Selasa, 08 Mei 2012

ALUMNI YISC DAN KONTRIBUSINYA BAGI MASYARAKAT

Beberapa hari lagi Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar akan berulang tahun yang ke 41, tepatnya pada 16 Mei 2012. Tujuh tahun lalu saya masih aktif di organisasi pemuda masjid paling tua tersebut. Sejak tidak beraktivitas lagi, saat YISC berulang tahun, saya menerima telepon atau SMS undangan untuk menghadiri syukuran ulang tahunnya. Tapi karena berbagai hal, sering kali saya tidak bisa menghadirinya.

YISC bagi saya memang mempunyai tempat sendiri dalam hidup saya. Di organisasi tersebutlah saya menerima pelajaran dan pengalaman hidup yang memberikan makna buat saya. Saya telah menulis beberapa tulisan tentang hal-hal positif pengalaman berorganisasi di YISC. Menjelang ulang tahun YISC ke 41 ini, saya ingin menuliskan kembali hal-hal positif berkomunitas di YISC. Tapi bukan tentang saya, melainkan tentang aktivitas sosial beberapa alumni lain.

Buat saya, aktivitas alumni ini adalah buah dari berorganisasi, berinteraksi, berkomunitas, bersilaturrahmi dan tentu saja belajar di YISC Al Azhar. Karena dalam berbagai aktivitasnya identitas sebagai mantan aktivis YISC selalu dilontarkan.


RAUDHAH INSTITUTE; UNTUK PENCERAHAN DAN PEMBERDAYAAN
Raudhah Institue adalah lembaga yang dibentuk oleh alumni YISC yang beraktifitas antara tahun 1990 sampai 2006. Raudhah pada mulanya adalah pengajian bulanan alumni YISC. Setelah beberapa tahun berjalan, tercetuslah gagasan bahwa sudah saatnya Raudhah melakukan sesuatu buat masyarakat. Kalau selama ini pengajian untuk diri sendiri, selanjutnya aktivitas Raudhah juga berorientasi untuk masyarakat. Ditambahkanlah namanya menjadi Raudhah Insitute dengan tagline UNTUK PENCERAHAN DAN PEMBERDAYAAN.

Tidak lama setelah perubahan itu Raudhah Institue melakukan aksi sosial. Dengan dikomandani oleh Ferlita Sari, Winarto Rahmat, Endah Lismartini, Preti Prasanti, Nani Basuki, Ahmad Nurcholis, Gunawan, Erna Kusmania dll, segera membuat aksi. Kegiatan pertama adalah Workshop Menjadi Guru Kreatif bagi guru-guru Paud Kecamatan Sawangan, Depok. 4o-an guru-guru di sawangan mendapatkan pelatihan bagaimana menjadi guru kreatif dengan tim trainer dari Ahmad Nurcholis.

Sebulan setelah itu, aksi berikutnya adalah penyuluhan gigi dan gizi sehat. Pada kegiatan ini Raudhah tim memberikan penyuluhan bagaimana merawat gigi dan membuat gizi sehat buat anak. Drg. Wanda Anwar mantan ketua Dept. Pengabdian dan Hubungan Masyarakat (PHM) periode 1998-1999 menjadi penyuluhnya. Sesi penyuluhan gizi sehat diberikan oleh Marina Ahmad, alumni YISC yang saat ini berbisnis bubur sehat. Pengisi acara lainnya adalah Nina Yuliana mantan aktivis PAYISC, mengisi dongeng, dan saya sendiri mengisi Ice Breaking.

Bulan Mei ini Raudhah Institute akan membuat kegiatan di Bogor. Pasca kegiatan ke tiga ini, para alumni YISC ini berencana untuk melakukan Rapat Kerja (Raker) untuk merumuskan aksi-aksi sosialnya secara sistematis dan terencana.

PAUD BUNGA HATI
Paud Bunga Hati adalah sekolah untuk anak-anak usia dini yang didirikan oleh Endah Lismartini, mantan Ketua Lembaga Penerbitan YISC Periode 2000-2001. Saat masuk sebagai anggota YISC Endah adalah seorang jurnalis. Maka kiprahnyapun di YISC di lembaga penerbitan.

Saya kaget saat Endah sudah tidak aktif lagi di YISC dia mendirikan Paud, sebuah lembaga pendidikan. Kaget, karena selama saya berinteraksi dengan Endah, tidak ada tanda-tanda dia konsen terhadap dunia pendidikan. Dalam beberapa kali diskusi, saya menangkap aktivitasnya di YISC inilah yang menumbuhkan jiwa sosial dia. Saat Endah melihat di sekitar tempat tinggalnya banyak anak-anak kecil tidak mendapat pendidikan yang selayaknya, tergeraklah hatinya untuk melakukan sesuatu. Selanjutnya dia mendirikan Paud untuk anak-anak di sekitar rumahnya.

SEKOLAH RAKYAT BOGOR
Minggu, 6 Mei yang lalu saya diajak Munawar M. Ali berkunjung ke Yayasan Sekolah Rakyat di Ciawi Bogor. Munawar adalah alumni YISC yang saat aktif menjadi Ketua Lembaga Kajian periode 2002-2003. Saat ini munawar merupakan ketua Yayasan Sekolah Rakyat Bogor, sebuah lembaga yang menaungi 18 Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM). TKBM adalah penyelenggara sekolah terbuka bagi anak-anak kurang mampu. Lembaga yang Munawar pimpin beroperasi untuk wilayah Bogor. Jumlah siswanya mencapai 1300 anak. Semua siswa yang bersekolah di sini tidak dipungut biaya.

Saya diajak Munawar untuk melihat kegiatan yang saat ini sedang diadakan, yaitu Pelatihan Kewirausahaan untuk Pengajar Sekolah Rakyat yang berkerjasama dengan Sekolah Bisnis Prasetiya Mulya. Selama perjalanan, Munawar banyak bercerita tantangan-tantangan yang dia hadapi saat merintis sekolah terbuka 10 tahun lalu. Pernah sekolahnya dianggap sesat oleh kyai setempat karena menambahkan kata yes setelah bersyahadat.

Suatu kali sekolahnya mengadakan kegiatan. Untuk menambah semangat anak-anaknya dibuatlah yel dengan kalimat syahadat. Setelah kalimat Lailahaillallah Muhammadarosulullah ditambahkan kalimat yes sambil mengepalkan tangan dan menariknya ke bawah. Rupanya penambahan kata yes ini dianggak ajaran baru. Hari berikutnya anak-anak yang datang ke sekolahnya hanya dua anak.

Tapi tulisan ini tidak akan membahas itu lebih jauh, mudah-mudahan di kesempatan yang lain. Tulisan ini lebih tentang aksi alumni YISC bagi masyarakat. Dalam konteks itu saya akan bercerita pengalaman saya pada program Pelatihan Kewirausahaan bagi Pengajar Sekolah Rakyat.

Saat saya datang ke tempat acara, saya diperkenalkan Munawar kepada para pengajar dan pengurus yang lain Yayasan Sekolah Rakyat sebagai alumni YISC Al Azhar. Begitupun saat diperkenalkan kepada tim dari Prasetiya Mulya. Dia ulangi saat Munawar memberikan pembukaan. Dengan bangga Munawar memperkenalkan saya dan dirinya sebagai alumni YISC Al Azhar.

Dalam konteks itu saya menangkap bahwa aktivitas sosial dia selama ini baik langsung atau tidak langsung adalah buah interaksi dan beraktivitas di YISC Al Azhar. Saya ingin mengatakan bahwa, baik teman-teman penggerak Raudhah Institute, Endah dan Munawar, aktivitasnya di YISC Al Azhar telah membangun jiwa sosialnya. Dan mereka saat ini menjadi leader pada aksi-aksi sosial di masyarakat.

PENGAJIAN NURUL ISLAM
Pengajian Nurul Islam adalah tempat kegiatan Penyuluhan gigi dan gizi sehat yang diadakan Raudhah Institute beberapa waktu yang lalu. Lembaga ini didirikan dan dipimpin oleh Gunawan, mantan Ketua Pendidikan YISC Al Azhar periode 2002-2003. Gunawan mempunyai suara keras. Saat rapat atau kegiatan di YISC dahulu, saat bicara, kalau yang lain pasti menggunakan mic, tapi Gunawan tidak, karena suaranya sudah seperti suara speaker. Peace Gun :)

Ada kejadian lucu saat kegiatan Raudhah Institue kemarin. Acara akan dimulai, Yayat istrinya Gunawan sebagai MC akan membuka acara. Sudah mengucapkan Assalamu'alaikum dan beberapa kalimat pembuka, tapi ibu-ibu dan anak-anak masih saling bicara, karena suara speakernya tidak terdengar. Saya dan petugas di Musala berusaha membantu memperbaiki. Beberapa waktu kemudian Gunawan menghampiri sambil bertanya kenapa mic-nya, sambil meraih mic yang dipegang Yayat. "Tes tes", ucapnya spontan. "Ini bagus", sambil menyodorkannya kepada Yayat. "Yang ngetes elu, suara lu sudah kayak speaker, ya bagus lah", ucapku protes. "Ah elu Sa", timpalnya sambil menyeringai.

Kembali ke tentang Pengajian Nurul Islam. Lembaga ini didirikan Gunawan sebelum Gunawan aktif di YISC Al Al Azhar. Tapi aktivitasnya di YISC sedikit banyaknya telah membuat lembaganya semakin berkembang. Dalam berbagai kesempatanpun Gunawan pun menyampaikan YISC telah memberinya pengalaman berharga, baik untuk pribadinya maupun untuk jiwa sosialnya. Lebih dari itu, dia mendapatkan istri cantik yang sangat dia cintai. :)

RUMAH BELAJAR DAN KREATIFITAS SAHABAT CAHAYA
Sahabat Cahaya adalah lembaga yang konsen terhadap pengembangan pendidikan. Aktivitas kami adalah penyelenggaraan Play Group (PG) dan Taman Kanak-kanak, Pembelajaran Sains untuk anak-anak Sekolah Dasar (SD), Pelatihan dan Parenthing.

Sahabat Cahaya saat ini sedang mengembangkan metode pembelajaran sains untuk anak usia dini dengan menggunakan empat pendekatan, yaitu bernyanyi, bereksperimen, bermain dan bercerita. Kami kemas ini dalam bentuk workshop untuk guru-guru usia dini. Tim workshop sains Sahabat Cahaya telah mengisi di banyak tempat, di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Terakhir kami mengisi workshop di tiga kota/kabupaten Provinsi Jambi.

Sahabat Cahaya didirikan dan dikelola oleh Heru Widiyanto mantan Ketua Umum YISC periode 2002-2003, Rudi Darmawan dan Saya sendiri mantan ketua Dept. Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat dan Ketua Lembaga PAYISC.

Dalam berbagai kesempatan kami selalu menyampaikan bahwa didirikannya Sahabat Cahaya terinspirasi dan termotivasi karena aktivitas kami di YISC Al Azhar. Ini merupakan pengakuan begitu bermanfaatnya kami berkomunitas di YISC. Baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Itu semua karena di YISC kami menemukan saudara yang tidak mencela karena keburukannya. Sahabat yang mau berbagi walaupun tanpa kelebihan. Kawan yang saling menghargai dengan kelebihan dan kekurangannya. Iman yang tidak saling menyesatkan karena perbedaan.

Semoga kultur itu akan selalu terpelihara, sehingga semakin banyak pemuda-pemuda yang tercerahkan dan selanjutnya melakukan pemberdayaan bagi masyarakatnya. Amin

Wallahualambisawab.

Butuh Mug untuk Promosi, Bingkisan Ultah atau Koleksi Pribadi?

Salam

Warsa Tarsono

Tulisan terkait
1. PAYISC Memaknai Hidupku
2. Pengalaman Beraktivitas di YISC
3. YISC Persinggahan yang Mengasyikkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar