Sabtu, 29 November 2008

Suami yang Teguh, Istri yang Setia


Tulisan ini saya buat Rabu, 8 Desember 2004. Saat itu Anwar Ibrahim baru keluar dari penjara. Beberapa tokoh, diantaranya Adi Sasono, mengundang Anwar Ibrahim datang ke Indonesia.

Suami yang Teguh, Istri yang Setia

"Semoga tidak sedang terjangkit batuk dan flu"

Semalam saya bersama Hendra, Mas Tatang menghadiri pidato kebudayaan Dato Seri Anwar Ibrahim, mantan wakil perdana menteri Malaysia. Terlihat juga teman-teman YISC yang lainnya antara Surya, Max dan Sugeng. Saya sangat beruntung bisa menghadiri forum tersebut, ada banyak inspirasi dan pelajaran yang bisa kita petik dari pidatonya. Saya juga merasa malu kepadanya, betapa tidak, dia yang bukan warga Indonesia lebih paham akan budaya dan karya-karya besar dari para seniman dan sastrawan Indonesia. Begitu juga dia sangat bangga dengan Indonesia, yang menurut dia telah melahirkan tokoh-tokoh intelektual, seniman dan politikus yang perlu diteladani. Sujatmoko, Hamka,Natsir, Sukarno dan beberapa lainnya dia sebut. Tokoh itu menurut dia tentu lahir dari wacana dan pergolakan yang sengit dan penuh makna di Indonesia. Itu patut dibanggakan! Ungkapnya.

Sementara saat ini kita sendiri seolah sudah mengikis kebanggaan kepada bangsa kita sendiri, sehingga lumrah ketika sebuah produk oli beriklan bukan menyebutkan keunggulan produknya tetapi menyebut asal negara yang memproduksinya.

Satu kutipan yang membuka pikiran saya adalah saat dia menafsirkan ayat/hadits sbb: Janganlah engkau mengatakan sesuatu yang tidak engkau lakukan". bagi dia firman/hadits itu adalah prinsip yang harus dipegang teguh oleh setiap orang, apalagi pemimpin. Karena dampak yang akan ditimbulkan oleh kebiasaan itu akan menghancurkan dirinya dan masyarakat, bahkan bangsanya. Rentetan dampak negatif dari
kebiasaan berperilaku seperti itu akan menumbuhkan masyarakat yang rapuh.

Anwar Ibrahim bagi kalangan aktivis Indonesia tahun 60-70 adalah sosok yang familiar, mereka sering berinteraksi dan bertukar gagasan. Bahkan ketika banyak seniman di Indonesia dicekal dia memintanya untuk tampil di Malaysia. Sehingga ketika dia dimasukan ke dalam penjara oleh rezim Mahatir Muhammad, Anwar Ibrahim mendapat simpati dari banyak tokoh di Indonesia.

Saat ini dia baru dibebaskan dari penjara setelah adanya pergantian kekuasaan di Malaysia. Saat dia memberikan pidato, memang terlihat dia sosok yang bersahaja, lugas dalam bicara. Sehingga setiap kata yang dilontarkan seolah selalu punya makna. Sebagai seorang negarawan dia mempunyai visi yang bagus yang patut ditiru oleh para pemimpin di Indonesia. Dalam perjalanan hidupnya berulang kali dia masuk penjara, karena keteguhannya memegang prinsip.

Anwar Ibrahim didampingi oleh seorang istri yang setia dan bersahaja, terlihat sekali kesantunannya. Ada banyak pemikiran dan gagasan yang patut ditiru oleh kita dan para pemimpin kita, gagasan-gagasan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera.

Semoga bermanfaat.

wassalam,

wtarsono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar