu ada kesempitan, dan dalam setiap kesempitan selalu ada kesempatan".

Selain dua kalimat tersebut, saya mempunyai beberapa kalimat inspiratf yang menjadi favorit. "Tidak ada yang perlu ditakuti dalam kehidupan ini, semua hanya perlu dipahami". Kalimat lainnya, "Kekhawatiran adalah penyalahgunaan imajinasi yang merupakan anugerah Tuhan". Dua kalimat tersebut saya sering ucapkan tatkala saya merasakan ada tekanan atau ketakutan terhadap sesuatu yang akan menimpa saya.

Untuk memotivasi diri, kalimat yang sering saya gunakan adalah kalimat berikut; "Hidup itu seperti naik sepeda, kita akan jatuh kalau kita berhenti mengayuhnya". Agar konsisten dengan impian-impian saya kalimat yang saya gunakan; "Tidak diperlukan energi yang lebih besar untuk membuat impian yang besar, dibanding impian yang kecil". "Cepat atau lambat, mereka yang menang adalah mereka yang berpikir bahwa mereka bisa." atau kalimat dari Napoleon Hill: "Tidak ada yang bisa mengalahkan ketekunan dan kegigihan".

Saya juga mempunyai ayat Al-Quran yang menjadi favorit kutipan saya, dari surat At-Takasur: "Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Jangan Begitu, kelak kamu akan mengetahui akibat perbuatanmu." Selain surat At-Takasur, saya suka juga dengan surat Al-Ashr. "Demi masa."

Dahlan Iskan, Menteri BUMN
Terakhir saya menemukan kalimat inspiratif dari dua buku yang sedang saya baca; "Gunung tidak mesti tinggi yang penting ada dewanya, sungai tidak mesti dalam yang penting ada naganya, manusia tidak mesti hebat dan serba besar, yang penting ada artinya," Dahlan Iskan di buku Dua Tangis dan Ribuan Tawa. "Ide besar bukan dari tindakan Tuhan. Ide itu datang dari tindakan kita sehari-hari." Donny Duetsch penulis buku The Big Idea sekalugus pemandu acara The Big Idea di CNBC.

Di bawah tulisan ini saya sertakan beberapa kalimat inspiratif yang saya kumpulkan, barangkali bisa dipakai oleh teman-teman. Dengan bertahap, Insya Allah akan saya tambahkan kalimat-kalimat inspiratif lainnya yang didapat dari buku-buku yang saya baca atau ungkapan yang saya dengar, dari siapa saja.

"Sebagian orang menghabiskan waktunya dengan menunggu datangnya waktu yang sempurna. Jarang ada waktu yang sempurna dalam hal apa pun. Yang penting langsung memulai, ikuti permainannya." Jack Canfield.

"Tak ada orang yang pernah menjadi hebat atau baik kecuali melalui banyak kesalahan besar." WIlliam E. Gladstone (Mantan Perdana Menteri Ingris).

"Akui bahwa rasa takut itu ada tapi jangan membiarkannya menghalangi Anda melakukan tugas-tugas penting." Jack Cenfield.

"Aku sudah lama hidup dan menghadapi banyak masalah, yang sebagian besar tek pernah terjadi." Mark Twain - Pengarang & Humoris Amerika Ternama.

"Kemajuan selalu melibatkan risiko; kau tidak bisa mencapai tingkat dua dan mempertahankan kakimu di tingkat satu." Frederick Wilcox.

"Yang penting bukan keinginan untuk menang, karena setiap orang memilikinya. Yang penting keinginan mempersiapkan diri untuk penting." Paul "Bear" Bryant.

"Kebanyakan orang menyerah ketika mereka nyaris meraih kesuksesan. Mereka berhenti satu meter dari garis finis. Mereka menyerah di detik-detik terakhir permainan, satu langkah dari gol kemenangan." H. Ross Perot Miliuner Amerika & mantan kandidat presiden AS.

"Jangan biarkan pikiranmu menjauh dari karya besar yang ada di depan kita". Abraham Lincoln Mantan Presiden AS.

"Setiap tindakan yang dilakukan dihadapan orang lain harus dilakukan dengan menghormati mereka yang hadir". George Washington mantan Presiden AS.***

Mug Cantik untuk Ulang Tahun Anak Anda Klik di SINI

Tulisan lain:
Rasid Memungut Sampah Sebagai Panggilan Hati
Ucapkan Selamat dan Doa Ulang Tahun Lewat Lagu
Ali Sadikin Ngotot, Masjid Said Naum Berdiri
Mencari Mal Ramah Islam

Kalau berkenan tolong berikan rating atau komentar terhadap tulisan ini.

Salam Bahagia
Warsa Tarsono
0818 995 214/021-96318167
www.wtarsono.blogspot.com
wtarsono@yahoo.com
FB: Warsa Tarsono
Twitter : @wtarsono

Baca selengkapnya......

Kamis, 22 Desember 2011

JEJAK KASIH SAYANG IBUKU

Bingkisan Cantik Ultah Anak Anda
Musim mangga akan segera berakhir. Walaupun di pasar masih ada beberapa pedagang menjual mangga, tapi tidak sebanyak minggu-minggu sebelumnya. Mangga yang dijualpun terlihat sudah tidak sesegar sebelumnya. Saya penyuka buah mangga, karenaya sering menunggu datangnya musim mangga. Saat datang, pasti tidak melewatkan untuk membelinya, sampai beberapa kali.

Selain karena rasa suka terhadap buah mangga, buatku ada kenangan tersendiri berkaitan dengan mangga. Bahkan bukan semata kenangan, tapi menjadi jejak kasih sayang ibu yang masih kami rasakan sampai saat ini, setelah 12 tahun ibu meninggalkan kami.

Tentu banyak hal yang menjadi bukti kasih sayang ibu, bahkan banyak banget, enggak terhitung mungkin. Tapi mangga buatku menjadi sesuatu juga. Sesuatu yang membuat aku merasakan kehadiran ibuku, merasakan kasih sayang ibuku.

Ibuku
Setelah beberapa tahun merantau di Jakarta untuk berdagang, ibuku memutuskan pulang kampung dan membuat usaha di sana. Karena terlahir dari keluarga petani, maka saat itu ia pun memutuskan untuk kembali bertani kembali.

Di sela-sela kesibukannya menggarap sawah, ibuku melihat halaman rumah yang juga bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang produktif. Maka dia kemudian membeli benih pohon jambu air dan menanamnya. Tapi entah kenapa pohon-pohon yang ditanam itu setelah beberapa bulan tidak tumbuh dengan baik. Bahkan kemudian satu persatu mati. Ibuku tidak putus asa untuk memanfaatkan lahan kosong itu. Kemudian dia menggantinya dengan pohon mangga. Setelah beberapa bulan, pohon mangga ini tumbuh dengan baik, walaupun ada juga beberapa yang mati.

Beberapa tahun kemudian pohon-pohon mangga itu semakin besar, tapi sayangnya sebelum pohon mangga itu berbuah ibuku dipanggil yang kuasa. Meninggalkan kami untuk selamanya. Meninggalkan anak-anaknya yang dia sayangi, meninggalkan pohon-pohon mangga selalu dia rawat, meninggalkan semua hal yang dia cintai.

Kini di halaman rumah kami tumbuh 12 pohon mangga yang setiap musim selalu berbuah. Dan kami selalu bisa menikmati buah-buah mangga itu. Bapakku yang saat ini berada di kampung kelahiran kami, selalu mengirim buah mangga buat anak-anaknya di Jakarta. Tidak pernah tertinggal. Dengan tidak langsung mungkin dia mengatakan: "Nak, ini bukti kasih sayang ibumu, dia tidak pernah melupakan kalian walaupun ibumu telah meninggalkan kita semua."

Inilah moment yang selalu aku tunggu, saat Bapakku mengirim buah mangga dari pohon-pohon mangga yang ibu tanam. Karena dengan itu, seakan aku merasakan kehadiran ibuku kembali. Merasakan kasih sayangnya kembali, dan tentu mengingatkan aku untuk tidak pernah lupa berdoa untuk ibuku.

Di hari Ibu ini, aku menatap foto ibuku, merasakan kehadirannya, merasakan kasih sayangnya. Tak terasa air mataku berlinang membasahi mataku. "Ya Allah, karena ibuku aku mengenal-Mu, karena Ibuku aku menyebut nama-Mu, kerena itu aku mohon padamu muliakanlah ibuku, tempatkanlah dia dekat di sisi-Mu, jauhkanlah dia dari segala sesuatu yang membuat ibuku tidak bahagia. Dan jauhkanlah kami dari perbuatan yang membuat ibuku tidak bahagia." Doaku spontan terucap.

Buat para Ibu yang lain, selamat hari Ibu, semoga kasih sayangmu yang tulus menjadi modal besar buat membangun bangsa ini.

Mencari bingkisan cantik ulang tahun anak Anda, klik di SINI
Mug Cantik, klik di SINI
Jejak Kerja Keras Bapakku, klik di SINI
Tulisan lain Klik di SINI

Kalau berkenan, mohon berikan komentar atau rating terhadap postingan ini.

Salam Bahagia
Warsa Tarsono
0818 995 214/021-96318167
www.wtarsono.blogspot.com
wtarsono@yahoo.com
FB: Warsa Tarsono
Twitter : @wtarsono
Terima Kasih

Baca selengkapnya......

Minggu, 11 Desember 2011

TELEVISI JURU DONGENG YANG BURUK

Di banyak rumah, ada pendongeng setia yang sangat disukai anak-anak. Namanya televisi.
Anak-anak dan TV adalah perpaduan yang sangat kuat. Tak banyak hal lain dalam kebudayaan kita yang mampu menandingi kemampuan TV yang luar biasa untuk menyentuh anak-anak dan mempengaruhi cara berpikir serta perilaku mereka.

Anak memiliki rasa ketertarikan yang besar terhadap TV. Berbeda dengan banyak media lain, TV adalah medium anak-anak. TV bisa menggenggam anak-anak, padahal media lain tak mampu melakukannya. Anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk menonton TV daripada untuk kegiatan apa pun lainnya, kecuali tidur.

Si “juru dongeng modern” ini sangat berjaya sebagai pendongeng, yang setia menceritakan berbagai kisah yang tak henti-hentinya dari pagi hingga malam. Adalah Marie Winn, penulis The Plug-In Drug (1977) yang menyebut anak-anak sebagai “passive, zombie-like” saat berada di depan pesawat TV. Winn menganalogikan TV sebagai drugs, yang sebagaimana obat bius atau alkohol, membuat pemirsa ketagihan.

Melalui tayangan-tayangan mimpinya, TV tidak sekedar mendongeng tapi juga memberi informasi apa saja. Dan jika bosan atau tidak suka, seorang penonton TV dapat memilih mana saja tayangan yang dianggapnya bagus.

Jika dongeng semata-mata dipandang sebagai hiburan, pastilah TV dapat menggusur dongeng. Karena dengan kelebihan audio-visualnya, TV sangat-sangat menarik sebagai media hiburan. Apalagi, teknologi TV makin lama makin maju sehingga daya pikatnya pun makin besar.
***

Banyak orangtua sering tidak menyadari bahwa TV sebenarnya adalah pendongeng yang buruk. Memang, jika dibandingkan dongeng, TV jelas memiliki satu keunggulan: sifatnya yang audio-visual. Namun justru karena kesederhanaan “teknologi”nya, dongeng memiliki keunggulan yang jauh lebih banyak dibandingkan TV.

Banyak sekali acara TV yang bertema antisosial, muatan yang tidak sehat bagi anak. Tema-tema kekerasan dalam banyak pengamatan dan penelitian terbukti menjadi tema utama tayangan TV. Milton Chen, ahli pertelevisian anak-anak, secara sangat impresif menunjukkan betapa masyarakat telah terkepung oleh materi-materi kekerasan di rumah sendiri oleh benda bernama TV. Saat ia menulis tentang kekerasan di TV, ia menulis sub-judul: “Anda Ingin Menyaksikan Pembunuhan? Hidupkan TV: Pelayanan 24 Jam!”

Sebaliknya, dongeng justru menampilkan tema-tema prososial, muatan yang sehat bagi anak. Buku dongeng anak-anak secara umum tidak mengemukakan tema-tema seks, cinta yang erotis, kebencian, kekejaman, prasangka, serta masalah hidup dan mati --tema-tema yang justru banyak diangkat dalam banyak acara TV kita. Kalau pun segi-segi buruk kehidupan diangkat menjadi persoalan ---misalnya tentang kemiskinan atau kejahatan— maka amanatnya biasanya disederhanakan dengan menyediakan akhir kisah yang indah. Misalnya, kisah Bawang Merah dan Bawang Putih atau Cinderella.

Tambahan lagi, dongeng anak tidak sekedar menampilkan tema prososial. Dongeng anak itupun sangat banyak memasukkan pesan-pesan moral semacam kesetiakawanan, cinta kasih, sikap berbakti kepada orangtua, kecintaan kepada alam, kejujuran dan ketabahan menghadapi kehidupan, dan mementingkan kepentingan orang banyak.

Cara penyajian dongeng dari orangtua ke anak memiliki fungsi sosial yang dahsyat. Posisi dialogis dalam mendongeng mempererat hubungan emosi antara orangtua dan anak. Komunikasi dalam dongeng berkembang dua arah, karena anak berkesempatan untuk bertanya atau berkomentar. Ini tak dijumpai pada TV yang arus komunikasinya berjalan satu-arah.

Apalagi, dongeng memungkinkan anak membentuk imajinasi bebas dari apa yang diceritakan. Imajinasi atau fantasi merupakan salah satu kebutuhan intrinsik bagi pertumbuhan anak-anak, karena fantasi merupakan unsur yang memungkinkan dan mendukung kreativitas.
Kebebasan berfantasi, yang notabene adalah kebebasan menafsirkan simbol-simbol, yang tumbuh tatkala mendengar dongeng tidak akan didapatkan dari TV. Kotak ajaib itu justru mengabsolutkan simbol.

Berbeda dengan dongeng yang memungkinkan anak dapat mengabstraksikan secara bebas apa pun yang didengarnya, kesempatan itu ditiadakan oleh TV. Media ini menutup kemungkinan proses tawar-menawar untuk menafsirkan realitas. Simbol-simbol yang ditampilkan demikian dimutlakkan dan dijalin dalam story board yang tak putus-putus. Karenanya tidak ada peluang berpikir alternatif atas suatu simbol yang muncul. Kalau toh ada jeda dalam TV, itu diisi oleh iklan.
Mendongeng menjadi bermakna karena dua hal: makna yang diberikan oleh cerita itu sendiri dan aktivitas (perilaku) mendongeng. Kegiatan dongeng sangat diwarnai nuansa emosional dan manusiawi. Mendongeng adalah manifestasi rasa peduli dan kasih sayang orangtua kepada anak. Ini sangat bermanfaat dalam perkembangan kepribadian anak.

Dengan menjadi juru cerita bagi anak-anak, orangtua telah mengarahkan secara aktif perkembangan mental anak-anak, sikap hidupnya, dan ekspresi emosinya. Tanpa terasa dongeng dapat membantu anak-anak untuk tumbuh sebagaimana yang didambakan orangtua. Dengan mengingat banyaknya acara TV yang buruk, bayangkanlah jika yang menjadi juru cerita ini adalah televisi!

Mendongeng adalah suatu proses kreatif. Dengan bercerita seseorang menciptakan suatu dunia yang lain dan mengharapkan dapat menggiring para pendengarnya untuk dengan penuh keyakinan membenarkan dunia yang diceritakan. Dengan beberapa patah kata saja, seperti “Pada zaman dahulu kala...”, pendengar dongeng seolah-olah dilontarkan kepada suatu dunia tanpa batas waktu. Para pendengar akan tercekam dan terserap oleh kata demi kata yang diucapkan si pendongeng dan imajinasi mereka mengembang sesuai keinginan si pendongeng. Kebiasaan menumbuhkan kreativitas melampaui ruang dan waktu ini dibutuhkan saat anak belajar di bangku sekolah.***

Demikian pentingnya dongeng bahkan sudah teruji sampai ke tingkat yang lebih makro. Adalah David McClelland yang membuktikan bahwa dongeng sangat penting bagi kemajuan perekonomian suatu bangsa.

Teori McClelland tentang Motivasi Berprestasi merupakan karya klasik teori modernisasi. Ia menekankan signifikansi yang utama dari masalah kepribadian dan sosialisasi dari anggota masyarakat yang mau membangun. Teori ini menerapkan metode proyeksi untuk mengukur motivasi berprestasi seseorang.

Dalam diri seseorang terdapat need for achievement (n-Ach), yakni suatu motivasi individual untuk menegakkan bagi dirinya sendiri sesuatu yang harus dicapainya dan kemudian ukuran (standar) kecemerlangan untuk itu. Dengan kata lain, n-Ach adalah kebutuhan untuk dinilai berhasil pada beberapa pengukuran keunggulan internal. Hal tersebut menunjukkan keinginan individu untuk melakukan sesuatu dengan baik, untuk menemukan dan mengatasi tantangan, untuk diuji, untuk berusaha sekuat tenga, dan untuk berhasil.

McClelland menguji n-Ach antara lain dengan mengkaji bacaan anak yang populer dalam suatu masyarakat. Melalui studinya, McClelland menemukan bahwa negara-negara di mana bacaan anaknya menekankan kebutuhan untuk berprestasi (n-Ach) dan kepedulian pada pihak lain, memiliki tingkat pertumbuhan tiga kali lipat dibandingkan negara-negara di mana dimensi-dimensi tersebut hanya memperoleh perhatian sedikit.

McClelland memusatkan perhatian pada “pengalaman di masa pertumbuhan anak”. Menurutnya, pada masa itulah, kemandirian, kepercayaan diri, dan kemampuan manusia dibentuk. Seorang anak yang memperoleh sosialisasi nilai-nilai kemandirian – diteorikan terutama melalui berbagai dongeng dari beragam sumber -- akan mampu menempati peran-peran kewiraswastaan saat ia dewasa kelak. Dan adalah kehadiran para sumberdaya manusia yang kompetitif seperti itulah yang dibutuhkan pada pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.***

Jika sudah demikian halnya, apa kita masih mau menyerahkan anak-anak kita pada televisi, si juru dongeng yang buruk?***

* Nina M. Armando adalah Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia, Dosen Komunikasi di Universitas Indonesia dan Aktivis di Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA).

Artikel ini pernah dimuat di Majalah Madina, di-posting di Blog ini dengan izin yang bersangkutan.

Bingkisan Cantik Untuk Ulang Tahun Anak Anda

Tulisan lain:
Rasid Memungut Sampah Sebagai Panggilan Hati
Kisah Inspiratif dari Chicken Soup for The Soul
Aksi Mahasiswa UI Menjadi Sesuatu Banget
Ucapkan Selamat dan Doa Ulang Tahun Lewat Lagu
Ali Sadikin Ngotot, Masjid Said Naum Berdiri
Mencari Mal Ramah Islam

Terima Kasih
Warsa Tarsono
HP: 0818995214/02196318167
Email: wtarsono@yahoo.com
FB: Warsa Tarsono
Twitter: @wtarsono

Baca selengkapnya......

Sabtu, 10 Desember 2011

MENEMUKAN KUNCI SUKSES DAN BAHAGIA

Waktu lebaran beberapa hari lagi. Umi seorang janda anak dua, merencanakan mudik, setelah beberapa tahun tidak pulang ke kampungnya di Ciamis. Terlintas dalam pikirannya untuk meminjam mobil keluarga Herlambang, tetangga yang tidak jauh dari rumahnya. Keluarga Herlambang merupakan keluarga yang berrkelimpahan, memunyai tiga mobil, dan keluarga yang dikenal baik hati dan suka menolong.

Saat Umi menyampaikan niatnya, Herlambang dengan senang hati meminjamkannya. Tentu Umi sangat senang. Setelah seminggu Umi berlibur di kampungnya, dia pulang ke Jakarta. Dia sampai di Jakarta sudah malam, selain itu kondisi mobilnyapun kotor. Dia memutuskan untuk mengembalikan besok pagi, setelah dicuci terlebih dahulu.

Naas, saat dia bangun pagi, mobil pinjaman yang dia parkir di halaman rumahnya raib, ada yang mencurinya. Umi meratapi nasibnya, hatinya sedih dan bingung, seharian dia menangis. Dia tidak tahu bagaimana menyampaikan berita kehilangan mobil tersebut kepada pemiliknya, Herlambang.

Sehabis shalat isya, Umi menguatkan diri menemui Herlambang untuk menyampaikan berita kehilangan tersebut. Umi merencanakan akan mengganti mobil tersebut dan berharap Herlambang tidak keberatan kalau pembayarannya dicicil.

Di luar dugaan Umi, Pak Herlambang dan istrinya tidak marah dan tidak meminta ganti atas kehilangan mobil tersebut. Dengan tulus malah mereka menghibur Umi dan meyakinkan untuk tidak menggantinya. ”Tidak usah, Bu. Mobil itu kan kami asuransikan. Ibu tanang saja, nanti saya yang mengurus klaimnya,” ucap Herlambang.

Singkat cerita, keluarga Herlambang mengurus klaim asuransinya. Tidak ada kesulitan. Setelah uang asuransinya cair, Herlambang segera kembali membeli kembali mobil. Saat Herlambang membeli mobil baru dari uang asuransi tersebut, perusahaan mobil itu sedang mengadakan promosi dengan hadiah utama sebuah mobil. Setelah diundi, ternyata Herlambang menjadi pemenang. Jadi, karena kehilangan tersebut, justru Herlambang mendapat dua buah mobil baru.

Cerita di atas adalah salah satu testimoni dari buku The Science & Miracle of Zona Ikhlas, karangan Erbe Sentanu. Cerita ini menjadi bukti keajaiban dari orang yang ikhlas saat mendapatkan cobaan hidup. Selain cerita di atas, ada banyak lagi kesaksian-kesaksian dan keajaiban menerapkan ikhlas dalam hidup. Bukan hanya berkaitan dengan di tambahkan atau dimudahkanya rezeki, tapi juga berupa kesembuhan dari suatu penyakit, bahkan diberikan keturunan, setelah dokter memvonis tidak akan punya anak.

Ikhlas adalah Kekuatan
Ikhlas, kata seorang sufi, adalah tidak memanggil siapa pun selain Allah SWT untuk menjadi saksi atas perbuatan kita. Sementara menurut Reza Gunawan, praktisi pengajar dan penyembuhan holistik, ikhlas secara sederhana dapat diartikan dengan perasaan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kondisi perasaan yang dialami adalah: ”Apapun kenyataan hidup, sudah tidak lagi berbenturan dengan keinginan dan hasrat karena kita sudah bisa menerima apa adanya."

Prot. Dr. Komaruddin Hidayat
Menurut Komaruddin Hidayat, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN), ikhlas merupakan tali penghubung antara hamba dengan Tuhannya. Melalui tali penghubung itu, Tuhan akan melimpahkan kasih sayang kepada hamba yang Dia kehendaki sehingga hamba bersangkutan akan merasakan kedamaian hidup dan tebebas dari kecemasan dan ketakutan.

Dari uraian Komaruddin tersebut, tercermin bahwa justru dalam kondisi ikhlas seseorang akan mendapat kekuatan dari Tuhan, kekuatan untuk mewujudkan semua keinginannya. Seseorang yang berada dalam kondisi ikhlas akan selalu bersyukur dan menerima apa adanya apapun yang dia miliki. Tapi pada saat bersamaan, komunikasi hamba dengan Tuhannya sedang tersambung sangat dekat, sehingga apapun yang diinginkan hambanya akan diwujudkan oleh Tuhan. Situasi seperti itu mungkin yang terjadi dengan keluarga Herlambang.

Mencapai derajat ikhlas tidaklah mudah. Menurut Komaruddin, ikhlas mudah diucapkan, tapi sulit diimplementasikan. Dalam konteks itulah Quantum Ikhlas hadir. Melalui pendekatan sains, kita akan dihantarkan mencapai derajat ikhlas.

Gelombang Otak Ikhlas
Saat ini, telah ditemukan teknologi untuk merakam gelombang otak berdasarkan kondisi jiwa seseorang. Alat tersebut dikenal dengan Elektroensefalogram (EEG). Ada empat gelombang, antara lain: Pertama, Beta, berada dalam gelombang 14-100 Hz. Pada frekuensi ini seseorang sedang terjaga. Didominasi oleh logika. Otak kiri yang saat itu sedang aktif digunakan. Saat itu, orang tersebut sedang berfikir, konsentrasi dan sebagainya. Akibatnya gelombang otaknya meninggi.

Akibat gelombang tinggi tersebut, otak terangsang mengeluarkan hormon kortisol dan norefinefrin. Hormon itu menyebabkan orang tersebut menjadi cemas, khawatir, marah dan stres. Hal ini mengakibatkan seseorang mudah terserang penyakit.

Kedua, Alfa, berada dalam gelombang 8-13,9 Hz. Dalam gelombang inilah ikhlas berada. Dalam gelombang ini seseorang sedang rileks, melamun, atau berkhayal. Kondisi seperti ini merupakan pintu masuk atau akses ke perasaan bawah sadar, sehingga otak akan berfungsi lebih optimal.

Dalam kondisi ini, otak memproduksi hormon serotonin dan endorfin yang membuat orang akan merasa nyaman, tenang dan bahagia. Hormon ini juga membuat imunitas tubuh bekerja dengan baik, pembuluh darah terbuka lebar, detak jantung stabil dan kapasitas indra kita meningkat. Seseorang yang berada dalam gelombang akan mudah menciptakan rasa ikhlas dan membuka akses menuju realitas kuantum.

Ketiga, Theta, berada dalam gelombang 4-7 Hz. Seseorang yang berada dalam gelombang ini dia sedang bermimpi. Pikiran dia menjadi kreatif dan inspiratif. Dia juga menjadi khusyu, rileks yang dalam, ikhlas, pikiran sangat hening, indra keenam atau intuisi muncul. Ini akbibat otak mengeluarkan hormon melatonin, cathecolamine dan arginine-vasopressin. Di gelombang ini, akses menuju realitas kuantum semakin nyata.

Keempat, Delta, berada dalam gelombang 0,1 – 3,9 Hz. Pada gelombang ini seseorang sedang tidur pulas tanpa mimpi, tidak sadar, tidak berpikir, bahkan tidak merasakan badan. Pada gelombang ini otak mengeluarkan hormon pertumbuhan, yang bisa membuat orang awet muda.

Dari keempat gelombang itu, gelombang Alfa merupakan pintu masuk menuju ikhlas. Semakin kita mampu untuk selalu berada di gelombang ini, semakin mudah kita mencapai kesuksesan dalam karier, bisnis, hubungan sosial, ketenangan, dan kebahagiaan.


Menuju Ikhlas dengan Alphamatic Brainwave
Secara alamiah, setiap orang bisa berada dalam gelombang Alfa, dengan melatih hati dan memanfaatkan kemampuan indra. Misalnya menggunakan indra penglihatan, caranya dengan melihat pemandangan alam, pegunungan dan sawah yang hijau, hamparan laut yang biru dan lain sebagainya. Tapi proses ini bisa memakan waktu yang lama.

Di era modern ini, teknologi digital dimanfaatkan sedemikian rupa untuk berbagai keperluan. Termasuk untuk menghantarkan gelombang otak manusia menuju dalam gelombang Alfa, gelombang tempat setiap orang bisa mencapai derajat ikhlas. Teknologi ini disebut CD Prayer Alphamatic Brainwave. Di Indonesia, teknologi ini di kembangkan oleh Kata Hati Institute yang dipimpin oleh Erbe Sentanu.

Dengan CD prayer Alphamatic Brainwave, kita akan dihantarkan secara otomatis menuju wilayah bawah sadar. Wilayah di mana kita berada dalam kepasrahan atas hasrat dan keinginan kita. Wilayah di mana kita yakin Tuhan akan mengabulkan doa-doa dan impian kita. Sehingga kita menjadi orang yang sukses dan bahagia. ***

(Disarikan dari Quantum Ikhlas dan The Science and Miracle of Zona Ikhlas karya Erbe Sentanu, oleh Warsa Tarsono.)

Bingkisan Cantik Untuk Ulang Tahun Anak Anda Klik di SINI

Tulisan lain:
Rasid Memungut Sampah Sebagai Panggilan Hati
Ucapkan Selamat dan Doa Ulang Tahun Lewat Lagu
Ali Sadikin Ngotot, Masjid Said Naum Berdiri
Mencari Mal Ramah Islam

Baca selengkapnya......

Jumat, 09 Desember 2011

ALI SADIKIN NGOTOT, MASJID SAID NAUM BERDIRI

Bagian Kedua dari Dua Tulisan
Masjid Said Naum dibangun tahun awal 1970-an, diresmikan penggunaannya tahun 1975 oleh Menteri Dalam Negeri Amir Machmud. Masjid Said Naum dibangun di bekas tanah pemakaman yang merupakan wakaf dari almarhum Said Naum. Dia mewakafkan tanah seluas dua seperempat hektar. Selain masjid, di bekas tanah pemakaman tersebut dibangun sekolah dan rumah susun.

Perubahan dari areal pemakaman menjadi masjid, sekolah, dan rumah susun dilakukan saat Ali Sadikin menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Saat itu, perkembangan Jakarta sedang tumbuh pesat. Ali Sadikin memandang sudah tidak tepat lagi ada pemakaman di pusat kota. Dia mengusulkan untuk memindahkan pemakaman yang ada di pusat kota ke pemakaman yang ada di pinggir kota. Saat itu, dia menunjuk pamakaman Jeruk Purut di Jakarta Selatan.

Ketika gagasan itu dilontarkan terjadi kontroversi. Sebagian ulama berpendapat bahwa rencana pemindahan tersebut haram, karena tanah itu diwakafkan untuk kuburan. Tapi, sebagian ulama membolehkannya, selama fungsi wakaf itu dipergunakan untuk kemaslahatan umat. Alasannya, agar amal jariah dari pewakaf tetap mendapatkan pahala.

Foto: Ali Sadikin
Walaupun ada kontroversi, pemindahan kuburan tetap dilakukan pemerintah, dan sebagian pemindahan dilakukan oleh keluarga atau ahli waris. Karena takut tanah tersebut dikuasai pemerintah dan menjaga agar nilai wakaf itu terpelihara, para tokoh dan ulama mengadakan dialog dengan pemerintah. Hasilnya, pemerintah dan tokoh agama bersepakat di sebagian tanah tersebut akan dibangun sekolah dan masjid. Sebagian tanah yang lainnya dibangun rumah susun.

Saat sekolah dan masjid tersebut selesai dibangun, agar mempunyai kekuatan hukum, dibuatlah Yayasan Wakaf Said Naum. Selanjutnya, Yayasan Wakaf Said Naum ini yang mengelola sekolah dan masjid tersebut, sampai saat ini. Adapun sekolah yang dikelola oleh Yayasan Wakaf Said Naum dari mulai tingkat Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Kini, pengurus yayasan mempunyai rencana untuk membuat perguruan tinggi. “Pengurus yayasan saat ini sedang mendesain untuk membuat bangunan tingkat tujuh atau delapan dan kemudian mengupayakan agar bisa mendirikan universitas atau perguruan tinggi,” ujar Abdullah Djaidi, wakil ketua Yayasan Wakaf Said Naum.

Dibiayai dari Jasa Parkir
Masjid Said Naum pembangunannya dibiayai oleh Pemda DKI Jakarta. Konsekuensinya, Pemda berhak membangun rumah susun di bekas areal pemakaman yang merupakan wakaf dari Said Naum itu.

Selanjutnya, pengelolaan masjid tersebut Pemda menyerahkannya kepada Yayasan Wakaf Said Naum. Menurut Abdullah Djaidi, Pemda DKI tidak memberikan biaya pengelolaan masjid tersebut. Biaya pengelolaan masjid mengandalkan sumbangan dari para donator dan sewa parkir.

Bukan Sekedar Tempat Ibadah
Kegiatan utama Said Naum adalah penyelenggaraan dakwah yang meliputi penyelenggaraan ibadah sholat, pengajian dan peringatan hari-hari besar Islam. Tapi pengurus tidak ingin kegiatan di Masjid Said Naum sebatas itu. “Memang saat awal, pengurus belum menyentuh masalah sosial ekonomi. Tapi setelah kepengurusan berjalan beberapa tahun, kami membuat program bantuan modal buat masyarakat sekitar masjid. Tapi program itu tidak berjalan lama. Hal itu disebabkan pengembalian yang tidak lancar dari para peminjam,” jelasnya.

Tapi pengurus tidak berhenti karena kegagalan program pertama, kemudian mereka membuat program santunan biaya pendidikan atau beasiswa kepada anak-anak yatim di sekitar masjid. Program itu berjalan lancar. Karena keberhasilan program itu, pengurus terlecut untuk membuat kegiatan yang diperuntukkan bagi anak-anak penerima santunan.

Kemudian, digagaslah TPA. “Kami menganggap tidak cukup hanya dengan memberikan biaya sekolah, kita juga harus memberikan pembinaan kepada anak-anak itu, dan menurut kami wadah pembinaan yang paling efektif adalah TPA. Anak-anak itu diajarkan membaca al-Qur’an, serta pengetahuan dan pemahaman agama. Aktivitas mereka setiap hari Senin sampai Jumat, mulai jam empat sampai jam enam,” jelasnya lagi.

Menjaga Orisinalitas
Lebih dari 30 tahun masjid Said Naum berdiri. Keberadaanya seolah menjadi oase kekeringan spiritual masyarakat kota yang diburu kemajuan kota. Banyak orang-orang yang bekerja atau berkantor di sekitar masjid memanfaatkan masjid Said Naum untuk kembali menyegarkan spiritualitas mereka.

Masjid Said Naum bukanlah salah satu bangunan yang menjadi cagar budaya, tapi originalitasnya selalu dijaga oleh para pengurusnya. “Kami sama sekali tidak melakukan perubahan terhadap masjid itu. Setiap kami akan melakukan rehab atau penambahan bangunan, seperti bangunan yang saat ini menjadi TPA, kami selalu berkonsultasi dengan Pak Adhi Moersid,” tutur Abdullah Djaidi menutup pembicaraan.***

Mencari Bingkisan Cantik untuk Ulang Tahun Anak Anda, Klik di SINI

Tulisan terkait:
Masjid Said Naum, Meraih Aga Khan Award-Bagian Pertama dari Dua Tulisan
Masjid Alatif Bagian Pertama dari Dua Tulisan
Masjid Alatief Bagian Kedua dari Dua Tulisan
Mencari Mal Ramah Islam
Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru
Masjid Sunda Kelapa Menteng
Dari Haram Jadah, Menjadi Hamparan Sajadah
Masjid Cut Meutiah Menteng


Saya tunggu komentar atau rating Anda. Apapun komentarnya atau berapapun ratingnya berharga bagi saya.

Terima Kasih
Warsa Tarsono
HP: 0818 995 214/021-96318167
Email: wtarsono@yahoo.com
FB: Warsa Tarsono
Twitter: @wtarsono

Baca selengkapnya......

Rabu, 07 Desember 2011

MASJID SAID NAUM, MERAIH AGA KHAN AWARD

BAGIAN PERTAMA DARI DUA TULISAN
Matahari sudah tidak tampak lagi, tapi lembayung masih cukup menerangi langit Jakarta walau terhalang oleh banyaknya bangunan tinggi. Waktu maghrib tinggal beberapa menit lagi, Tapi itu masih cukup dimanfaatkan oleh sekumpulan anak untuk bermain layang-layang di halaman Masjid Said Naum. Ini adalah sebuah masjid di Jalan Kebon Kacang Tanah Abang, Jakarta Pusat. Masjid itu memang memunyai halaman luas, salah satu ciri khas dari Masjid tersebut.

Anak-anak yang bermain tersebut adalah siswa dari Taman Pendidikan Al Quran (TPA), di bagian samping dari komplek masjid Said Naum. Beberapa menit sebelum adzan maghrib, anak-anak itu telah menyelesaikan belajarnya. Sebagian anak-anak langsung mengambil wudhu dan masuk ke masjid. Sebagaian lain bermain layang-layang. Tidak ada hardikan dari guru mereka. Mereka tampak gembira memanfaatkan waktu yang tersedia untuk bermain. Saat adzan berkumandang, otomatis mereka mengakhiri permainan mereka dan lantas mengikuti teman lainnya untuk berwudhu dan segera menuju masjid untuk menunaikan sholat maghrib.

TPA adalah salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh pengurus Masjid Said Naum. Keberadaan TPA merupakan bentuk keperdulian sosial terhadap pendidikan Islam untuk masyarakat di sekitar masjid tersebut. Sebagian besar anak-anak yang belajar di TPA tersebut adalah anak dari kalangan tidak mampu. Mereka tidak dikenakan biaya untuk belajar di TPA tersebut. Ada sekitar 120 anak yang belajar di TPA Masjid Said Naum.

Foto ARCHNET
Mendapatkan Penghargaan Aga Khan Award
Memasuki areal Masjid Said Naum, kita akan merasa seperti berada di dunia lain. Halaman masjid yang luas membuat bangunan masjid tersebut seolah “terasing” dari bangunan-bangunan di sekitarnya. Tapi itu justru membuat kita akan merasakan hawa sejuk berada di halaman dan teras masjid tersebut.

Foto ARCHNET
Begitupun saat memasuki ruangan dalamnya. Kita akan melihat ruangan sholat yang lapang dengan tanpa tiang di tengahnya, sebagaimana lazimnya banyak masjid. Kondisi tersebut membuat kita akan jelas melihat mihrab, dan ruangan sholat terasa lebih luas.

Sirkulasi udara ruangan salat berasal dari jendela-jendela kayu yang berada disetiap dinding masjid tersebut. Ada lima buah jendela di setiap dindingnya, semuanya tidak menggunakan daun jendela, hanya barisan kayu berukir/ulir dengan jarak tertentu berjejer secara vertikal. Pilihan jendela seperti itu membuat angin bebas bertiup ke dalam bangunan, dan itu menjadi salah satu unsur yang membuat nyaman berada di dalam ruangan masjid tersebut.

Menurut Bambang Setia Budi, dosen arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB), dalam blognya (B. S. B'SPLACE), daya tarik dari segi arsitektur yang menjadi ciri khas masjid itu adalah bentuk atap yang mengadopsi atap tumpang bangunan sakral Jawa atau Bali. Tetapi arsiteknya, Adhi Moersid, mengubah perwujudan baru atap tersebut dengan memutar 90 derajat dari bentuk massa masjidnya.

Perubahan itu memperlihatkan usaha menarik dalam menampilkan gagasan baru untuk merevitalisasi bentuk atap lokal/tradisional tersebut. Bentuk seperti itu berkembang lebih lanjut di kemudian hari pada bangunan masjid-masjid modern lainnya di Indonesia, seperti Masjid Al-Markaz Al-Islami di Makassar dan Masjid Pusdai (Islamic Center) di Bandung.

Dalam pandangan Bambang, Masjid Said Naum, baik dari segi penampilan masjid dalam ruang dan bentuk, tata letak dan penataan lanskap, mendekati ideal. Kehadirannya begitu nyaman bagi kegiatan ritual ibadah seperti salat, itikaf (berdiam diri di dalam masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah), merenung, hingga muhasabah (mengevaluasi diri).

Klik Website Aga Khan
Selain itu, menurut Bambang, arsitek Masjid Said Naum berhasil merepresentasikan karakter arsitektur tradisional, yang cocok dengan lingkungan sekitar, dan menggunakan material lokal. Atas alasan itu pulalah bangunan masjid yang selesai pembangunannya pada 1977 ini mendapatkan penghargaan Honourable Mention dari Aga Khan Award for Architecture pada 1986.

Karena penghargaan Aga Khan Award itu, keberadaan Masjid Said Naum semakin di kenal orang, terutama bagi para pemerhati arsitekur. Bukan hanya para arsitek dalam negeri, tetapi juga arsitek luar negeri. Pada sekitar 1984/85, Masjid Said Naum mendapat kunjungan dari Pengeran Amir Salman Bin Sulton Bin Abdul Azis, salah seorang pengeran dari kerajaan Arab Saudi.

“Kami kaget ketika kami mendapat telepon dari kedutaan Arab Saudi yang menyampaikan akan ada keluarga kerajaan yang akan berkunjung ke Masjid Said Naum,” ungkap Abdullah Djaidi.

“Beberapa minggu setelah itu, pangeran tersebut datang. Pangeran Sulton ternyata seorang arsitek. Kemudian kami ajak pengeran tersebut keliling sambil berdialog. Dari dialog tersebut kami akhirnya mengetahui, pengeran Sulton mengetahui Masjid Said Naum dari sebuah majalah di Amerika,” lanjutnya.

Foto ARCHNET
“Pengeran Sulton takjub dengan arsitektur masjid Said Naum, terutama ruang salat yang tanpa tiang. Menurutnya seluruh masjid di Arab Saudi menggunakan tiang. Setelah melihat ruangan dalam, kami ajak dia berkeliling melihat lingkungan sekitar masjid. Setelah berkeliling memutari masjid dia berkata kepada kami, masjid Said Naum pantas menadapatkan penghargaan Aga Khan Award, karena baik dari segi arsitektur maupun artistiknya menakjubkan,” urainya.

Mencari Bingkisan Cantik untuk Ulang Tahun Anak Anda, Klik di SINI

Tulisan terkait:
Masjid Said Naum, Pembangunannya Diawali Kontroversi-Bagian Kedua dari Dua Tulisan
Masjid Alatif Bagian Pertama dari Dua Tulisan
Masjid Alatief Bagian Kedua dari Dua Tulisan
Mencari Mal Ramah Islam
Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru
Masjid Sunda Kelapa Menteng
Dari Haram Jadah, Menjadi Hamparan Sajadah
Masjid Cut Meutiah Menteng


Saya tunggu komentar atau rating Anda. Apapun komentarnya atau berapapun ratingnya berharga bagi saya.

Terima Kasih
Warsa Tarsono
HP: 0818 995 214/021-96318167
Email: wtarsono@yahoo.com
FB: Warsa Tarsono
Twitter: @wtarsono

Baca selengkapnya......

Minggu, 04 Desember 2011

RASID, MEMUNGUT SAMPAH SEBAGAI PANGGILAN HATI

Kali Ciliwung, Kalibata
"Orang lain dapat 500 juta saja belum tentu tepuk tangan, saya dapat gopek pasti tepuk tangan mas."

Sabtu sore (3/12) langit Jakarta tidak tampak cerah, tapi juga tidak menunjukkan tanda-tanda akan hujan. Melihat hari sudah sore, Rasid (46 tahun) menepikan perahunya dari tengah kali Ciliwung di daerah Kalibata. Dia menyudahi pekerjaannya memungut sampah-sampah yang hanyut oleh air yang mengalir deras.

Baca selengkapnya......