Selasa, 19 Januari 2010

Buku Kompilasi dan Facebook


Buat aktivis Youth Islamic Study Club (YISC) Al Azhar antara tahun 1997 sampai awal 2000an, kenal sekali dengan Buku Kompilasi. Terutama aktivis yang sering 'mangkal' di sekretariat. Buku berukuran folio, berisi berbagai celoteh pikir civitas YISC, dari yang serius sampai yang hanya berupa ungkapan kekesalan, atau pesan kepada teman lainnya di YISC.

Banyak juga teman-teman yang menulis puisi di buku itu, baik puisi cinta atau apapun. Sebagain teman yang lain ada juga yang gemar menulis syair-syair lagu dengan atau tanpa kord.

Hampir setiap civitas saat datang ke sekretariat yang pertama ditanya adalah buku kompilasi. Setelah menemukannya dia bisa hanya sekedar membaca, menulis apapun yang dia pikirkan saat itu, juga bisa mengomentari tulisan yang ada. Satu pesan atau tulisan bisa dikomentari oleh banyak orang.

Buku itu sering juga menjadi sarana klarifikasi teman-teman, ataupun sindiran-sindiran. Tak jarang kadang tulisan di kompilasi menjadi pemicu kesalahpahaman.

Pernah salah seorang pengurus menulis pesan, "sekretariat bau". Tulisan itu kemudian menjadi bola panas di sekretariat. Civitas yang sering menginap di sana tersindir, merasa dia sebagai penyebabnya. Bebagai komentar bermunculan, baik yang sepakat maupun yang tidak.

Pernah juga buku kompilasi yang masih kosong tiba-tiba menghilang, terjadilah kehebohan, menduga-duga siapa yang mengambil buku tersebut. Siapa yang sedang berkonflik dan merasa tersindir oleh tulisan di dalam buku itu menjadi 'tersangka' utamanya.

Walaupun terjadi efek-efek seperti itu, keberadaan Buku Kompilasi tetap lah positif. Berbagai gagasan sering muncul karena ada sarana untuk menuangkannya. Komunikasi menjadi terbuka dan asyik. Banyak teman mempunyai inisial yang sampai saat ini masih dikenal. Ada yang mempunyai nama brokoli, bawang merah dll. Yang paling menonjol dalam hal inisial ini adalah teman-teman yang menyebut kelompoknya bumbu dapur.

Bumbu dapur dan teman-teman yang lainnya saling berinteraksi di Buku Kompilasi. Terjadilah dinamika komunikasi yang mengasyikkan. Saling menuangkan pikirannya, curhatnya dan saling berkomentar. Ada tawa, ada canda yang membuat semakin indah kebersamaan.

Mungkin suasana seperti itulah yang saat ini kita rasakan dengan adanya Facebook. Menurutku ada beberapa sisi persamaan antara Facebook dan Buku Kompilasi. Saat ini kita di facebook membuat status dengan apapun yang ada dalam pikiran kita. Bisa rasa sedih, gembira, atau menuliskan suatu gagasan yang ingin di sharing. Di buku kompilasi kita bisa melakukan itu semua. Kita ingat tulisan Suwitno yang sering panjang-panjang, mungkin di facebook saat ini kita sebutnya menjadi note (catatan).

Ungkapan-ungkapan spontan di Buku Kompilasi, di Facebook menjadi status. Informasi lowongan pekerjaan di Buku Kompilasi, di Facebook agak mirip dengan link (tautan), dan lain-lain.

Buat saya, Buku Kompilasi masih terasa indah, facebook sedang merasakan keindahan. :D.

Saya yakin kita lebih dulu yang merasakan sesuatu yang dirasakan oleh pengguna FB saat ini.

Saya menunggu komentar, tanggapan atau kenangan tentang buku kompilasi. Mudah-mudahan bisa menumbuhkan kembali semangat persaudaraan yang dulu kita rasakan bersama. Saya sendiri saking berjubelnya kenangan terhadap Buku Kompilasi, agak kaweur menuangkannya. Silahkan teman-teman...........

NB: Buku kompilasi digagas oleh Wahyudi Palwono atau dikenal dengan Uginx. Uginx menikah dengan Teh Euis Fauziah mantan ketua pendidikan saat ketua umumnya Mba Ferly.

Salam

Warsa Tarsono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar